17. Aku, Kamu, dan Mama

484 63 102
                                    

Sabtu sore menuju akhir bulan Oktober

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu sore menuju akhir bulan Oktober.

Kiki tengah memandangi lapangan basket yang baru saja menjadi arena pertandingan final turnamen basket tingkat provinsi. Ia sudah beberapa kali menghela napas dan mengerucutkan bibir. Berusaha menarik atensi dua orang yang duduk di dekatnya.

Tapi sepertinya, ia tak mendapat hasil apapun dari usahanya.

Kiki menoleh ke belakang. Ke arah temannya yang juga duduk 'sendiri' karena tak diacuhkan. Satu temannya itu terlihat menyibukkan diri dengan tab di tangannya. Walaupun, bibirnya tetap saja manyun.

"Nak."

"Hm?"

"Gue gaada temen ngobrol masa?" pancing Kiki yang menghadapkan tubuhnya ke belakang dengan mata yang melirik ke arah kirinya.

"Yaudah sama," jawab Nana sambil melirik ke ujung tribun di mana tiga orang laki-laki tengah mengobrol dengan heboh.

"Ya kalo sama makanya lu ngobrol aja sama gue. Jangan main tab," protes Kiki saat Nana kembali pada tab di pangkuannya. Gadis berambut pendek itu hanya menghela napas sebelum tangannya mampir ke pundak seseorang yang duduk di barisan tribun depannya.

Tuk tuk

"Hm?" Seseorang itu menoleh.

"Kak Johnny, pacarnya ngambek tuh gara-gara dicuekin," ujar Nana yang langsung mendapat tatapan mendelik dari Kiki.

"Heh lu bocah kurang ajar ya!" Seperti itu kira-kira makna tatapan gadis bermarga Kim itu.

"Yaelah, Ciki. Dipinjem ngobrol sama gue bentar aja ngambek. Pelit banget sih," celetuk Jeno. Oknum yang merampas waktu pasangan yang baru saja jadian itu.

Tak menjawab, Kiki hanya melirik Jeno dengan jengah. Tentunya, sebelum ia mendengar kekehan Johnny dan merasakan lengan laki-laki itu merangkul lehernya untuk ditarik mendekat.

Deg deg deg deg

"Pffffttttt!" Lagi-lagi Jeno membuat kakaknya melirik sebal. "Cih, kalo jealous, gue ngobrol sama Kan- lho udah pindah," kata Jeno saat melihat Nana sudah beranjak dari tempat duduknya dan duduk di dekat Jaehyun dan kedua temannya.

Kiki kira, dengan sikap manis Johnny saat ini, ia tak akan tak diacuhkan lagi. Tapi sayangnya...

"Jen, lanjutin. Terus tadi itu gimana?"

Okay. Kiki akan mengakui kalau pesona Kim Jeno memang lebih kuat daripada pesonanya. Walaupun lengan Johnny merengkuhnya, tangan Johnny mengusap kepalanya, tapi atensi Johnny sepenuhnya milik adiknya.

Karena sekarang Johnny kembali mengobrol dengan adiknya.

Karena sekarang Johnny kembali mengobrol dengan adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Loupe | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang