PART 4

6 2 0
                                    

SEHUN HOME, 2025

Sena telah tertidur dikamarnya, Sehun melamun diruang tamu rumahnya. Sehun memikirkan Sena.

Selama ini, Sena selalu terlihat baik-baik saja dan selalu terlihat bahagia di depan nya.

Namun, akhir-akhir ini Sehun secara tidak sengaja sering menangkap basah Sena berbicara pada foto Nara yang diletakkan disamping tempat tidurnya saat Sehun ingin memasuki kamar Sena.

Satu hal yang baru Sehun sadari, Sena juga tidak pernah menanyakan perihal Nara kepada Sehun. Hanya Sehun sendiri lah yang selalu menceritakan bagaimana sosok Nara pada Sena.

Sehun merasa Sena menyembunyikan keingintahuaanya akan sosok Ibunya demi menjaga perasaannya.

Seperti hari ini, Sehun tahu Sena iri terhadap teman-temannya yang pulang bersama ibunya. Sena pasti ingin merasakan hal-hal seperti itu juga. Tetapi, saat Sena sadar akan kehadiran Sehun gadis kecilnya itu merubah raut muka yang awalnya sedih menjadi ceria seakan Sena tidak ingin Sehun mengetahui jika dia merindukan ibunya.

Sehun memijit kepalanya yang tiba-tiba sakit karena memikirkan Sena.

“Apa yang kau pikirkan nak?” ucap Ibu Sehun keluar dari kamar Sena lalu menghampiri Sehun yang sedang melamun.

“Ah ibu, aku hanya memikirkan pekerjaanku dikantor” ucap Sehun berbohong

Ibu Sehun menatap Sehun
“Kau tidak bisa membohongi ibu Oh Sehun. Ingat aku ini Ibumu. Ibu tahu kau sedang berbohong” ucap Ibu Sehun masih menatap Sehun

Sehun tersenyum “Astaga, aku tertangkap basah” ucap Sehun

“Sekarang katakan pada Ibu, apa yang sedang kau pikirkan hingga membuat kepalamu sakit?” ucap Ibu Sehun sambil mengelus kepala Sehun

“Sena ibu, aku memikirkan Sena” ucap Sehun dan menceritakan kejadian hari ini serta pemikirannya mengenai Sena yang tidak ingin membuat Sehun sedih.

Ibu Sehun menyimak cerita Sehun dan menghela nafas

“Bukan kah ibu sudah katakan berulang kali? Ibu rasa kau harus mencari pengganti Nara. Sena membutuhkan sosok seorang Ibu. Apa kau tidak kasian melihat cucu kesayangan Ibu yang terus berusaha menahan kesedihannya didepan ayahnya, agar ayahnya selalu beranggapan putri kecilnya bahagia? Ibu mohon kali ini jangan egois Sehun” ucap ibu Sehun sambil menatap mata Sehun
Sehun hanya terdiam.

Hingga saat ini Sehun belum mencari pengganti Nara karena Sehun masih sangat mencintai Nara. Sehun yakin, Sehun bisa menjadi sosok Ayah dan Ibu bagi Sena.

“Dan aku juga sudah berulang kali mengatakan pada Ibu, aku bisa membesarkan Sena sendiri. Ini hanya butuh waktu Ibu. Sena akan mengerti dengan keputusanku, aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan yang terbaik untuk Sena. Sena mempunyai aku, mempunyai Ibu dan mempunyai Paman kesayangannya yang selalu ada disampingnya.” Ucap Sehun keras kepala

“Tapi Sehun, kau liat sendirikan bagaimana.... “

“Sudahlah ibu, aku capek dan ingin beristirahat” Sehun lantas berdiri dan meninggalkan ibunya sendiri diruang tamu.

“Kau lihat Nara, Sehun sangat keras kepala” Ibu Sehun menghembuskan nafasnya.

......

Sehun berubah. Setelah kepergian Nara, Sehun menjadi lebih dingin dan tidak ingin dibantah. Menjadi lebih tertutup dari sebelumnya. Itulah yang membuat Ibu Sehun merasa khawatir dengan Sehun.

Seoul, 26 Nov 2025

Sena bangun lebih pagi hari ini, dia dengan semangat nya berlari kearah kamar neneknya.

“Nenek, nenek bangun” Ibu Sehun hanya memutar badannya.

“Nenek, nenek ayolah bangun Nenek harus memberikan itu padaku”

Ibu Sehun tersenyum dalam tidurnya dan berkata dalam hati
Nara anak mu benar-benar mirip denganmu”.

Sena terus mengguncang tubuh neneknya. “Ini masih terlalu pagi Oh Sena berhenti mengganggu nenek”

Sena terus merengek kepada neneknya “Huahh baiklah Sena nenek bangun”.

Sena tersenyum senang “Berikan pada ku nek, aku sudah tidak sabar”

Ibu Sehun lantas berdiri dari kasurnya dan berjalan kearah lemari.

Iah lantas mengeluarkan surat yang diberi Nara waktu itu. Ibu Sehun menepati janjinya terhadap Nara. Semenjak Sena bisa membaca, Ibu Sehun selalu memberi Surat-surat Nara tepat saat Sena berulangtahun.

Sehun maupun Ibu Sehun tidak tau apa isi surat tersebut, Sena merahasiakan isi surat tersebut.

“Sena, ini surat terakhir yang ibumu titipkan pada nenek. Nenek anggap tugas nenek sudah selesai”.

Sena dengan senang hati menerima surat tersebut, “Terimakasih Nenek, aku mencintaimu”

Sena lantas mencium pipi Neneknya lalu lari kekamarnya. Ibu Sehun hanya tersenyum melihat tingkah laku cucunya.









... TO BE CONTINUE...

Peterpan~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang