Part 10

44 6 0
                                    

Happy Reading!
.
.
.
.

Suara dering telepon dari saku menghentikan lengkingan tawa yang dilontarkan seorang laki-laki yang tengah bercanda ria dengan temannya. Ia pun merogoh sakunya. Nama 'Kalisha' terpampang jelas di hadapannya saat ia hendak mengangkat panggilan tersebut.

Ia pun langsung mengangkat panggilan itu. Belum sempat bicara, Kalisha langsung memotong perkataannya.

'Sisi pingsan, cepetan ke belakang sekolah!'

Mendengar ucapan Kalisha laki-laki itu pun langsung bangkit dari kursinya dan berlari keluar kelas.

"Woi Abyan, mau kemana lo?" Teriak Agus yang tidak digubris oleh laki-laki itu yang ternyata Abyan Dulkhan Wirata.

Sesampainya di belakang sekolah dan menemukan orang yang tengah dicarinya, dia pun langsung menghampiri mereka.

"Kenapa bisa pingsan?" Tanyanya setelah sampai di samping Siswi.

"Di tonjok sama cewek nyinyir." Jawab Zakiyyah kesal campur marah.

Abyan mengerutkan dahinya, dia beralih pada Kalisha, "Siapa?" Tanyanya lagi.

"Cita" jawab Kalisha singkat, "Udah cepetan bawa Sisi ke UKS." Lanjut Kalisha khawatir sambil menahan tangisnya.

***

Di ruangan yang seluruhnya bercat putih itu terbaring seorang gadis yang sedang ditemani kedua sahabatnya.

"Sisi lo udah bangun?!" Seru Kalisha langsung memeluk Siswi yang baru bangun. Dia terisak pelan dipelukan Siswi, bersyukur sahabatnya telah sadar. Berbeda dengan Zakiyyah, dia malah teriak sambil marah-marah.

"Kenapa lo tadi gak diem aja sih?!"

"Biarin gue yang kena tonjok. Lo gak usah nolongin gue!"

"Seenggaknya gue masih bisa lawan dia!"

"Udah tau lo gak bisa lawan, malah nekat nyamperin!"

"Jangan ngorbanin diri lo buat gue!"

"Gue kuat, gue bisa ngadepin dia!"

Kalisha geram mendengar semua teriakan Zakiyyah. Dia melepas pelukannya pada Siswi.

"Diem! Udah tau Sisi baru sadar, lo malah teriak-teriak gak jelas!" Serunya pada Zakiyyah masih dengan isakannya.

Zakiyyah terdiam. Dia berbalik memunggungi mereka berdua, "Hiks...bego lo! Hiks..." Seru Zakiyyah lagi sambil menangis.

Siswi yang melihat mereka berdua menangis hanya diam dan menatapnya tak berkedip. Hening beberapa saat sebelum suara tawa seseorang pecah yang disusul oleh tawa Siswi.

"Lo berdua lebay banget." Ucap seseorang masih dengan sisa tawanya. Dia menaruh tiga tas dibrankar tempat Siswi tadi tidur.

"Ahahaha....Bener Dul, mereka lucu banget." timpal Siswi.

Zakiyyah dan Kalisha menggeram pelan. "Gak lucu!" Seru mereka bersamaan.

"Iya-iya maaf." Ucap Siswi. "Lagian gak usah sampe segitunya juga kali. Gue gak papa." Lanjutnya lalu turun dari brankar menghampiri mereka berdua.

"Tapi makasih udah khawatirin gue." Ucap Siswi tulus sambil memeluk mereka. Kalisha dan Zakiyyah berpandangan dalam pelukan Siswi, lalu mereka tersenyum dan membalas pelukan Siswi.

"Ekhem...Gue boleh ikutan gak?" Tanya Abdul santai yang dibalas pelototan oleh Kalisha dan Zakiyyah.

Siswi mengurai pelukannya lalu berbalik menghadap Abdul. "Boleh." Ucapnya tak kalah santai.

EUPHONYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang