"Our meeting is not a mistake, maybe this is fate."
Laki-laki itu menatap lekat wajah Alana. "Painful destiny." Lanjutnya.
"Duniaku kembali berputar seperti saat orang itu masih ada bersamaku... because of you. Sekarang kau membenciku, aku tidak bis...
People say I'm a crazy girl and now I realize that it's true. I could have left but I chose to stay. _______________________
* * *
Lucciano Mansion, Mathattam, New York - AS, 22:45 p.m.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah kejadian dimana Nial melihat senyum manis Alana, laki-laki itu sepertinya sudah gila. Entah mengapa dia merasa tertarik untuk mendekati gadis itu, dia benar-benar mengakui bahwa gadis itu cantik, sangat cantik.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bahkan saat berbaring di atas kasur king size di kamarnya yang didominasi warna hitam itu dia tidak bisa berhenti membayangkan saat dimana Alana tersenyum dan tertawa lepas yang saat ini begitu memenuhi isi otaknya. Pikirannya harus di jernihkan, jika terus seperti ini mungkin Nial benar-benar akan menjadi gila. Sedikit bersenang-senang bersama temannya mungkin bisa mengalihkan pikirannya dari Alana.
Laki-laki itu bangun dari tidurannya, mengambil jaket kulit hitam serta kunci mobilnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
