TUF 13

781 75 11
                                    

Di sebuah ruangan terlihat seorang laki-laki yang duduk di hadapan banyak monitor komputer didepannya yang menampilkan banyak data termasuk rekaman CCTV dari seorang gadis yang terlihat tertarik tak sadarkan diri dirumah sakit.

Seorang gadis memasuki ruang itu, dan menghampiri pria yang ada didepan monitor itu.

"Bagaimana keadaannya??" Tanya gadis itu pada pria yg tengah menatap monitor itu.

"Masih sama.....

Ckk... Sialan ini" Lanjut pria itu menyisir rambutnya dengan tangannya.

"Apakah Kau sudah menemukan pelakunya?" Tanya pria itu.

"Sedikit lagi akan ditemukan kak, bersabarlah sedikit lagi" jawab si gadis itu beranjak pergi.

" Sabarlah sebentar sayang, aku akan segera menemukan pelakunya" Ucap pria itu disertai smirk di bibir seksi nya.

In hospital
Ketujuh pria mason itu masih menunggu adik tercinta mereka itu untuk sadar, meski telah melewati masa koma adik cantik mereka ini masih saja tak kunjung sadar.

Arvell dengan sabar dan tidak putus asa terus mengajak sangat adik berbicara walau hanya ia yang bersuara.

"Arshell, bangun yuk, aku kangen, apakah kau tidak merindukan ku? Atau temanmu jeol? Atau kekasihnya itu? Atau abang yang lain?" Cerocos arvell dengan menggenggam tangan sangat adik dan sesekali mengelusnya dengan lembut.

"Akhhh... Lama - lama aku terlihat seperti orang gila berbicara sendiri, yang diajak bicara malah tidur nyenyak tanpa tau kapan akan sadar" Lirih arvell menelungkupkan kepalanya ditangan sangat adik.

"Aku sangat merindukan mu, cepatlah sadar, Oke?" ucap Arvell sambil mengecup kening arshell sayang.

Krieettt......

Suara pintu yang terbuka membuat ke tujuh putra mason itu menoleh ke arah pintu. Ternyata itu adalah Dersano, Serina, Dersane dan Julia, orang tua mereka masing-masing.

" Leon, bagaimana keadaan adikmu?" Tanya sano pada sang keponakan.

"Sudah melewati masa kritisnya Dad, tapi aku belum bisa memastikan kapan dia akan sadar" Jawab Leon memandang sang paman.

Sano hanya bisa menghela nafas frustasi, Serina yang melihat suaminya seperti itu hanya bisa memeluknya dan menenangkan sangat suami.

Pintu ruang rawat inap itu terbuka lagi kali ini menampilkan Jeol si sekretaris pribadi sangat adik keluarga mason ini.

"Halo tuan Mason" Ucap Jeol menyapa Dersano juga Dersane.

"Hai Jeol, bagaimana kabar mu? Kau jarang kemari"tanya Dersane.

" Saya baik-baik saja, hanya saja karena tidak ada arshell tugas perusahaan saya yang menghandle sehingga terkadang saya cukup kesulitan hingga jadi sibuk" Jelas Jeol.

"Bagaimana keadaan arshell?" Lanjut Jeol.

"Sudah ada perubahan namun tidak signifikan" Jawab Dersano.

"Ahh.. Ya ini untuk kalian semua tuan Mason, saya tau kalian belum makan" Ucap Jeol sambil memberikan beberapa bukusan yang tentu saja isinya adalah makanan.

"Terimakasih Jeol" Ucap Serina sambil mengambil alih bukusan itu dari tangan Jeol dan memberikan pada anak-anaknya.

"Sama-sama nyonya, kalau bagitu saya undur diri dulu, selamat siang semuanya" Ucap Jeol sambil meninggalkan ruang rawat inap arshell.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Unknow familyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang