Hai akhirnya aku update lagi chap 4 hehe. Tenang konfliknya belum kelihat panas kok, heheh tunggu aja(o^^o)
Selamat membaca(≧∀≦)
Sinar mentari menyelinap masuk ke dalam jendela membuat pemilik kamar terusik dari tidurnya. New terbangun terlebih dahulu dengan pemandangan yang indah. Wajah tampan suaminya berada dekat dengannya dan jangan lupakan tangan yang selalu setia melingkar di pinggangnya memeluknya dengan erat. New tersenyum simpul ketika melihat suaminya yang terusik karnanya.
"Te.. bangun, kau sudah berjanji untuk mengantarkan aku ke rumah sakit dan kau akan berangkat kerja" New membangunkan suaminya dengan mencubit hidung bangirnya.
"uhhm.. hinn jangan begitu" New yang melihat suaminya terusik semakin menjadi-jadi untuk menjahilinya.
"Oke aku menyerah" New terkekeh melihat suaminya yang terbangun dengan nyawa yang belum sepenuhnya.
"Baiklah Daddy Tee.. sekarang tolong lepaskan pelukanmu! aku akan turun menyiapkan sarapan untukmu dan Nanon!" New tidak habis pikir dengan suaminya ini, jika di pagi hari dia akan manja, dan jika malam dia benar-benar
"B-U-A-S""Beri aku morning kiss dulu" Baiklah New menyerah.
Much
"Sudah, nah sekarang biarkan aku turun Te!" Tay yang mendengar suaminya merengek hanya bisa tertawa geli menahan gemas.
"Kenapa kau gemas sekalii sih nyuuu.. hiihhh"
"YAK TETAWAN SAKIT BODOH!!" Tay hanya tertawa bodoh melihat suaminya yang kesakitan karena pipinya dicubit olehnya.
"MINGGIR!! GAK USAH DEKET-DEKET!!" New melangkah pergi dengan hati yang kesal dan kaki yang dihentak-hentakan pertanda dia ngambek.
"HINN SAYANGG.." Tay mencoba mengejar New dengan suara yang dibuat-buat.
Benar-benar drama di Pagi hari. Oke mari kita tinggalkan.
Dirumah sakit~~
Marc membuka matanya berlahan, mencoba membiasakan dengan cahaya yang masuk. Ini dimana -Marc. Marc melihat sekeliling dan menemukan Papanya yang tertidur di sebelahnya Rumah sakit? Aku? -Marc.
Nanon yang merasakan gerakan dari tangan Marc mencoba membuka mata, dan melihat anaknya yang sudah terbangun dengan tatap bingung.
"Marc.. sayang, kamu gapapakan? mana yang sakit nak? biar Papa panggilkan dokter sebentar" Sebelum Nanon beranjak dari kursinya Marc segera mencegah Papanya.
"Marc baik-baik sajaa Pa.. Marc hanya bingung kenapa bisa disini?" Marc bingung kenapa dia ada disini, dia juga belum biasa mengingat semua kejadian kemarin karena kepalanya masih sakit.
"Papa juga gak tau sayang, yang Papa tau kamu sudah ada disini bersama Harabuji" Yah Nanon hanya tau saat diajak Papanya, jika Papanya tidak mengajaknya mungkin Nanon tidak akan tau dimana marc dan akan terus mencari anaknya sampai ketemu.
"Harabuji? Akhh.. sakit Pa.. kepalaku" Marc mencoba mengingat kejadian kemarin dan malah membuat kepalanya berdenyut sakit.
"Marcc.. sayangg, kamu tenang duluu biarr Papa panggilkan dokterr" Nanon sudah berulang kali memencet tombol darurat yang berada pada sebelah tempat tidur Marc.
"Sakit.. Paa.." Nanon yang melihat anaknya hanya bisa memeluk anaknya mencoba menenangkan Marc, dengan hati yang sakit dan air mata yang bergantian turun.
Dokter dan perawat yang memeriksa Marc berpamitan untuk pergi.
"Dia hanya terlalu memikirkan kejadian yang kemarin, dan itu membuat kepalanya sakit. Jangan bolehkan dia berpikir keras dulu, karena kepalanya masih sakit. Dan kita akan melakukan X-ray dulu melihat apakah terjadi benturan dikepalanya" Ucapan dokter mengenai Marc berputar di pikiran Nanon, Benturan? -Nanon.