Hai, Aku seneng banget karena banyak yang suka sama cerita ini🥺.
Padahal aku buatnya iseng karena dapet ide langsung tulis. dan ternyata banyak yang sukaa😭❤.
Terima Kasih karena udah baca dan suka sama cerita ini❤.
Selalu kasih kritik atau saran yah buat aku hehehe.
Selamat membacaヾ(@^∇^@)ノ
"Jadi bisa di ceritakan dengan jelas Marc?" Tay sudah mendengar semua ucapan cucunya tadi dari balik pintu kamar inap.
Marc masih diam, dia terlalu takut untuk cerita yang sebenarnya. Karena jika Harabuji Tay tau maka remaja itu akan menghilang.
"Marc.. coba cerita ke Harabuji sayang, kita akan mencari tau siapa pelakunya" New mencoba membujuk cucunya untuk bercerita, tapi Marc masih tetap bungkam.
"MARC!! JAWAB PERTAYAAN HARABUJI!! PAPA TIDAK PERNAH MENDIDIK KAMU SEBAGAI PEMBOHONG!!" Nafas Nanon naik turun, emosinya sudah tidak terkontrol lagi melihat anaknya yang diam saja dan tidak mau bercerita padanya maupun pada Ayah dan Papa.
"Maafkan Marc Pa.. tapi Marc tidak ingin jika teman Marc menghilang lagi.." Marc menundukan kepalanya takut melihat Papa yang emosi.
"Hiks.. Tapi Marc dia sudah menyakitimu, dia sudah membuat anak Papa terluka" Tubuh Nanon bergetar hebat, Nanon menangis.
"Marc.. juga bingung Pa, karena Marc tidak kenal dia. Tapi dia bilang jika Keluarga Marc menghancurkan Keluarganya dan membunuh Ibunya Pa.." Marc masih menundukan kepalanya, air matanya jatuh tubuhnya bergetar tapi Marc menahan isakannya.
"Sudah sayang, besok kita bahas lagi untuk sekarang kamu istirahat dulu tidurlah. Dan Khao kau mau pulang atau tetap menemani Marc?" New tidak mau suasana menjadi keruh, jadi dia memutuskan untuk membahasnya besok.
"Aku mau pulang saja, permisi.." Khao meluncur keluar dari kamar Marc.
New mengajak Nanon untuk duduk disofa, New berusaha menenangkan Nanon yang masih terisak. Sedangkan Tay suaminya, sendari tadi hanya berkutan dengan ponselnya.
"Te.. Apa mungkin yang dikatakan Remaja itu benar? Apa kau sudah membunuh ibunya?" New menghampiri suaminya setelah berhasil menengkan Nanon dan membuatnya tertidur.
"Aku tidak mau menjawabnya" Tay tau siapa Keluarga yang dimaksud bocah itu. Anak bajingan - Tay.
"Baiklah jika kamu tidak mau menjawabnya. Maka aku akan mencari sendiri" New meraih ponselnya untuk menghubungin seseorang.
Belum saja New menekan tombol telepon, Tay sudah merebut paksa ponsel itu.
"Aku tau siapa yang membunuhnya, Tapi bukan anak buah ku.." Tay menjawabnya dan memberi sedikit jeda.
"Aku hanya ingin membunuh Suaminya bukan istrinya, tapi wanita bodoh itu malah melindungi suaminya. Dia tertembak karena mencoba melindungi suaminya, tapi malah dia yang mati. Sungguh drama mengenaskan" Tay melanjutkan pembicaraannya.
"Tapi kau bilang bukan anak buahmu lalu siapa? yang membunuhnya?" New bingung.
"Yang membunuhnya anak buah, dari anak mu sendiri.." Tay tidak tau ada masalah apa istri bajingan itu dengan anak keduanya.
"Anak ku? Maksud mu? Siapa? Pluem? atau Frank?" New kaget bukan main, untuk apa anaknya membunuh orang.
"Frank" Jawaban Tay membuat jantung New hampir jatuh, Dia tidak menyangkah bahwa anaknya akan kejam sama seperti Ayahnya.