16. Left Little Finger

537 65 71
                                    

Siang hari ini begitu cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Siang hari ini begitu cerah. Secerah wajah Johnny yang kini tak bisa menahan senyumnya sepanjang perjalanan. Alasannya? Tentu saja gadis yang kini duduk di boncengannya.

Kalau Johnny boleh jujur, ini adalah pertama kalinya ia merasa senang walau ia sedang digantungkan. Bisakah Johnny menyebut dirinya digantungkan? Ya menurutnya sih itu istilah yang paling benar. Mengapa?

Karena Kiki lagi-lagi tak menjawab pertanyaannya. Gadis itu tak memberi penjelasan yang Johnny minta atas ucapannya beberapa waktu yang lalu. Namun, Kiki tak lagi melarikan diri dengan menganggap tak ada yang terjadi seperti sebelum-sebelumnya. Sebagai gantinya, Johnny mendapatkan wajah memerah Kiki yang sedang salah tingkah.

Gadis itu malu, dan Johnny tak mau memaksa gadis itu untuk berbicara saat bernapas saja sepertinya Kiki merasa kesulitan. Setidaknya Kiki tak mengelak. Johnny pun akhirnya hanya bisa terkekeh, mengacak rambut Kiki dengan gemas, dan memakaikan gadis itu helm sebelum menjalankan motornya untuk mengantar gadis itu pulang.

Lihat tingkah gadis itu sekarang. Ia terus memalingkan wajahnya yang masih saja terlihat merah ke arah kanan. Berusaha untuk menghindari mata Johnny yang sesekali menatapnya dari kaca spion kiri.

"Belum dingin ya mukanya? Masih panas?" tanya Johnny iseng. Membuatnya mendapat sebuah pukulan ringan dari Kiki yang merajuk di belakangnya.

"Mau beli es dulu nggak sebelum sampe kos?" lanjut Johnny masih belum puas.

"Diem ga?!" respon Kiki dengan suara tajam, rendah, dan penuh penekanan. Lagi-lagi, Johnny hanya terkekeh.

Begitu motor Johnny berhenti di depan bangunan kos putri bercat putih itu, Kiki dengan cepat langsung turun dari boncengan dan masuk lewat pintu garasi. Meletakkan helmnya pada rak, dan bergegas menuju tangga tanpa menghiraukan keberadaan Johnny.

"Kiki," panggil Johnny yang sama sekali tak digubris oleh gadis itu.

"Kiki! Nikita!" ulang Johnny sambil berjalan mengikuti langkah gadis yang kini terburu-buru menaiki tangga.

"Gausah buru-buru, hey!" teriak Johnny yang baru saja menapaki anak tangga pertama.

"Kiki tungguin dong. Katanya pacar, tapi kok ninggal sih," ujar Johnny saat Kiki sudah sampai di lantai dua lebih dulu.

Tapi ada yang aneh. Mengapa gadis itu sekarang berhenti? Mengapa Kiki tiba-tiba terdiam saat kamarnya hanya perlu beberapa langkah lagi? Johnny pun dengan cepat menyusul Kiki. Menapaki anak tangga sampai ke ujung, dan mendapati jawabannya.

Ada dua orang yang duduk di sofa ruang tengah dan mereka berdua sedang menatap ke arah tangga dengan ekspresi yang sulit didefinisikan. Kaget? Ataukah bingung?

Tak!

"Game over." Suara dari laptop di atas meja terdengar menyusul suara joystick yang baru saja jatuh ke atas karpet.

Loupe | Johnny SuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang