10. Coffee and Crop Tee

565 82 69
                                    

Sudah lewat beberapa hari sejak terakhir Johnny bertemu dengan gadis berambut panjang yang selalu mengisi pikirannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah lewat beberapa hari sejak terakhir Johnny bertemu dengan gadis berambut panjang yang selalu mengisi pikirannya. Tepatnya, sesaat sebelum ia dimarahi oleh ibunya perkara membahas Kinan di depan gadis itu. Bahkan ibunya yang sangat sayang padanya pun tak bosan-bosan mengatakan kalau Johnny bodoh.

Ya, Johnny memang bodoh sih. Ia tak akan menyangkalnya.

Dan selama beberapa hari ini, Johnny terus berusaha untuk berbaikan dengan gadis itu. Ia mengirim banyak pesan, bahkan banyak sekali, pada gadis itu. Ia mencoba menelepon gadis itu. Memention akun Kiki pada postingan-postingan lucu di instagram. Bahkan mengirimkan banyak thread di Twitter dengan tema kesukaan Kiki.

Tapi tak ada satupun yang direspon.

Bahkan Johnny berkali-kali datang ke kafe langganan Kiki, melewati depan kos Kiki, sampai nongkrong di kantin FIB, tapi tetap saja tak ada tanda-tanda Kiki di sana. Rasanya gadis itu benar-benar menghilang.

Hanya eksistensinya di otak Johnny saja yang tak pernah hilang walau hanya sejenak.

Dan di sini Johnny sekarang. Duduk di salah satu meja sebuah beer garden. Benar-benar bukan style-nya untuk nongkrong di tempat seperti ini. Tak hanya ia sih, seluruh penghuni mejanya saat ini pun juga demikian. Tapi bagaimana lagi, ini mungkin jadi kesempatan baginya bertemu dengan gadis yang terus berlarian dalam pikirannya.

Johnny menangkap sosok tak asing yang kini berada di dekat panggung. Deby. Alasan paling awal yang menjadikan ia dan teman-temannya berada di tempat ini. Lebih tepatnya alasan utama bagi Yuta, oknum yang mencetuskan rencana untuk pergi ke tempat ini. Gadis itu sudah di sini, lalu di mana Kiki?

"Nana udah ke sini Jae?" tanya Johnny pada laki-laki yang duduk di seberangnya.

"Belom. Katanya lagi siap-siap," jawab Jaehyun. Johnny berniat untuk kembali bertanya, namun sepertinya Jaehyun sudah lebih dulu paham apa yang akan ditanyakannya. "Sama Kiki."

Johnny hanya bisa mengangguk. Akhirnya ia bisa bertemu dengan gadis bernama Nikita itu.

"Jangan bikin masalah lagi lo," ujar seorang laki-laki yang duduk di sampingnya. "Gue udah ga segan-segan lagi buat nonjok lo kalo habis ini lo bikin adek gue nangis lagi," lanjutnya.

Doyoung, laki-laki yang tengah sibuk dengan ponselnya itu berkata dengan tajam tanpa menoleh. Ia tak peduli bagaimana ekspresi atau respon Johnny yang kini mengangguk. Ia hanya mau Johnny mendengar peringatannya.

Selang lima belas menit. Saat band dari kampusnya sedang membawakan lagu pertama. Johnny melihat Jaehyun bangkit dari duduknya. Ia menoleh ke arah Jaehyun, dan menemukan gadis tinggi berambut pendek yang merupakan pacar temannya itu. Dan di sampingnya... Ya. Ada gadis yang sangat ingin ia temui.

Gadis yang berbalut jeans hitam dan sweater berpotongan pendek warna putih. Rambut panjangnya terikat rapi dengan poni samping yang terlihat sedikit tertiup angin. Johnny terus menatap gadis itu sampai tiba-tiba kedua manik hitam yang menjadi candu baginya itu balas menatapnya. Hanya sedetik, sebelum gadis itu membuang muka darinya.

Loupe | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang