4. Tamu Kejutan

670 92 50
                                    

Jam menunjukkan pukul 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam menunjukkan pukul 20.18. Malam Sabtu ini jalanan cukup ramai walaupun tidak sampai membuat kemacetan. Menuju weekend, ini adalah hal wajar meski jam pulang kerja seharusnya sudah berakhir. Dua orang di dalam sebuah mobil kini tengah asik menikmati musik yang mengalun dari radio. Sembari menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, seseorang dibalik kemudi memanfaatkan kesempatan untuk fokus ikut bernyanyi.

Kim Doyoung, laki-laki yang terkenal judes dan galak itu ternyata penggemar lagu galau, kalian tahu? Buktinya sekarang laki-laki itu tengah bernyanyi penuh penghayatan mengikuti suara Tulus yang menyanyikan lagu Pamit di radio. Sementara satu orang yang duduk di jok penumpang depan hanya sesekali ikut bernyanyi, tak seniat kakaknya. Ia lebih sibuk membaca thread di Twitter.

Sesekali, Kiki melirik kakaknya yang tak malu-malu berteriak saat nada tinggi. Ya sebenarnya bagus-bagus saja sih suaranya, terbukti dengan kakaknya yang selalu menjadi anggota paduan suara sejak sekolah, namun fakta kalau mereka ada di dalam mobil yang tertutup dan laki-laki itu duduk tepat di samping Kiki, membuat telinga Kiki sedikit berdengung. Ingin rasanya menyumpal mulut kakaknya dengan tisu yang ada di dasbor mobil, tapi ia masih sayang nyawa. Ia sangat menyadari kemungkinan ia akan ditendang dari dalam mobil saat itu juga.

"Dek," panggil Doyoung setelah mengakhiri konsernya dan kembali menjalankan mobil karena lampu sudah berganti hijau.

"Hm?" jawab Kiki tanpa menoleh.

"Gimana sama Johnny?" pertanyaan dari Doyoung membuat Kiki mengalihkan pandangannya dari layar ponsel dan menatap ke depan, menuju ke arah jalanan.

"Gimana apanya?" tanya Kiki bingung dengan maksud pertanyaan Doyoung.

"Gausah pura-pura bego lo," cibir Doyoung. "Gimana perkembangan sama Johnny?"

"Ya sekarang jadi kenal sama Kak Johnny." Jawaban Kiki membuat Doyoung menoleh dengan ekspresi 'gue nanya serius, jawab yang bener'.

"Ya udah lebih deket," kata Kiki meralat jawabannya sambil mengangguk-angguk. Merasa aneh karena tiba-tiba kakaknya menanyakan hal ini. "Tapi gue ngerasa aneh gitu tau ga sih, Doy."

"Ngomong apa ulangin?" sambar Doyoung cepat dan tajam begitu mendengar cara Kiki memanggilnya. Galak seperti biasa.

"Mas Doy. Hehe," ralat Kiki sekali lagi.

"Aneh kenapa?" Doyoung kembali pada topik pembicaraan mereka.

"Gue tuh ngerasa kok kayanya lo tiba-tiba dukung banget gitu pas Kak Johnny berusaha deketin gue seca-" Kiki baru saja memulai penjelasannya sebelum oknum Doyoung yang menyetir di sampingnya kembali menyambar kalimatnya.

"Ge-er banget lo. Tau dari mana kalo Johnny lagi nyoba deketin lo?"

"Tukang cilok yang cuma numpang lewat juga tau kali kalo liat gelagatnya Kak Johnny! Ih, tadi kelanjutannya gue mau ngomong apa jadi lupa kan!" jawab Kiki sebal. Ia kesal dengan Doyoung yang asal menyambar saat dia sedang bicara, sekaligus dengan perkataan Doyoung baru saja.

Loupe | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang