Rumah Sakit🏥

3.5K 331 15
                                    

Hai maaf yah baru bisa update sekarang:(

Maaf juga ga double update, karena chap 4 masih banyak yang kurang:(

Jadi aku updatenya chap 3 doang, tapi insyallah kalo bisa aku update secepatnya untuk chap 4 hehehe (⌒∇⌒)

Selamat Membaca (o^^o)


Badan New masih berdiri membeku, dia masih mencerna semua yang terjadi. Marc masuk rumah sakit, dan Nanon. Entahlah pikiran New sedang kacau.

Dikamar~~

Nanon terbangun dari tidurnya dengan kepala yang masih sedikit pusing karena efek menangis seharian. Nanon bangkit dari tidurnya dan bersadar pada tempat tidur. Setelah kesadaran Nanon terkumpul penuh, dia segera beranjak dari tempat tidur untuk keluar.

Nanon keluar dan turun tapi rumahnya tampak sepi, tidak ada aktifitas, Papanya tidak ada, Ayahnya belum pulang, dan Marc. "ASTAGA AKU HAMPIR LUPA, MARC BELUM KU JEMPUT" Nanon menepuk jidat dia benar-benar lupa karena terlalu memikirkan masalah tadi pagi.

Nanon segera bersiap dan bergegas untuk pergi sebelum Marc marah. Nanon keluar rumah untuk menghampiri mobilnya tapi itu ditahan oleh New.

Nanon yang sudah akan berangkat lalu ditahan oleh Papanya.
"Papa? Ada apa? Nanon akan menjemput Marc dia akan marah jika Nanon menjemputnya telat" Nanon menjelaskan pada Papanya jika dia kan menjemput Marc.

"Ayo ikut Papa sekarang" New menggandeng anak laki-lakinya itu untuk masuk kedalam mobil, tapi saat Nanon hendak mau menyetir Papanya langsung menahan tangannya. "Biar Papa yang menyetir kamu duduk sebelah Papa" ucap Papanya lembut. "Ada apa sebenarnya?" Nanon hanya bisa membatin, karna takut untuk bertanya jika keadaannya genting seperti ini.

Rumah sakit~~

Tak selang lama, New dan Nanon sampai di sebuah rumah sakit terkenal dibangkok. Nanon yang bingung kenapa Papanya mengajaknya ke rumah sakit "Siapa yang sakit?" Batin Nanon. New dan Nanon keluar dari mobil, New yang melihat Nanon kebingungan hanya bisa tersenyum. "Ayo sayang, Ayah sudah menunggu disana.." New menggandeng anaknya masuk.

New dan Nanon sampai di ruangan Marc di rawat, tapi New masih berdiri di ambang pintu entahlah seluruh badan New rasanya kaku. Nanon yang melihat Papanya yang hanya berdiri diambang pintu.

"Papa.. tidak masuk?" Suara Nanon membuyarkan lamunan New.

"Ah.. maaf sayang Papa melamun, ayo kita masuk" Tangan New meraih knop pintu dan membukanya perlahan.

Ruangan itu VVIP ketika masuk hal pertama yang mereka dapati adalah sofa besar dan meja disebelah sofa itu diberi sekat dan di balik sekat ada tempat tidur pasien.

New dan Nanon melangkahkan kakinya ke arah tempat tidur Marc. Dan betapa terkejutnya Nanon saat tau anaknya sudah terbaring lemah disana.

"Marc.. kamu kenapa sayang?" Hancur sudah pertahanan Nanon air matanya jatuh bergantian melihat anak satu-satunya terbaring lemah disana. Tay dan New yang melihat keadaan di depannya juga samaa, hati orang tua mana yang tak hancur jika melihat anaknya yang menangis. Tay dan New memutuskan untuk meninggalkan Nanon dan Marc.

Nanon masih setia menemani Marc, tangan Nanon tidak henti-hentinya mengelus tangan dingin anaknya itu, mulutnya tidak berhenti memanjatkan doa pada Tuhan untuk anaknya.

Hari sudah malam New dan Tay masih setia menemani anak dan cucunya. New menghampiri Nanon yang terduduk disebelah Marc. Raut wajah Nanon kacau, matanya sembab, hidungnya merah, bibirnya bengkak karna terlalu banyak menangis, hati New hancur dibuatnya melihat anak bungsunya.

Ayah Untuk MarcTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang