#28 Parents

229 28 8
                                    

"Will you marry me?"

Minju hanya terpaku melihat Mark.

"Kaki aku udah sakit loh sayaaang.."

Minju tersenyum lebar,

"Yes!"

Mark kemudian berdiri dan diikuti pelukan hangat Minju.

"Mulai sekarang kamu tunangan aku Minju. Jangan coba-coba ke lain hati."

"Ehehehe, iyaaa kak."

"Tapi kamu bisa nunggu kan?"

"Apanya kak?" tanya Minju sambil melepas pelukannya

"Ga mungkin kita nikah di umur yang terlalu muda kayak gini. Maksimal sampai aku udah 28 tahun?"

"Kalau kakak 28, berarti aku 26 dong?"

"Iya. Tiga tahun lagi. Bisa kan?"

"Yaudah deh. Aku juga harus dapat pekerjaan dulu."

"Iyaaaa sayaaang..." kata Mark sambil mengacak puncak kepala Minju kesayangannya

Mark menggenggam tangan Minju, membawanya hingga sejajar dengan dadanya, memasangkan cincin tersebut dan mengecup punggung tangan Minju dengan lembut.

"M&M?" tanya Minju saat menyadari bagian dalam cincin itu terdapat inisal tersebut

"Iya. Mark and Minju, right?"

Minju hanya tertawa kecil dan kembali memeluk Mark. Namun kali ini Mark tidak membalas pelukan hangatnya dan membuat Minju heran. Minju melepas pelukannya dan menatap Mark.

"..."

"Mandi gih." kata Mark mengejek

"Kak!"

Kemudian mereka saling kejar-kejaran ala Tom and Jerry.

***

Minju Pov

Waktu nunjukkin udah jam 15.00. Gua sama Kak Mark akhirnya sampai di rumah. Kita heran aja, rumah keliatan.......... sepi.

Kita saling menukar pandang tanda kita heran dengan semua ini. Kita akhirnya mutusin buat masuk ke rumah- Kak Mark lebih tepatnya.

Pas Kak Mark bukain pintunya,

BOOM!!

Suara conveti yang mengagetkan kita.

"Congratulations Bro!!" teriak Felix

"Selamat Injuku sayaaang!" seru Iren

Felix maupun Iren sedang memegang conveti dan berdiri di sisi kiri maupun kanan pintu. Diikuti dengan Tante Han dan Bunda di belakang mereka.

"Udah engaged aje lu." kata Felix sambil noyor kepala gua

Emang pengen gua sablak kepalanya pake jurusnya Si Naruto.

"Selamat cayangku!" Iren yang meluk gua ampe hampir habis nafas

"Kalian rayain kayak gini, emang tahu kalau gua diterima?" tanya Kak Mark

Semua dibuat mati kata dan mati gaya. Mereka tidak tahu ingin berkata apa. Mereka mengira Kak Mark sudah gua tolak. Yakali gua tolak? Hehehe

"Ya emang gua diterima. Hahaha" tambah Kak Mark sambil ngejek mereka

"Kamu ini! Mama kira kamu ditolak loh.." kesal Tante Han sambil memukul tangan Kak Mark

"Ga lah ma.. Mana bisa Inju nolak Kak Mark?" kata Iren sambil nyenggol tangan gua

"Emang adek gua yang tahu banget." tambah Kak Mark

"Cih." gua cuma mutar bola mata malas

Gua samperin bunda tercinta gua dan ngajak beliau ke halaman belakang untuk mengobrol.

"Bun.."

"Iya sayang?"

"Bunda udah tahu rencana Kak Mark?"

"Malam itu, sebelum ngajak kamu ke villa, Den Mark ngomong sama bunda dan ayah buat minta izin."

Flashback On

Author Pov

Saat acara ulang tahun sedang berlangsung, Mark memberanikan diri untuk melangkah maju membicarakan niatnya dengan sang ayah dan bunda Minju.

"Om, tante.. Ada yang ingin saya bicarakan, boleh?"

Bunda melihat ayah sejenak dan keduanya mengangguki permintaan Mark. Akhirnya dia mengajak kedua orang tua Minju ke ruang keluarga di rumah kediaman Soetrisno.

"Ayo Mark! Be a gentleman!" batin Mark

Melihat mata kedua orang tua di depannya ini sempat membuatnya gentar dan tidak yakin. Namun dengan mengingat Minju, dia mendapatkan keberaniannya kembali.

"Ekhm..."

Mark mengambil nafas panjang dan menghembuskannya kembali.

"Ada apa den?"

"Sehabis acara ulang tahun, saya ingin mengajak Minju ke salah satu villa yang sudah saya beli. Dan saya..."

"C'mon Mark!" batinnya lagi

"Saya ingin melamar anak om dan tante, Minju."

Kedua orang tua Minju tentu saja terkejut. Tante Mona menatap Mark dengan senyuman, namun berbeda dengan Om Bayu. Beliau hanya melihat Mark tanpa ekspresi apapun. Hal ini yang membuat Mark semakin nerveous.

"Kalau saya tidak mau?" tanya Om Bayu tiba-tiba

Mark maupun Tante Mona mengalihkan pandangan mereka ke Om Bayu secara bersamaan.

"Kalau memang kamu mencintai anak saya, mengapa harus menyakitinya? Kamu lelaki pertama yang menyakiti hatinya. Saya? Tidak pernah." tambah beliau lagi

"Maafkan saya om. Saya tahu saya salah. Saya egois. Saya tidak memperdulikan perasaan Minju. Namun saya memang mencintai Minju, hanya saja cara saya yang salah. Kalau memang om tidak setuju, saya akan menunggu."

Flashback Off

"Trus bun?"

"Yaa.. Ayah setuju. Karena Den Mark sudah memberanikan diri untuk menghadapi ayah."

Minju kemudian memeluk bunda tanda senang.

"Yang terpenting sekarang, kamu harus bahagia sayang.." kata bunda

.


.


.

Maap dikit aja..

Hehe

.

.

.

SILAHKAN KOMEN BUAT MASUKAN YAH TEMAN-TEMAN!

JANGAN LUPA VOTE!!

THANK YOU GUYS~<3

The Life Changer | Mark Lee✔️(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang