6

2.9K 441 141
                                    

double up?


...

Prajurit Park diam-diam keluar, menyelinap ke desa Gisaeng untuk menerobos ke ruang ganti dimana para penari bersolek.

"Penari utama kita malam ini yang harus pakai mahkota besar. Dia akan bawa seserahan untuk Yang Mulia kan."

Taehyung menjepit surainya dengan kuncir bunga anggrek. Wajah manisnya terpoles bedak tipis dan kostum hanbok warna salem.

Penari yang menyimpan rahasia di balik matanya.

"Lakukanlah dengan yakin. Jangan kalah sama Baekhyun itu." senggol Seokjin akrab, dan ikut berkaca disana.

"Beuh, penari utama apanya. Mendingan cantik. Dasar modal dempul aja belagu." sindir Seokjin menye-menye.

Taehyung memelintir surai coklat panjang milik Seokjin, "Mau kuikatkan sekalian?"

Mereka suka bercanda, tetiba akrab dari insiden tak terduga. Hiasan rambut ala penata rias sudah jadi. Seokjin puas dengan hasilnya.

"Tae, akan terjadi sesuatu yang besar malam ini. Kita harus berhati-hati."

"Firasatmu bilang begitu?"

Seokjin mengangguk polos, "Untuk jaga-jaga, kita tetap bersama ya."

Balas mengenggam hangat tangan Seokjin, pria manis itu mengiyakan.

Prajurit Park berkeringat dingin di ambang pondok. Dia tidak terbiasa dengan dunia pelacur, gadis-gadis dan pria cantik.

Memegang kotak suruhan dari Ratu, dia tahan untuk menunggu hingga semua gisaeng dan penari gladi di lapangan.

Bagai kilat, Jimin menerobos masuk. Meletakkan kotak kayu itu sesuai urutan atas nama perwira Lee.

Mawas dan cekatan, Jimin melakukan aksi. Keluar dari perkara namun sayang perkiraannya kalah cerdik dari Yoongi.

Dalam hening, Yoongi menyadari rencana busuk Si Ratu. Membuntuti langkah prajuritnya sendiri hingga ke ruang kostum penari.

"Dua belas ya." gumam Yoongi paham.

Setelah menghapal susunan partitur kotak, dia berlalu pergi dari sana. Mendaki hutan bambu yang terjal dan segera berbaur dalam pesta.

Jimin menunggunya di singgasana dengan raut ketar-ketir, "Yang Mulia. Anda darimana saja? Saya menghawatirkan Yang Mulia. Ditambah acara puncak akan dimulai."

Yoongi mengibaskan jubahnya, "Aku bosan duduk terus jadi aku melihat-lihat kedai stand."

"Tetap saja. Anda bisa minta saya temani."

Senyum yang sulit diartikan tersungging, "Kau memang setia. Saking setianya aku jadi tidak bisa membedakan kau itu sebenarnya pengawal ataukah seorang kacung?"

Sarkasme pedas yang cukup menohok. Bahkan lebih. Tatapan tajam yang menakutkan dari Yoongi.

Seluruh lampu dimatikan tiba-tiba.

Panggung istana menjadi gelap gulita.

Cahaya yang tersisa hanya berasal dari kunang-kunang yang singgah di atas kolam.

Pertunjukkan tari tradisional asli Korea Yeonhwamu dimainkan.

Pemusik bersiap dengan melodi Gagok, tangan yang bersiap di kecapi serta gendang.

"Anakku, apa kamu menikmati jalannya festival hari ini?" sambut Ratu Min memanggil Yoongi pelan.

"Iya, ibu."

DAECHWITA | YOONTAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang