Selamat membaca̋(๑˃́ꇴ˂̀๑)
Pagi ini cuaca tidak mendukung, awan mendung dan hujan turun. Nanon beraktifat seperti biasa, setelah suaminya berangkat kerja dia membersihkan rumah.
Hari ini bukan hanya cuaca saja yang tidak mendukung, suaminya juga iku berubah. Semenjak kejadian malam tadi Ohm menjadi cukup diam dan banyak melamun. Nanon khawatir suaminya sakit atau pekerjaannya yang banyak.
Tringg..
Suara ponsel membuyarkan lamunan Nanon. terterah nama suaminya "Ohm"
"Halo, Iya dengan Nanon Vihokratana disini? anda siapa?" Suara perempuan? tapi ini kan ponsel Ohm?"Maaf apa benar ini atas nama Nanon? Kami dari pihak rumah sakit ingin memberitahu jika suami anda mengalami kecelakaan, sekarang suami anda ada di rumah sakit ×××"
Bagaikan tersambar petir di pagi hari, tubuh Nanon lemas rasanya. Suaminya yang tadi pagi berangkat kerja, berpamitan dengannya, dan sekarang mengalami kecelakaan. Ponsel yang dia pegang tadi Nanon lempar asal, dengan segera Nanon berangkat menuju rumah sakit tanpa memberi tahu siapapun.
Dilain tempat~
Ohm yang mendengar percakapan tadi membuatnya semakin bersalah. Ohm tidak mengalami kecelakan itu semua adalah akal-akalan ayahnya saja. Ohm sekarang berada dirumah lebih tepatnya diculik lalu disekap, dan akan dikembalikan setelah acara pernikahannya. Lalu Nanon? Mungkin ayahnya akan membuat sketsa kematian palsu setelah ini. Maafkan aku -Ohm.
Dirumah sakit~
Nanon sampai di rumah sakit, Nanon benar-benar kacau. air matanya tidak berhenti mengalir sendari tadi. Dia sudah seperti orang kesetanan dirumah sakit, menanyakan keadaan suaminya.
"Suster bagaimna keadaan suami saya?" Nanon membentak suster disana.
"Mohon maaf mas, suami mas atas nama siapa yah?" Suster itu bertanya.
"Ohm Pawat" Nanon menjawabnya dengan cepat.
"Mohon maaf mas, pasien atas nama Ohm pawat telah dibawah pergi oleh keluarganya untuk dirawat dirumah" suster itu menjawab.
"Keluarga? Saya keluarganya sus! Suster jangan buat saya marah" Nanon bingung, Ohm bilang dia tidak punya keluarga.
"Tapi memang benar mas, pasien atas nama Ohm pawat telah dibawah pihak keluarga" Suster itu kembali menjawab.
"GAK MUNGKIN SUS, SUAMI SAYA TIDAK PUNYA KELUARGA KECUALI SAYA!" Nanon berteriak histeris, membuat suster disana takut dan memberitahu security disana untuk membawa Nanon keluar.
Saat security itu membawa Nanon pergi keluar dari rumah sakit, tiba-tiba dicegat oleh dokter tampan.
"Maaf pak, saya kenal dia. biar saya yang membawa dia pergi" Terterah di name tagnya "Dr.Singto"
"Maaf dok, baiklah saya tinggal yah dok" security itu pergi meninggalkan mereka berdua.
Singto membawa Nanon pergi ke ruangannya, kebetulan hari ini jamnya sedang sepi pasien.
"Hai? nama mu siapa? Aku Singto, senang bertemu dengan mu" Singto masih belum mendapatkan jawaban dari Nanon.
"Kamu disini cari siapa? aku tidak sengaja dengar tadi kamu mencari suami mu yah?"
Nanon mengangguk kepala pertanda iya, Nanon melihat Singto.
"Aku mendapat telepon jika suami ku kecelakaan, pas aku kesini suami ku sudah dibawah keluarganya, tapi dia bilang dia tidak punya keluarga. maka aku yang keluarganya sekarang" Nanon menundukan kepalanya, air matanya sudah jatuh mengenai tanggan Singto yang duduk jongkok didepannya.