• Kalisha •

47 8 0
                                    


Sorot cahaya matahari menyelusup diantara celah jendela yang belum sepenuhnya terbuka. Cuaca yang begitu cerah seolah memaksaku untuk bangun meninggalkan kasur tercintaku. Namun, rasa hangat dari sorot matahari seakan menina-bobokanku untuk kembali tenggelam dalam tidurku. Sampai sebuah suara datang menarikku bangun.

Ceklek...

"Lisha, bangun sayang... udah pagi," ujar Mamah yang baru masuk sambil menyingkap gorden.

'Silau'

Dengan sempurna, cahaya matahari masuk ke dalam kamarku. Tapi jiwa-jiwa rebahanku kembali kambuh. Ku tarik selimut menutupi seluruh tubuhku, menjadikannya tameng dari ocehan Mamah yang sebentar lagi akan dimulai.

"Apaan sih Ma... masih subuh juga." Jawabku asal dengan suara khas bangun tidur.

"Kamu itu, subuh dari mananya. Cepet bangun, kalau gak mau kelaparan."

"Ah, Mamah, ganggu aku aja. Sepuluh menit lagi Ma." Ujarku masih memejamkan mata.

Mamah hanya menggeleng pelan, heran dengan kelakuan putrinya yang sangat malas ini.

"Sepuluh menit dari hongkong. Bilangnya sepuluh menit, eh tau nya sepuluh jam."

"..."

"Kamu itu kebiasaan ya! Cepet bangun, kita makan."

Selepasnya Mamah keluar, aku kembali melanjutkan hobiku, memang rebahan itu nikmat hakiki yang tak akan pernah terganti dengan apapun.

Mataku perlahan menutup, dunia mimpiku sebentar lagi tercapai, menemui pria idamanku, berkencan dengannya dan menghabiskan waktuku bersamanya. Ah, indah sekali dunia haluku. Sampai....

Brakk!

"Ahhkkk tidaak, hilang mimpi gue!!"

"Woy kebo, bangun lo."

"Apaan sih Bang. Ganggu gue mulu, gagal kan jadinya gue ketemu my love."

"My love pantat lo, si Juan punya pacar tau rasa lo."

"Gak! Kak Juan gak akan pernah punya pacar. Kak Juan kan sukanya sama dedek Kalisha yang cantik dan imut."

"Halu teruuus, kebanyakan baca wattpad lo. Sebenernya lo adik siapa sih, kayaknya lo aja yang otaknya miring dikeluarga ini."

Kak Arka memandangku dengan tatapan menjijikan, abang laknat ni. Bukanya dukung adeknya malah mencaci-maki, kan sakit hati dedek Kalisha.

"Bangun gak lo." Kata Kak Arka sambil menarik kakiku. Menggusurku dari atas ranjang.

"Lepasin gak, gila ya lo. Bang lepa----."

Dukk

"Akkh, kepala gue!" Jeritku ketika kepalaku dengan mulus mendarat ke samping ranjang.

"Maaf." Kak Arka melepaskan kakiku, tersenyum bodoh lalu lari keluar dari kamar.

"Dasar Abang laknat. Awas ya lo!"

Aku bergegas bangun, mengejar manusia penganggu yang telah menggagalkanku bertemu sang pujaan hati.

Aku berlari menuruni tangga. Mengejar Kakakku untuk melakukan balas dendam. Mengitari ruang keluarga.

"Sini ga lo! Abang!" Teriakku sekeras mungkin, sampai keributan ini dihentikan oleh Mamahku.

"Kalian itu, udah gede masih aja kayak anak TK."

Aku yang menyadari kehadiran mamah, langsung menghambur kepelukannya. " Mamah, Bang Arka ni mah ganggu Kalisha tidur."

"Kamu juga, bukannya bantuin mamah malah tidur, dasar kebo." Ujar Mamah sambil mencubit hidungku.

"Ahh, Mamah." Kataku kecewa sambil melepaskan pelukanku.

"Rasain lo kebo." Ledek Kakakku.

"Awas ya lo, tunggu tanggal mainnya."

"Udah-udah, jangan ribut mulu. Cepet ke ruang makan, kita sarapan."

Setelah sesampainya di ruang makan, aku langsung menyantap semua hidangan yang ada di meja. Begitu pun dengan keluargaku mereka melahap semua hidangan dengan tenang, tapi tidak dengan manusia laknat tadi.

Kak Arka masih saja menggodaku, mencoba membuatku marah. Menyebalkan memang, tapi suasana inilah yang akan ku rindukan, saat-saat dimana kami bercanda ria, saat-saat kami bertengkar layaknya seekor singa dan macan yang memperebutkan mangsanya, dan aku suka itu. Bagaimanapun keadaannya aku sangat menyayangi keluargaku.

Dan, sebelum kalian mengetahui tentangku lebih dalam, lebih baik kalian kenalan dulu denganku. Maka dari itu perkenalkanlah Kalisha Hadramurat, seorang wanita idaman Kak Juan---ngarep---yang cantiknya melebihi Bae Suzy.

Mamahku melahirkan tiga orang anak. Yang pertama, si manusia laknat Arka Hadramurat. Yang kedua aku. Dan yang terakhir si bongsor Azka Hadramurat. Sampai saat ini orangtuaku masih lengkap, keluarga kami masih menjadi keluarga sederhana yang harmonis.

Sepertinya, hanya itu yang bisa aku perkenalkan. Tapi bukan berarti kisahku akan berakhir sampai di sini. Masih banyak kata yang dapat ku tuangkan, bahkan buku setebal kamus pun tidak dapat mengisahkan hidupku dengan detail.

Oke, cukup sekian dan terima kasih.
Salam hangat dari kembaran Bae Suzy. Bye.

_Cocodemare_
3 April 2020

EUPHONYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang