(01) . kedai biru

235 40 9
                                        

      BUMANTARA mengabu, ia sibuk mengeluarkan tangisnya ke bumi. Kama tak suka hujan, karena hujan ia harus menetap di kedai ini. Namanya kedai Biru. Tidak tau apa tujuan sang pemilik menamainya begitu. Kama benci kedai ini, karena tempat ini mengingatkannya akan satu orang gadis yang pernah ia sayangi, bahkan masih.

      Namun alam raya kali ini berperan jahat pada cerita Kama dan gadisnya itu. Ceritanya tak berakhir baik. Dan Kama masih disini, terjebak akan ruang perasaannya sendiri.

      Kama sang penebar tawa, namun didalam hatinya menyimpan luka yang sayangnya masih menganga. Ia tak pernah berniat mengobati, ia hanya terus membohongi diri sendiri.

      “Ini pesanannya mas.” ujar pelayan entah namanya siapa.

      Kedai Biru masih sama seperti terakhir kali ia lihat, terletak di sudut kota dengan interior sederhana namun bermakna.

      Green tea latte tersaji didepan matanya. Bahkan, kesukaan gadisnya masih ia hafal diluar kepala. Kama tak suka green tea, rasanya seperti meminum daun, namun tadi lidahnya bergerak sendiri memesan minuman ini.

      Kama mengusap wajahnya kasar, ia yang membuat dirinya seperti ini. Sudah beberapa kali ia diingatkan oleh teman-temannya.

      “Kalau jatuh, ya bangkit, Kama. Jangan malah memelihara layaknya penyakit.”

      Benar. Seharusnya ia bangkit. Tentu saja. Kama melamun kearah pintu kedai. Berharap dari sana muncul satu gadis yang ia rindukan. Lagi-lagi Kama mengusap wajahnya kasar.

Ayo Kama! Bangkit!

      Kama membuka laptopnya yang menganggur sedari tadi. Bingung, ingin melakukan apa. Kama diam lagi. Sampai suara tak asing membuatnya semakin diam tak bergeming.

      “Permisi, green tea latte ini boleh untukku? Aku tau kamu tidak menyukainya. Saya akan ganti dengan segelas americano, bagaimana?”

      Katanya begitu.

Alam raya, apa-apaan!

      Baik. Ayo! Kama ceritakan hari-hari remajanya dengan gadis didepannya ini. Dengan lagu one only milik pamungkas yang harus terus diulangi.

Jumpa lagi di Espoir series dengan cerita patah hati juga harapan yang berbeda lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumpa lagi di Espoir series dengan cerita patah hati juga harapan yang berbeda lagi.

Hope u like it!!

ii. meluruh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang