Part 4

27 6 0
                                    

Sebelumnya saya minta maaf buat kalian-kalian yang udah nunggu lama lanjutan cerita ini.

Tapi makasih banget lho buat kalian yang setia nunggu meski saya lama update-nya.

Sekali lagi makasih buat kalian...

Happy reading!
.
.
.
.

SMA Bhakti Nusa, tempat yang semula sunyi senyap kini dipenuhi oleh lautan manusia yang siap untuk  menuntut ilmu. Suara bising kendaraan dan suara tawa para pelajar bersatu padu menyelimuti suasana pagi itu. Terlihat para pelajar sudah siap dengan seragam yang rapi dan tas di pundaknya memasuki kawasan sekolah.

Di lain tempat, disalah satu kelas-X IPA 2-para murid baru mulai memilih tempat duduk, mereka berlomba mendapatkan bangku di barisan paling depan. Suasana di kelas ini pun tidak terlalu canggung dan terbilang cukup nyaman bagi para murid yang baru mengenal beberapa menit lalu.

Sama halnya dengan seorang gadis berkuncir kuda itu, ia terlihat sangat akrab dengan teman yang baru dikenalnya. Ia adalah Siswi, manusia ramah yang mampu  membuat orang lain terpana dengan pesonanya, insting kuat yang diturunkan oleh nenek moyangnya ternyata mampu membuat dirinya dengan mudah mendapatkan seorang teman.

Jam telah menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh lima menit, upacara bendera yang dibarengi upacara penyambutan murid baru akan segera dilaksanakan. Akan tetapi orang yang ditunggu-tunggu belum juga menampakkan batang hidungnya. Sampai suara langkah sepatu yang terkesan terburu-buru terdengar memasuki kelas tersebut.

Terlihat seorang perempuan berperawakan tinggi-Zakiyyah- mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru kelas ketika berhasil memasuki area X IPA 2, mencari tempat kosong yang bisa ia tempati selama pelajaran berlangsung.

Ah mampus, duduk di belakang gue. Kesalnya dalam hati ketika melihat hanya di barisan paling belakang yang masih kosong.

“Oh, Kalisha. Lo baru dateng?” tanya Zakiyyah ketika mendapati kehadiran perempuan bersurai sebahu di sampingnya.

“Iya nih, kesiangan gue. Gimana udah dapet bangkunya?” Tanya perempuan bernama Kalisha itu.

“Udah sih, tapi di belakang gimana dong?”

“Ah, males gue di belakang.” Gumam Kalisha walaupun masih bisa terdengar oleh Zakiyyah.

“Tapi cuman bagian belakang yang kosong.” Jelas Zakiyyah, lagi.

“Ya udah, yuk. Daripada gak kebagian tempat.” Pasrah Kalisha ketika melihat hanya bagian belakang saja yang masih kosong.

Akhirnya mereka menempati bangku terakhir, ini merupakan pengalaman buruk untuk Zakiyyah. Pasalnya dari SD ia selalu berada di bangku barisan pertama, paling mentok pun dia berada di bangku kedua. Ia takut tak bisa fokus belajar, tapi sekarang apa boleh buat. Sama halnya dengan Zakiyyah ternyata Kalisha pun sama, buat dia ini adalah pengalaman pertamanya, namun ia tak ambil pusing dan menerima kenyataan yang ia dapat.

“Eh itu Sisi kan.” Tunjuk Zakiyyah pada Siswi. Ia pun mendekati Siswi yang tengah sibuk berbincang dengan temannya.

“Sisi, gila lo udah di depan aja. Kalo tau gitu gue nitip meja sama lo,”

“Eh, Kiyyah. Iya, sengaja gue dateng subuh biar dapet baris pertama.”

“Gila, kayak anak SD lo datang subuh buat dapet barisan pertama. Tukeran yuk, lo duduk di belakang gue di depan.” Pinta Kiyyah yang pasti akan ditolak mentah-mentah oleh Siswi.

“Apaan. Gak ah, Lo sih tau sekarang tahun ajaran baru malah datang kesiangan.” Katanya menolak tawaran Zakiyyah.

“Oh iya, Kalisha udah dateng?” Lanjut Siswi.

EUPHONYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang