0.6

33 4 0
                                    

It's normal when you are not heard by anyone.
Write something because that's one way to share in silence.

--

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--

"The new one?" Mereka baru saja keluar dari mobil suv yang mengantarkan hingga tiba tepat di sebelah pesawat. Jari lentik Sea menunjuk Jet pribadi dengan ukuran yang lebih besar dari sebelumnya.

Loritz melirik kekasihnya dengan pandangan menyipit, lampu tembak pada landasan seolah menyilaukan. Laki-laki itu mengangguk, "Yang lama sudah tidak muat untuk tim."

Hanya mendapat respons dengan bentuk mulut bulat, Loritz terlihat biasa saja. Ia tidak menuntut reaksi berlebihan dari kekasihnya saat dirinya bercerita tentang hal sekecil apa pun itu.

Baginya, Sea akan berekspresi dan berkomentar ketika perempuan itu mau.

Sekitar sepuluh orang berada di landasan untuk satu per satu naik ke dalam Jet pribadi tersebut, Sea ikut di antaranya.

Sea bukan jenis perempuan yang mudah bergaul tapi kru Loritz memang terbaik untuk urusan mencairkan suasana. Beberapa dari mereka sudah bisa mengobrol sesantai itu dengan Sea bahkan jika topiknya tidak berbobot sekalipun.

Di dalam pesawat itu sendiri, terdapat tiga bagian berbeda. Dari yang terbuka hingga sangat privasi berada di ujung belakang.

Di salah satu meja ruangan pertama terdapat tujuh kotak pizza dengan bau khas baru saja selesai dibuat.

"Kamu disini bersamaku." Menarik tangan perempuan itu untuk berjalan lurus ke belakang. Dua kursi bersebelahan dengan bahan cukup nyaman di bagian paling ujung pesawat.

Mengangguk sekali tanpa kata, Sea menempatkan dirinya di sana, "Terakhir kali aku lihat, warnanya putih emas."

Menoleh dengan cepat, "Aku tidak tahu kamu tipe pemerhati hal sekecil itu."

Eleutheromania Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang