sekian lama, akhirnya aku bisa log-in karena bantuan temenku
....
....
....
"Namjoon hyung, sedang apa di dalam sana?"
Si sipit Kim sumringah, bertemu adiknya anugerah. Tiga kali hal serupa terjadi dan Jungkook ialah orang pertama yang menemukan lalu menolongnya.
"Oh! Jungkook-ah! Hey, bisa bantu keluarkan aku dari sini!"
Sungguh bajingan. Saksi mata kejarannya lolos. Jungkook kehilangan jejak. Naas pula, dia tidak sempat melihat rupa saksi tersebut.
Jungkook melirik sekitaran, dan menemukan sulur akar memisah dari pohon. Pemuda itu menggulungnya guna dijadikan tali tarikan.
Menghela napas, Jungkook hafal perangai Namjoon. "Kali ini kau membolos pelajaran olah pedang demi apa Namjoon hyung?"
"Oh, aku punya firasat bagus sejak bangun tidur. Aku dengar ringkikan rusa di padang. Mereka pasti ada di suatu tempat."
"Astaga. Berapa kali kamu yakin begini dan ujungnya gagal? Lagipula rusa tidak pernah keluar sarang selain pagi dan sore hari."
"Woaah! Iyakah?! Sial, aku kurang cerdik mengamati hal ini!" rutuk Namjoon meninju udara.
"Ah, pernah sih." timpal Jungkook, "Namun akhirnya malah mati."
Namjoon bergidig melihat seringai adiknya membicarakan rusa, "Sssh.. jangan menakutiku begitu dong, Kook."
Pangeran Jeon terkekeh ringan, membuang tali buatan. Menginjak-injak akar pohon yang disulurkan, "Ini sudah cukup kuat. Cobalah naik ke atas hyung. Mari, kubantu."
Baru sadar jurang ini dihuni dua orang, Jungkook menginvestigasi. "Oh, kau membawa teman lain rupanya hyung?"
Memerhatikan corak baju dan penampilan, "Seorang dayang huh?"
Wajah Seokjin tidak terlihat dari atas. Dia menunduk, berselimut di balik badan Namjoon.
Namjoon menyengir tidak niat, "Ah, maksudmu bibir tebal ini? Dia--
Seokjin melotot. Waswas jika Namjoon membeber identitas, keberadaan dia akan terancam. Termasuk Taehyung, anak angkatnya.
Maka itu Seokjin menangkup keras-keras kedua pipi Namjoon, hingga pangeran lugu itu memonyongkan bibir layaknya ikan buntal.
Seokjin tersenyum ketir, mengkode Namjoon tutup mulut. Berharap Namjoon paham.
Sejak awal perjumpaan dengan pangeran keturunan Jeon, insting Seokjin bereaksi. Auranya gelap.
Seokjin sesak di dekat Jungkook. Pangeran Jeon seperti menyimpan belati di balik senyumnya. Seokjin menerawang dia bermuka dua.
"Pph-- apasih-- lepasin gak! Hpph--"
Namjoon ikut melotot, matanya bergulir bingung. Dasar anak bodoh.
Seokjin terpaksa berlaku cara andalan terakhir. Apa itu?
Binal. Keahlian kedua dari Kim Seokjin selain meramal.
Ciuman bibir dadakan.
Jungkook yang menonton adegan vulgar antar kakaknya dan dayang sontak risih, dia mengalihkan muka. Tidak sepatutnya bangsawan melihat percumbuan rakyat rendah.
"Kutinggal ya. Ini. Naiklah dengan tali ini." pamit Jungkook.
Jubah merah teribas yang diselingi darah berbalut tanah mengiring kepergian lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAECHWITA | YOONTAE
Random{segala hal, tokoh, karakter, alur hanyalah fiksi. Tidak boleh dikaitkan dengan kehidupan member asli.} Kenapa Daechwita terdengar lagi di pedesaan setelah nyaris tidak ada hampir 70 tahun? Saeguk (boyxboy) Yoongi - Top Tae - Bot