*
*
*
______________________The hard thing to learn is learning to accept and let go.
When all is gone and you can not accept it then that is the beginning of your destruction.
Learn to be sincere even if it's too difficult for you to do.
_______________________*
*
*"Kenapa aku harus menerima hal yang tidak berdasar seperti ini. Selama ini mommy tidak pernah mencampuri kehidupanku, lalu sekarang kenapa?" Gadis dengan surai rambut coklat sepunggung yang di ombre ungu di bagian bawah itu tampak tidak terima.
"Itu sebabnya mommy ingin kamu masuk ke sekolah itu sayang, ini demi kebaikanmu. Percaya pada mommy." Wanita yang dipanggil mommy oleh gadis itu terus berusaha meyakinkan jika apa yang dia inginkan adalah yang terbaik.
"Tapi aku tidak menginginkan itu, kenapa mommy tiba-tiba mengambil keputusan tanpa bertanya dulu denganku? Apa yang mommy inginkan?"
Mommy dari gadis itu menghela nafas pelan, memejamkan matanya mencoba menenangkan dirinya sendiri agar tidak bertindak bodoh yang berujung penolakan dari putri satu-satunya.
"Sayang, kali ini saja. Mommy tidak ada maksud lain, mommy hanya ingin kamu masuk ke sekolah itu. Sekolah itu bisa membantumu mencapai impian yang kamu inginkan. Kamu bisa membuktikannya sendiri, banyak model dan aktris ternama yang bersekolah disana dan lulus dengan menyandang nama yang besar, kamu mengerti maksud mommy bukan? Jadi turuti kemauan mommy kali ini saja." Rayuan demi rayuan terus dilakukan agar sang putri mau menuruti kemauannya, dia berharap putrinya itu tidak terus bersikap keras kepala dan menerima apa yang menjadi keputusannya.
"Mommy hanya memikirkan diri mommy sendiri. Sejak awal aku sudah katakan, jika mommy ingin aku menjadi apa yang mommy inginkan maka aku akan melakukannya dengan caraku sendiri, mommy tidak perlu ikut campur. Cukup lihat saja nantinya aku akan menjadi bintang paling diagungkan, jadi jangan mengaturku."
"Tetap saja kamu harus sekolah di sana, kamu lihat sendiri apa yang sudah dilakukan oleh orang yang kau panggil daddy yang selalu kau banggakan itu. Dia hanya meninggalkan hutang dimana-mana dan harta kita, semua hilang dalam semalam. Apa kamu mau hidup seperti ini terus menerus? Bajingan itu tidak akan kembali dan bertanggung jawab atas perbuatannya, dia hanya memberi beban pada kita. Jika mommy hanya diam saja, mommy tidak bisa percaya kamu akan menjadi bintang dan mengembalikan kejayaan hidup kita. Selama ini kamu dibesarkan layaknya seorang princess. Mommy yakin, kamu juga tidak tahan hidup seperti ini. Benarkan?"
"Aku tetap tidak mau, sekeras apapun mommy meminta aku hanya akan sekolah di sekolah yang aku mau." Masih saja pada pendiriannya, gadis itu tidak mau mengalah.
"ALANA."
Sekejap gadis itu langsung terkaget mendengar mommy nya yang berteriak memanggil namanya, selama ini mommy nya memang sering berdebat dengannya tapi berteriak seperti itu tidak pernah sekalipun dilakukan, ini pertama kalinya. Jadi wajar jika gadis bernama Alana itu merasa terkejut.
"Baiklah. Kamu tidak mau menuruti mommy bukan, lakukan sesukamu. Mommy tidak akan memaksa lagi, tapi jangan salahkan mommy jika malam ini kamu akan melihat mayat mommy. Mommy tidak bisa hidup seperti ini, jika kamu menginginkan hidup seperti ini maka jalani saja hidupmu sendiri jangan pernah menganggap ku mommy mu lagi." Wanita itu tidak lagi terlihat marah, dia sudah lebih tenang, tapi apa yang baru saja dia katakan membuat hati Alana sakit, apa yang harus dia lakukan. Alana tidak menginginkan sekolah yang menurutnya sampah itu, disana hanya tempat orang-orang yang tidak memiliki kepercayaan diri. Impiannya terlalu besar untuk sekolah rendahan seperti itu, tapi dia juga tidak tahu apakah ancaman mommy nya itu sungguh-sungguh atau hanya omong kosong belaka.
KAMU SEDANG MEMBACA
I WILL BE BY YOUR SIDE
Romansa"Our meeting is not a mistake, maybe this is fate." Laki-laki itu menatap lekat wajah Alana. "Painful destiny." Lanjutnya. "Duniaku kembali berputar seperti saat orang itu masih ada bersamaku... because of you. Sekarang kau membenciku, aku tidak bis...