TUF 5

3K 161 14
                                    

Arshell tetap di tempat ketika bel pulang berbunyi, arvell yang berada disebelahnya menatapnya intens.

"Kenapa?"Tanya Arshell tanpa mengalihkan pandangannya dari bangkunya.

"Apa kau tidak pulang?"balas Arvell dengan pertanyaan.

"Bukan urusanmu" ucap Arshell berdiri sambil menyampirkan tasnya di bahunya.

"ARVELL"

Arvell mengalihkan pandangannya ke asal suara, ia melihat teman temannya menunggunya di depan pintu kelas.

"Marsh....."

Ucapan Arvell terhenti ketika tidak melihat Arshell di tempat ia berdiri sebelumnya.

"Hey!"

Tepukan dibahunya membuat Arvell tersadar dan menatap orang yang menepuk bahunya.

"Apa yang kau lakukan? kenapa lama sekali?" Tanya temannya beruntun.

"Ah... tidak ada apa apa, Ayo" jawab Arvell berjalan meninggalkan temannya.

Temannya itu hanya menggelengkan kepalanya dan pergi mengikutinya.

Ketika di mobil Arvell terus memikirkan Arshell, Arvell merasa ada yang aneh dengan dirinya ketika ia berada dekat dengan Arshell.

Seolah olah ia menemukan sesuatu yang lengkap di dalam hatinya.

'Ini aneh, perasaan ini sungguh aneh' pikir Arvell di sepanjang perjalanan menuju rumahnya.

Sesampainya dirumah.....

"I'm back" ucap Arvell ketika memasuki rumahnya.

Arvell mengerutkan dahi, bingung melihat seluruh keluarganya berkumpul, tentu saja kecuali ibunya.

Ibunya masih berada di rumah sakit setelah kecelakaan hebat yang hampir menewaskannya.

Arvell menghampiri kakak tertuanya, Arshaka Luxious Mason untuk menanyakan apa yang terjadi.

Namun kakaknya itu hanya menatap dan menyuruhnya duduk.

"Jadi, kenapa kakek mengumpulkan kami?" Tanya Arsha dengan nada dingin menatap sang kakek tajam.

"Penantian 17 tahun itu akhirnya usai, adik kalian sudah ditemukan" jelas Hans dengan binar bahagia di wajahnya.

"APA??!!" teriak tujuh pria lainnya.

"Kalian ingat gadis yang mendonorkan darah untuk ibu kalian bersama Arsha, dia adalah adik kalian yang hilang" jelas Dersano dengan senyum di wajahnya.

Arsha yang mendengar itu, langsung mengingat gadis kecil yang ia temui di rumah sakit.

'Akhirnya, ya tuhan' batin tujuh pria muda lainnya.

"Kapan kita menjemputnya, kakak?" Ucap Dersane menatap sang kakak.

"Kami memang menemukannya tapi belum dengan tempat tinggalnya" jelas Dersano dengan wajah yang sedikit menyendu.

"Dad, apa kau punya fotonya?" Tanya Arvell penasaran dengan wajah sang adik kembarnya pasalnya ia tak bisa datang kerumah sakit ketika ibunya mengalami kecelakaan itu.

Sano menyerahkan selembar foto ke Arvell, ia tertegun ketika menatapnya.

"Daddy"

Semua mengalihkan pandangannya menatap Arvell yang tengah menatap foto di tangan nya dengan gemetar.

"Aku bertemu dengannya" ucap Arvell dengan mata yang berkaca kaca menatap foto di tangannya.

Arsha yang mendengar itu langsung mencekram bahu Arvell dan menatapnya dengan tajam.

"Dimana?" Desis Arsha pada sang adik.

"Dia bersekolah di AHS, dia bahkan duduk tepat disebelahku" jelas Arvell menatap sang kakak.

Dersano yang mendengar itu langsung mengambil smartphone nya dan menelpon anak buahnya

"Kirim kan data lengkap siswa yang bernama Marshella kepada ku, sekarang juga" perintah Sano ketika telfon itu diangkat.

"Baik tuan"

"Akhirnya ya tuhan, putri kecilku akan kembali, terima kasih tuhan" lirih Dersano menangkup kan tangannya pada wajahnya.

-------

Arshell menatap dengan sebal tumpukan kertas di meja kerjanya itu.

"Apa apaan ini jeol?" Tanya Arshell dengan kesal menatap pria dewasa di depannya.

"Ini berkas yang harus kau tanda tangani dan kau selesaikan se.ka.rang." tekan jeol di akhir kalimatnya.

"Ayolah jeol, aku baru saja datang ke kota ini dan kau sudah memberikan aku pekerjaan sebanyak ini" ucap Arshell memgerucutkan bibirnya.

Melihat itu, jeol hanya terkekeh lembut.

"Aku tidak peduli sayang ku dan jangan lupa besok ada pertemuan dengan tuan mason tepat jam tujuh malam, jadi jangan telat, oke sayang?" Lanjut Jeol yang tidak memperdulikan wajah Arshell yang semakin di tekuk.

Jeol hanya mengacak rambut Arshell dengan gemas dan langsung berlari menjauh sebelum mendengar teriakkan orang yang di anggap adik kecilnya.

"JEOL, AKU MEMBENCIMU!!"

"AKU JUGA MENCINTAIMU SAYANG KU" balas jeol tak kalah nyaring dari luar ruangan Arshell.

Arshell yang mendengar itu mengerucutkan bibirnya lucu.

"Aku juga mencintaimu kakak menyebalkan" gumam Arshell masih dengan mimik wajah yang sama sambil membenarkan rambutnya yang berantakan.

-----^×^-----
Masih menunggu kan☺

Saya sangat berterima kasih atas support kalian 😢

Jangan bosen bosen ya😉

Sayang kalian, makin sayang kalau meninggalka jejak😄😍

Ditunguu kelanjutannya okeh🤗

Bye guys😙😘😉





The Unknow familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang