#22 Menemani atau Ditemani?

245 30 7
                                    

"Ikut saya."

"Baik bu."

Minju tidak mampu berjalan. Dia berhenti sejenak, saat ingin melangkahkan kakinya lagi, Mark langsung menggendong Minju ala bridal style.

"Ga usah sok kuat." dengan lembut Mark berbisik di telinga Minju.

Sudah pasti, semua mata tertuju pada mereka. Taeyong dan Yuta yang melihat hal itu langsung melakukan high five sebagai tanda keberhasilan mereka.

Minju juga sangat terkejut dengan tindakan Mark. Dia hanya menatap Mark, blushing dan tentu saja jantungnya yang sudah berdegub kencang layaknya pembalap.

"Udah lama gua ga ngerasa kaya gini" batin Minju

"Udah aku bilang kan, jangan pernah blushing di depan umum. Ntar banyak yang jatuh cinta."

Minju just freeze.

"Maaf bu. Tapi saya akan membawa Minju untuk menenangkan dia. Permisi."

Mark kemudian membawa Minju pergi dari situ.

"Waahh.. Lo liat ga? Dia lebih milih Minju loh." bisik salah satu staff

"Eumm.. So sweet banget! Mau dong digituin :)" bisik staff lainnya

"Mereka cocok yah?.." bisik staff lainnya lagi

Mendengar jiwa lambeh turah para staff membuat Vanya semakin geram. Dia pikir, usahanya sudah sia-sia. Akhirnya dia pergi meninggalkan tempat siaran dengan hentakan kaki yang cukup membuat sekitarnya terkejut.

***

Mark kemudian melepas Minju dari dekapannya saat tiba di ruang latihan yang sedang sepi.

"Kamu ga boleh biarin Vanya perlakuin kamu kaya gitu."

Minju merasa sedikit marah dengan pernyataan Mark.

"Kenapa gini? Kenapa ga dari dulu jaga gua?" batin Minju kesal

"Bukan urusan kakak."

"Iya, sama-sama loh."

"Permisi-"

Saat Minju hendak ingin beranjak dari situ, Mark menarik tangannya. Membawa Minju kembali ke depannya.

"Kamu harus bisa jaga diri."

"Ck! Udah gua bilang kan, bukan urusan kakak."

"Aku ga bisa liat kamu diginiin. Kamu-"

"Mau kakak apa sih? Huh? Kenapa gini? Kenapa tiba-tiba labil? Gua bukan siapa-siapanya kakak. Kakak juga bukan siapa-siapanya gua. Tolong jangan mencampuri urusan gua lagi. There's no reason for us to protect each other anymore."

Minju kemudian pergi meninggalkan Mark. Memang tindakan tadi merupakan ulah otaknya yang sangat menentang hatinya. Secara logis, apa yang dilakukannya tadi sudah sangat benar. Namun di hati kecilnya, dia benar-benar merasa kehilangan.

Tidak disadari, Minju berjalan sambil meneteskan air matanya. Dia sudah lelah mengeluarkan air mata. Rasanya dia telah kehabisan stok air mata hanya karena Mark.

***

18.30 sebelum pulang, Minju menuju ruang kerja Vanya.

The Life Changer | Mark Lee✔️(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang