(07) . tuan hujan

49 22 9
                                    

      MENDENGAR ucapan terakhir Kama, tangan Sava memukul kepala pemuda itu untuk yang kedua kalinya. Makin gak waras.

      “Minumanmu kadaluwarsa deh kayaknya,” ujar Sava setelah memukul Kama.

      “Apaan, orang masih lama.”

      “Tapi kok otakmu pindah ke mata kaki, sih, setelah minum itu.”

      “Sialan!” gantian Kama yang mengumpat.

      “Ngajak pacaran kayak ngajak main aja.”

      Kama menaik-turunkan alisnya, “Jadi, eneng mau yang romantis?”

      Salting lagi, kan. Sava segera beranjak dari tempat duduknya melangkah pergi. Kama semakin aneh. Atau dia saja yang takut ketahuan salting lagi?

      “Heh! Tungguin saya!”



      HUJAN. Setelah dari minimarket tadi bukannya pulang malah kelayapan. Karena, tangisan bumi yang semakin deras, mereka berdua menepi di gazebo taman komplek. Ini salah sang gadis. Tadi, sudah Kama ajak pulang, tapi menolak. Walau dalam hati berujar senang, karena bisa berdua lebih lama.

      “Main hujan?”

      Tawaran Kama langsung dihadiahi delikan. Beneran gak waras ni orang satu.

      “Ngawur, udah gelap ini.”

      Memang benar, saat ini sudah waktunya nona bulan yang menyinari alam raya. Walau sekarang keberadaannya ditutupi awan hitam.

      “Terus kita ngapain?”

      “Ngepel. Ya nunggu hujan reda lah!”

      Jawaban ngegas sang gadis yang dibalas kekehan kecil oleh lawannya.

      “Saya dengernya ngapel.”

      Ucapan Kama dihadiahi delikan lagi.

      Wajah Sava saat marah-marah itu selalu menjadi candu buat Kama.

      Bucin ya? Kalau bucin sama Sava mah gak papa.

      Lihat, gadisnya masih mengomel tanpa sadar bahwa Kama sedang menatapnya lamat-lamat. Kalau begini terus, pasti nona bulan tak akan terlihat. Malu soalnya. Ia kalah anggun dengan gadis dihadapannya.

      “Va, tadi ajakan pacaran itu beneran. Tapi, gak menerima penolakan,”

      Kama terkekeh pelan. Menikmati keterkejutan gadisnya. Sudah resmi gadisnya. Karena, Kama benar-benar tak menerima penolakan.

      “Kalau kamu nolak berarti kita hujan-hujanan. Lari-larian gitu, indiaan.”

Kalau udah sinting, mau ngapain aja tetep aja sinting!

Kalau udah sinting, mau ngapain aja tetep aja sinting!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

nct 2020.....
rasanya seperti anda menjadi ironmen

ii. meluruh Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang