Siska—adik perempuanku itu sedari tadi tidak bisa diam, sesekali dia jalan mondar-mandir tak bisa tenang. Aku yang melihatnya mondar mandir tidak jelas, malah tambah pusing."Tenang kali, Mbak, ngapain sih mondar mandir mulu?" protesku kesal.
"Mana bisa tenang, gugup ini," ucapnya jutek.
"Emang segitu gugupnya, ya, sampe harus bolak-balik gitu."
Aku tidak bisa membayangkan dengan reaksi teman dan saudaraku ketika mereka mengetahui kakakku merried. Sedangkan aku, masih saja menyandang status bujangan hingga sekarang.
"Bilang aja kamu iri, kan? Udah sana, keluar! Ganggu aja."
Aku yang kesal langsung saja keluar, tidak peduli perintah Mama untuk menemani Mbak Siska ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintihan Pengantin Baru
Kısa HikayeMOHON UNTUK DIPERHATIKAN USIA ANDA SEBELUM MEMBACA! Bermula pada suatu malam, ketika kakakku melewati malam pertama setelah menikah dengan Hans.