Chapter 20

111 7 1
                                    

Bismillah......

Kamu yang dahulu bukan lagi kamu
yang sekarang,
Aku yang dahulu bukan lagi aku yang sekarang, begitupun kita yang dahulu bukan lagi kita yang sekarang. Namun, semoga kita yang di masa depan dapat menjadi suatu hal yang lebih baik dengan semua perubahan kita saat ini juga kedepannya.

-unknow

***


Sudah dua minggu berjalan begitu cepat, Keyra dan juga panitia yang lain masih disibukkan dengan persiapan acara akhir tahun, dan mereka hanya mendapatkan waktu selama satu bulan untuk persiapan, yang di mulai dari dua minggu lalu.

"Key, cape?" tanya Alif saat mereka berada di perjalanan untuk mencari donasi agar bisa membantu berjalannya acara.

Mereka memang memutuskan untuk mencari donasi dari luar, namun juga tetap mendapatkan bantuan dari sekolah langsung. Tapi karena acara ini termasuk acara yang besar, jadi masih begitu banyak kebutuhan yang diperlukan.

"Sedikit," jawab Keyra pada Alif. Mereka di satu kelompok kan untuk mencari donasi. Karena memang pembagian kelompoknya sesuai dengan bidgard nya masing-masing.

"Kamu duduk dulu." perintah Alif yang langsung berlari menuju mini market di seberang jalaan, saat Keyra hendak menjawab perkataan Alif.

Keyra hanya mengerutkan keningnya lalu menghela nafasnya.

"Nih minum. Kita istirahat disini aja dulu," ucap Alif disaat sudah berada dihadapan Keyra, dengan dua botol air putih di tangannya.

"Buat Key kak?" ah rasanya Alif ingin sekali memeluk Keyra, karena tingkah Keyra yang selalu seperti ini disaat dia memberikan sesuatu.

"Hah, iya Key ya Allah," helaan nafas Alif begitu terdengar jelas. Bahkan Alif sampai memutar bola matanya, khas dia disaat merasa kesal atau bahkan gemas kepada Keyra tentunya.

"Em, makasih kak," sembari mengambil botol di tangan Alif, Keyra sudah tidak mampu untuk menyembunyikan senyumannya lagi. Oh ayolah siapa yang tidak merasa senang jika diperlukan seperti itu oleh orang yang di kagumi.

"Hm," jawab Alif singkat. Mungkin terlalu cape dan ditambah kesal dengan sikap Keyra itu.

Mereka berdua duduk di sebuah saung yang mungkin biasa di gunakan oleh ojek, atau nama lain tempat ini adalah pangkalan ojek. Tapi di pangkalan itu hanya ada mereka tidak ada tukang ojek, entah kenapa.

"Masih cape gak? Kalo masih mending kita pulang aja dulu, biar besok di lanjut. Udah kesorean juga gak enak sama abang kamu," Alif memang sudah meminta izin pada abang Keyra untuk mencari donasi berdua. Karena itu memang tugas dari organisasi kan. Sebenarnya Hamzah sempat menolak karena dia khawatir. Namun, itu saat hanya Keyra saja yang meminta izin, tapi disaat Alif berinisiatif untuk membantu Keyra meminta izin entah kenapa Hamzah mengizinkan mereka, jelas dengan beberapa syarat yang di ajukan nya. Salah satunya "tidak boleh pulang terlalu sore, apalagi sampai malam".

"Yaudah pulang aja kak, besok kita lanjut nya," jawab Keyra.

"Pulang sama siapa Key?" tanya Alif disaat mereka menuju halte untuk menunggu angkutan umum.

"Sendiri kak,"

"Aku anter ya?" tawar Alif. Bukan apa-apa dia hanya khawatir, lagi pula waktu sudah begitu sore dan rasanya tidak enak jika dia membiarkan Keyra pulang sendiri. Apalagi menggunakan angkutan umum yang terbilang tidak cukup aman.

"Eh, gausah kak, gak apa-apa Key sendiri aja," tolak halus Keyra. Sungguh hati Keyra berdetak di atas normal. "oh Allah, rasanya Key udah gak tahan," lirih Keyra dalam hati.

"Beneran?" tanya Alif memastikan.

"Iya kak, itu angkutan Key udah dateng. Key duluan kak assalamualaikum," pamit Key.

"Hati-hati, waalaikumsalam," jawab Alif berusaha untuk meyakinkan hatinya bahwa Keyra akan sampai tujuannya dengan selamat. Lebay memang namun apa boleh buat jika sudah hati yang memerintahkan.

***

Saat ini Keyra sedang merehatkan tubuh nya di kasur kesayangannya itu.

"Ah, cape banget," keluh Key.
"Semangat Key," ucap Keyra kembali dengan senyuman yang sudah menghiasi wajahnya. Selalu begitu memang. Keyra selalu menyemangati diri nya apalagi disaat seperti ini.

Keyra baru saja selesai membersihkan badannya dan mengisi perutnya. Dan sekarang Keyra sudah sangat ingin memejamkan mata nya saja. Karena lelah.

ting

Suara notifikasi membatalkan mata Keyra yang sudah hampir terpejam. Keyra beranjak untuk mengambil hp yang berada di nakas nya.

Kak Alif

Bismilah...
Keyra? Sudah sampai? Sampai jam berapa? Kamu sampai kerumah dengan selamat kan? Bagaimana Abang mu apa dia memarahimu karena pulang terlalu sore?

Oh Allah , bahkan Keyra masih begitu hafal dengan kebiasaan Alif yang satu ini. Bahwa dia akan meneror banyak pertanyaan disaat dia merasa khawatir atau bahkan ketakutan. Tanpa memikirkan bagaimana reaksi orang yang sering mendapat pertanyaan yang begitu beruntun itu. Ah Keyra rindu masa itu "Astagfirullah" lirih Keyra disaat sadar apa yang sudah di pikiran nya.

Kak Alif

Alhamdulillah semua baik-baik aja kak


Syukur kalo begitu, Keyra aku mau minta tolong boleh?


Minta tolong apa kak?


Tolong buat hitung uang donasi yang kamu pegang, biar besok bisa langsung kita setorkan ke bendahara


Oh, harusnya tidak usah meminta tolong. Karena itu sudah kewajibannya Key juga kak

Alhamdulillah terimakasih Key.

Ini yang berubah dari sosok Alif. Dulu Alif jika ingin memerintahkan atau meminta bantuan, dia tidak akan pernah bilang bahwa dia ingin meminta bantuan, tapi dia akan langsung berucap apa yang dia inginkan tanpa tahu bagaimana keadaan orang yang dia perintahkan itu. Egois memang, itu lah Alif yang dulu. Namun, Keyra sempat memberitahu Alif perihal itu. Entah Alif mendengarkan nya atau tidak. Tapi Keyra senang, sekarang Alif sudah banyak berubah dan semakin disukai banyak orang. Bahkan Keyra dengar saat ini Alif sudah dapat menguasai ilmu musik. Seperi sudah berhasil dapat memainkan piano, gitar. Dan itu adalah impian Alif sedari SMP dulu. Mengapa Keyra tahu? Jelas saja, bahkan dulu Keyra dapat kiriman beberapa Vidio yang berisi instrumen lagu. Keyra senang, namun juga sedih secara bersamaan. Keyra senang karena apa yang di impikan Alif tercapai, sedih karena bukan dia salah satu orang yang mendengar ocehan kesenangannya karena sudah mampu meraih hal yang dia inginkan. Dan bahkan Keyra mendapat kabar itu saja dari orang lain bukan dari dia secara langsung seperti dulu. Ah, sepertinya waktu memang berjalan begitu cepat hingga rasanya Keyra sudah terlalu jauh dengan Alif. "oh Allah jika memang ini bukan yang terbaik, hapus lah dia di hatiku, dan berikan yang terbaik, namun jika sebaliknya tolong tabahkan hati hamba," doa yang selalu Keyra panjatkan pada sang pemilik cinta.

***

Terimakasih:)
Maaf baru update, semoga masih ada yang menunggu cerita ini:)
Jangan kesehatan temen-temen.

Tetep
Jangan lupa baca Al-Qur'an temen-temen 😊

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang