Happy reading I hope you like itDon't forget to vote and comment
Song recommendation kaketa tsuki
.
.
.Sehabis jalan-jalan mereka pulang sambil menikmati angin sore yang menerpa wajah mereka.
"kak dua hari lagi kakak check up kan"kata jena mengingatkan jadwal check up jaemin
"iya nanti temenin kakak ya" kata jaemin
"tentu" kata jena kemudian matanya melihat seseorang yang sedang duduk di trotoar di seberang mereka dengan keadaan yang mengenaskan
"kak bukannya itu kak jeno ya temen sekelas kakak" kata jena sambil menunjuk orang yang ada di trotoar seberang
"j-jeno, yaudah kamu pulang duluan aja" kata jaemin kemudian dia pergi menghampiri jeno
Jena merasa aneh dengan jaemin tidak biasanya kakaknya itu begitu mencemaskan seseorang yang hanya sebatas teman sekelasnya. Jaemin memang pemuda yang sangat tulus baik dengan keluarganya maupun teman terdekatnya. Namun tidak untuk orang yang hanya sebatas teman sekelasnya bahkan jena tidak pernah melihat jaemin berinteraksi dengan jeno.
"j-jeno jeno kamu masih sadar kan" kata jaemin sambil menepuk-nepuk pelan pipi jeno
Jeno yang kesadarannya hampir habis hanya bergumam menanggapi jaemin
"kamu masih bisa jalan" kata jaemin
"hm" kata jeno bergumam
"yaudah ada taman di dekat sini kita kesana aja ya, nanti aku ke apotek terdekat buat beli'in kamu obat" kata jaemin kemudian memapah jeno
Jeno dapat melihat wajah jaemin yang tampak sangat khawatir dengan keadaannya. dia ingin menolak tetapi kondisinya sangat tidak memungkinkan dan Ia pun hanya pasrah.
Jaemin mendudukkan jeno di kursi taman
"jeno kamu tunggu disini sebentar ya aku mau ke apotek dulu beli'in kamu obat" kata jaemin kemudian pergi ke apotek
Jaemin berlari secepat yang dia bisa. Dia sangat khawatir dengan keadaan jeno wajah lelaki itu dipenuhi lebam dan banyak luka lecet di tangan dan kakinya.
" jeno tahan sedikit yang mungkin ini agak sedikit perih" kata jaemin kemudian dia membersihkan luka jeno dengan air mineral, mengoleskan obat antibiotik, menempelkan plester luka pada lebam-lebam yang ada di wajah jeno, dan menempelkan plester luka dan memakaikan perban pada luka yang agak parah di tangan dan kaki jeno.
"jeno sudah selesai kamu bisa pulang sendiri kan atau mau aku panggilkan taksi" kata jaemin
"panggilin taksi aja" kata jeno
"baiklah" kemudian jaemin memanggilkan taksi untuk jeno
"jaemin gue tau selama ini lo yang ngasih gue bekal dan gue minta setelah ini lo gak usah lagi ngasih gue bekal karna itu percuma" kata jeno menghentikan pergerakan jaemin
" dan walaupun lo udah nolongin gue, gue harap setelah ini lo jangan sok deket sama gue" kata jeno kemudian masuk ke dalam taksi
"jeno aku gak papa saat kamu cuek sama aku dan gapernah menerima pemberian aku. Tapi aku hanya minta sama kamu tolong jangan minta aku buat ngejauhin kamu" kata jaemin tersenyum sambil berusaha membantu jeno mamasuki taksi
Setelah mengatakan alamatnya kepada sopir taksi jeno merenungkan perlakuan jaemin tadi. Bagaimana bisa orang yang selama ini tidak pernah dihiraukannya tampak sangat khawatir dengan keadaannya.
Jeno benar-benar tidak habis pikir bagaimana mungkin ada orang seperti jaemin? Baru kali ini dia menemukan ada orang yang rela diperlakukan seperti itu olehnya.
Jeno semakin penasaran apa alasan jaemin sampai dia rela diperlakukan seperti itu olehnya.
***
Saat jaemin pulang keadaan rumah sangat gelap hanya dapur dan kamar jena yang lampunya menyala.
"Berarti orang tuanya belum pulang" batin jaemin
Jaemin masuk ke dalam kamarnya dia mulai merapikan kamarnya yang sedikit berantakan karena tadi pagi dia terburu-buru jadi tidak sempat untuk merapikan kamarnya kemudian mandi dan pergi ke dapur untuk memasak makan malam karena dia tau bahwa adiknya itu pasti belum makan malam karena jena sangat payah dalam urusan dapur.
"masak apa ya" kata jaemin sambil memeriksa bahan-bahan yang ada di kulkasakhirnya jaemin memutuskan untuk memasak pasta udang karena menu tersebut cukup simple karena badannya sudah lelah dan perutnya juga sudah lapar.
Setelah 20 menit masakan jaemin pun matang dia pun memangil adiknya untuk makan malam.
"dek ayo makan dulu" kata jaemin di depan pintu kamar jena
"iya kak" kata jena
Kedua bersaudara itu makan tanpa bersuara karena di keluarga mereka sangat menjunjung tinggi etika.
Setelah selesai makan dan cuci piring jena tetap duduk di meja makan. Padahal biasanya adiknya itu langsung pergi ke kamarnya.
"ada yang mau kamu bicarakan" kata jaemin sambil menatap adiknya itu
"ya aku penasaran dengan kak jeno, tidak biasanya kakak sebegitu peduli dengan orang yang tidak terlalu dekat dengan kakak karena ya setauku aku tidak pernah melihat kakak berinteraksi dengan kak jeno, kalau boleh tau ada hubungan apa kakak dengan kak jeno" kata jena santai
Tubuh jaemin menegang dia tidak tau harus bilang apa karena adiknya itu termasuk orang yang sangat peka.
Adiknya itu memang belum mengetahui bahwa jaemin menaruh hati pada pemuda itu.
Apakah jaemin harus memberitau adiknya itu. Jujur jaemin belum siap melihat reaksi adiknya itu jika jaemin menceritakan semuanya.
"ekhm anu a-aku jujur aku belum siap untuk mengatakan ini" kata jaemin gugup bahkan dia tidak berani menatap adiknya itu
"jujur selama beberapa bulan belakangan ini aku merasa sedikit aneh dengan tingkah kakak. Jadi katakan saja aku siap mendengar semuanya bahkan jika yang kudengar adalah hal yang tidak pernah kuduga sebelumnya" kata jena
"baiklah aku akan jujur kepadamu bahwa orientasiku sudah tidak lurus" kata jaemin pelan
"dan aku menyukai jeno" kata jaemin pelan sambil menunduk sampai dia tidak sadar bahwa ada orang yang mendengar semuanya selain mereka berdua.
Prang
Mereka berdua kaget ketika terdengar suara benda jatuh
***
Tbc!!!
Don't forget to vote and commentMenurut kalian gimana part ini?
Atau kalian punya pesan buat aku/jeno/jaemin?
//plak ngarepVote dan komen dong biar akunya semangat update.
Makasih buat yang udah vote dan comment itu semua sangat berarti buat aku.
I love you guys💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Nebulous [Nomin]✅
Fanfic[Complete] ~𝒋𝒂𝒆𝒎𝒊𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒉𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒐𝒓𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒂𝒊𝒏. 𝒏𝒂𝒎𝒖𝒏, 𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒃𝒂𝒈𝒊 𝒍𝒆𝒆 𝒋𝒆𝒏𝒐~ BxB area🚫 bagi homophobia dilarang mendekat🚫 no🔞