Papa

8K 445 5
                                    

Tokk tokk tokk

"Marcc!! Ayoo bangunn nanti terlambat kesekolah.."

Terdengar suara ketukan dari arah pintu kamar marc, disertai suara teriakan sang papa.

Marc terbangun dengan nyawa yang belum terkumpul penuh, dia terduduk di ranjang sambil melirik jam di atas meja naskah 06.30 marc merengangkan tubuhnya sebelum dia berdiri menuju kamar mandi.

Setengah jam dia habiskan untuk mandi dan bersiap, marc melihat pantulan dirinya di depan kaca "Ayo Marc kau bisa.." batin marc menyemangati dirinya lalu dia keluar dari kamar dan turun untuk sarapan.

Marc berjalan kearah meja makan, dan menemukan Papanya yang sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk dirinya dan tentu untuk Papanya juga.

Marc mendudukan dirinya disalah satu kursi dia masih menatap papanya yang sedang sibuk. "Kau kenapa marc? Melihati papa seperti itu?" Papanya heran dengan anak satu²nya ini, tiba-tiba menatap dirinya yang sedang menyiapkan sarapan.

Marc tersenyum mendengar pertanyaan sang papa, "Tak apa.. Papa semakin tampan" Sang papa terkekeh mendengar penuturan sang putra, sungguh aneh.

"Kau tidak sedang meminta sesuatu kan marc?" Tanya sang Papa menatap sang anak dengan tatapan mencurigakan.

"Pa.. boleh marc bertanya sesuatu.." Marc memberanikan diri untuk bertanya soal ini, dia melihat raut wajah sang papa berubah.

"Kau ingin bertanya soal apa marc, sepertinya penting sekali?" Sang papa beralih duduk didepannya dengan raut wajah bingung.

Lain halnya dengan marc yang sedang berpikir bagaimana dia harus bertanya tanpa menyakiti hati sang papa, tetapi tetap saja pertanyaan itu akan menyakitkan bagi papanya.

"Uhm.. tidak jadi pa nanti saja, marc sudah lupa apa yang tadi mau marc tanyakan" Marc benar benar takut, jadi dia mengurungkan niatnya untuk bertanya soal itu.

Nanon bingung dengan sikap sang anak, ada apa sebenarnya dengan marc sepertinya dia menyembunyikan sesuatu.

Selesai dengan acaran sarapan berdua, marc berpamitan dengan sang Papa dan berjalan keluar rumah.

Marc berjalan kaki ke sekolah karena arah sekolah dari rumah lumayan dekat, dari arah belakang marc mendengar ada yang memanggil namanya.

"MARC TUNGGU AKUU.."
Marc menoleh ke arah belakang dan melihat Khao yang sedang mengayuh sepedanya dengan kecepatan cepat, marc berhenti sebentar sembari menunggu temannya ini.

"AII MARC KAU MENINGGALKAN KU LAGI!!" Khao mengerem sepedanya tepat disebelah marc yang sedang berdiri menunggunya, Khao yang merasa kesal karena tidak ada jawaban dari mulut temannya ini.

"Eh marc kau kenapa sih? Ada masalah apa? Kau habis bertengkar dengan papa mu yah? Ai sat aku kan sudah bilang berhen.." belum sempat khao melanjukaan bicaranya marc sudah memotongnya duluan.

"Khao apa aku salah jika bertanya soal di mana Ayah ku.." wajah marc berubah sendu, matanya berkaca kaca. "Kau belum bertanya kepada Papa mu?" Khao tau masalah temannya ini, karena mereka sudah berteman sejak kecil.

Khao tau jika marc tidak mempunyai ayah, entah kemana ayah marc khao juga tidak tau karna marc sendiri tidak tau di mana ayahnya.

Marc mengelengkan kepalanya pelan, pertanda dia belum menanyakan soal ayahnya kepada papanya. "Aku masih takut untuk bertanya soal Ayah ke Papa khao, aku takut Papa akan sakit lagi setelah aku bertanya begitu..".

Dulu marc kecil pernah bertanya pada papanya tentang dimana ayahnya, tetapi marc tidak mendapat jawabnya dan malah melihat papanya menangis setiap malam sampai harus masuk rumah sakit, Marc kecil akhirnya di rawat oleh kakeknya. orang tua dari papanya selama papanya sakit, sampai saat itu marc tidak pernah mau bertanya soal Ayahnya lagi.

"Yah udah marc kamu nggak usah tanya ke papa mu, kamu tanya ke kakek mu saja bagaimana?! Kali saja kamu menemukan jawabanya di sana.." Wajah marc langsung berubah setelah mendengar perkataan khao, "Kenapa aku tidak kepikiran untuk bertanya pada kakek, bodonya kau marc.." batin marc.

Sepertinya ide khao boleh dicoba. "Yah sudah ayo berangkat, kamu nunggu apa lagi marc nanti terlambat ayo cepatt naikk ke belakang sepeda ku.." Khao menyengol lengan marc untuk cepat naik ke sepedanya agar tidak terlambat nantinya ke sekolah.

"LEST GO..." Kedua anak lelaki itu tertawa di perjalanan menuju sekolah.






































HALO GUYS AKU BALIK LAGI, BAWA YANG BARU HEHEHE.

OhmNon.

Iya dapet ide langsung tulis (*≧▽≦)

SEMOGA KALIAN SUKAA YAH, JANGAN LUPA KASIH KRITIK DAN SARAN + PENCET BINTANGNYA🌟

TERIMA KASIH💕

Ayah Untuk MarcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang