Bismillah....
Karena yang terindah tidak selalu tentang kamu bukan?
Bahkan tak acap kamu malah menjadi yang terburuk.***
Pagi ini sekolah Keyra sedang mengadakan pertemuan orang tua. Dan entah kenapa pertemuan kali ini para murid tidak di adakan acara khusus, seperti seminar atau apalah, agar para murid tetap produktif. Tapi saat ini mereka hanya di suruh agar datang ke sekolah sebagai absen saja.
"Kantin yu, bosen," ajak Athifa pada ketiga temannya.
Disaat mereka berjalan menuju kantin, di ujung lorong terlihat Alif yang sedang mengobrol bersama teman-temannya. Dan disaat melihat Keyra, Alif terlihat berpamitan dan berjalan menghampiri Keyra.
"Key," sapanya.
"Iya kak?" sekarang Keyra sudah terlihat biasa saja apabila Alif memanggilnya. Tentu saja karena mereka sudah sering berinteraksi.
"Ada bunda, katanya pengen ketemu sama kamu," Keyra hanya mengerutkan keningnya.
"Bisa gak?" tanya Alif memastikan. Sedangkan Keyra hanya mengalihkan pandangannya kepada teman-temannya seolah meminta bantuan, dan mereka hanya mengangguk sambil tersenyum menggoda.
"Bi-bisa kak," Jawa Keyra ragu. Keyra bukan takut pada bundanya Alif, dia bahkan sempat berkenalan dan bertemu beberapa kali sewaktu SMP. Hanya saja, sekarang itu terlalu mendadak bukan?
"Key nya di pinjem dulu yah," izin Alif pada teman-teman Keyra. Dan mereka hanya mengangguk kaku. Karena jujur saja, sebenarnya Alif itu disekolah dikenal sangat dingin, bahkan mereka baru kali ini melihat Alif tersenyum lebar dan tulus. Biasanya, seperti terpaksa.
"Key, masih inget Ghaisan?" tanya Alif pada Keyra.
"Inget," jawab Keyra dengan senyuman mengembang. Dia tahu adik Alif yang paling kecil.
"Bener kata kamu, dia makin gede makin lucu. Terus sekarang dia juga makin gendut, cuma ya untung nya dia tinggi jadi gak terlalu keliatan," jawab Alif dengan terkekeh diakhirnya.
"Oh ya? Pengen liat deh, tapikan Ghaisan gak kenal sama aku yah," jawab Keyra.
"Kata siapa, eh tau gak sekarang aku udah terbiasa main sama Ghaisan," sungguh Alif sudah sejak lama ingin menceritakan ini pada Keyra, ingin bercerita bahwa dia sudah tidak terlalu risih pada anak kecil, yah walaupun baru adiknya saja.
"Bagus dong, sama Ghifari gimana?" Alif hanya mengangkat bahunya.
"Dia kan udah gede," Ghifari adalah adik kedua Alif, hanya beda beberapa tahun dengan Alif.
"Tetep aja itu adeknya kakak," Alif hanya mengangguk dan tersenyum.
"Assalamualaikum," sapa Alif pada seorang anak yang terlihat seperti kebosanan karena di tinggal sendiri di depan kelas abang nya.
"Waalaikumsalam, Abang," jawab nya sedikit cadel.
"Bunda lama anget bang," adu Ghaisan pada Alif. Yang saat ini sudah menggendongnya.
Alif dan Keyra hanya tersenyum mendengar ucapan Ghaisan.
"Itu ta Tey yah bang?" Keyra mengerutkan keningnya. Kenapa Ghaisan bisa mengenalnya. Mereka memang sempat bertemu beberapa kali, tapi itupun saat Ghaisan kecil.
"Kak Key San," Keyra tersenyum gemas melihat Ghaisan yang tidak terima karena omongan nya di benarkan oleh abangnya.
"Ican pengen sama ta Tey," ucap Ghaisan dengan mengulurkan tangannya pada Keyra, meminta agar Keyra menggendongnya.
"Gak boleh, Isan berat, kasian kak Key nya," ucap Alif membuat Ghaisan menarik uluran tangannya dan menunduk sedih.
"Gak apa-apa kak, Key udah biasa gendong anak kecil kok kak. Sini," ucap Keyra mengulurkan tangannya pada Alif meminta agar Ghaisan diberikan padanya.
"Serius Key?" Keyra memang sudah biasa menggendong anak tante atau saudaranya yang lain.
"Sambil duduk deh, gak terlalu berat kan?" tawar Keyra mencoba meyakinkan Alif.
Disaat mereka mengobrol dengan Ghaisan yang berada di pangkuan Keyra. Tidak hentinya Keyra tertawa dan tersenyum melihat interaksi dua kakak beradik ini. Dia senang karena Alif sudah tidak seperti dulu, yang selalu merasa risih dengan kehadiran adiknya.
"Assalamualaikum, wah anak bunda lagi di gendong sama siapa tuh?" sapaan bunda Alif yang membuat Alif dan juga Keyra menoleh.
"Waalaikumsalam," jawab Alif dan Keyra. Keyra berusaha meraih tangan bunda Alif untuk mencium tangannya. Dan Alif yang melihat Keyra sedikit kesusahan langsung mengambil Ghaisan yang berada di gendongan Keyra.
"Tante, gimana kabarnya tan?" tanya Keyra sopan pada bunda Alif.
"Alhamdulillah baik, Key gimana baik juga? Udah lama gak ketemu yah," jawab bunda Alif tak kalah ramah.
"Baik juga tan," jawab Keyra dengan tersenyum.
"Jangan panggil tante, bunda aja biar sama kayak Alif yah," Keyra hanya mengerutkan keningnya lalu menoleh kepada Alif. Dan Alif hanya tersenyum.
"Oh iya tan eh bunda," bunda Alif terkekeh.
"Bunda lupa gak bawa cemilan buat Ghaisan, jadi bunda mau ke kantin, Key ikut yah biar bunda ada temen ngobrol," ucap bunda Alif membuat Keyra semakin berdegup kencang.
Keyra hanya tersenyum kaku dan menganggukkan kepalanya.
Saat sudah sampai kantin, Keyra dan bunda Alif juga Alif yang menggendong Ghaisan. Duduk di kursi yang ternyata tidak jauh dari teman-teman Keyra. Terlihat mereka terkejut lalu menunjukkan wajah menggoda Keyra. Tak terkecuali Syifa. Entah kenapa dia hari ini ikut menggoda Keyra tidak seperti biasanya.
"Abang pesenin bunda sama Key dong,"
"Eh gausah bun, Key biar pesen sendiri aja," tolak Keyra. Yang benar saja.
"Terus kalo Key sama abang pesen. Sama aja bunda gak ada temen ngobrol dong, tadi di dalem ayah nya Alif juga malah ngobrol sama orang tua lainnya," jawab bunda Alif.
"Udah Key sama aku aja," jawab Alif tanpa bertanya mau memesan apa.
"Keyra udah lama banget gak ketemu sama bunda," dan mereka berlanjut mengobrol.
"Nih makanan nya udah sampe," ucap Alif membuat kedua wanita yang sedang berbicara itu menoleh dan mengambil pesanannya. Yang membuat Keyra heran adalah, kenapa Alif bisa tahu kebiasaan Keyra memesan apa jika di kantin. Waktu SMP dan sekarang itu sudah berbeda pesanan Keyra. Kalo sewaktu SMP Keyra bisa mengerti, kalo sekarang? Bahkan mereka makan di kantin bersama saja baru kali ini.
***
Makasih:)
Jangan lupa bahagia yah
Semoga suka:)*Jangan lupa baca Al-Qur'an temen-temen 😊*
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta
Teen FictionIni perihal hati yang kini kamu anggap tak penting Yang kini kamu anggap sudah berlalu Namun rasanya aku masih saja selalu memikirkan mengapa kamu yang dahulu begitu melindungi ku kini menghilang entah kemana.yang tersisa saat ini hanya kamu yang s...