13. Si Anak Tengah, Si Anak Ayah

545 64 79
                                    

"Balik kos dulu apa langsung pulang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Balik kos dulu apa langsung pulang?"

Pertanyaan itu membuat gadis berambut pendek yang tengah memegang raket itu menghentikan kegiatannya. Berpikir sejenak sebelum menjawab.

"Mungkin langsung. Kenapa? Mau bareng? Kalo mau bareng gue balik sini dulu gapapa," jawab gadis bermarga Lee itu.

"Serius?"

"Iya," jawab Yuna Lee dengan senyum penuh arti.

"Ga ah. Muka lo udah nunjukin ekspresi aneh-aneh."

"Ya Allah, Ciki. Suudzon aja. Padahal gue cuma pengen minta dipanggil 'Kanaaaaa~' gitu doang," kata Nana dengan bibir dimanyun-manyunkan.

Kiki berdecak. Siapa juga yang mau memanggil evil maknae itu dengan 'Kana' yang merupakan panggilan sayang dari adik laki-laki Nana, termasuk juga adiknya dan adik Deby. Intinya itu panggilan khusus untuk 'Kak Nana' tersayangnya Mark. Ia sih lebih memilih pulang semobil dengan Kim Doyoung manusia galak daripada menuruti kemauan bocah nakal satu ini.

"Gue bareng Idoy aja lah," kata Kiki.

"Dih. Yaudah," jawab Nana cuek.

Kiki memasuki kamarnya sendiri setelah Nana pergi untuk comeback latihan badminton di GOR. Sementara temannya yang satu lagi, latihan bersama Gamaband. Kiki? No schedule. Hanya menunggu kakaknya datang menjemputnya untuk pulang.

Jeno is calling...

"Halo, Jen," sapa Kiki begitu menerima panggilan itu.

"Waalaikumusalam," balas suara di seberang telepon menyindir Kiki.

"Hehe, assalamualaikum Jeno ganteng adikku yang paling unyu-unyu," kata Kiki meralat sapaannya.

"Waalaikumusalam, Ciki."

"Kenapa? Kok telpon?" tanya Kiki.

"Pulang ga?" Jeno menjawab pertanyaan kakaknya dengan pertanyaan.

"Pulang habis ini. Sama Mas Idoy. Kenapa?" jawab Kiki.

"Gapapa. Nanya aja." Kiki mengerutkan kening.

"Kalo gapapa kayanya lo ga akan nelpon gue deh. Mau ngerepotin apa lo?" kata Kiki dengan nada curiga.

"Hehe, ntar pulang beli jajan ya!" ujar Jeno selanjutnya.

"Minta Idoy aja lah," balas Kiki menanggapi permintaan adiknya.

"Gamau ah. Mas Idoy jajannya keripik salak," kata Jeno beralasan. Membuat Kiki memutar bola matanya.

"Alasan. Bilang aja males diomelin. Indomaret cuma 200 meter dari rumah, kenapa ga beli sendiri sih?"

"Males. Gue lagi jadi anak rumahan," jawab Jeno.

"Gayamu jadi anak rumahan. Ntar sore juga paling cabut ke rumah Mark," cibir Kiki.

"Biarin! Dah ya! Jan lupa jajan ya, Ciki. Assalamualaikum."

Loupe | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang