Warehouse

277 56 1
                                    

Semoga suka 😉

Sudah hampir dua jam SinB tak kunjung kembali kedorm YeoChin. Sowon yang sejak tadi memang sudah merasa tidak enak berulang kali mengecek ponselnya. Gadis ini baru saja mengirimkan pesan ke SinB, tapi tak ada balasan.

Apa ia harus bertanya pada Hoseok? Bagaimana jika mereka benar-benar sedang bersama? Tapi perasaan khawatir ini begitu mengganggu.

Sowonpun akhirnya memutuskan untuk menelfon Hoseok. Lelaki yang sejak tadi ia tunggu kabarnya ini juga melakukan hal yang sama. Telfon dari Sowon tak ia angkat, apakah mereka baik-baik saja?

"Sowon Eonni kenapa?"

Yerin ikut duduk dimeja makan bersamanya. Sejak tadi memang Sowon tak berpindah, masih diam di meja makan beberapa saat setelah SinB pamit.

"Aku hanya merasa cemas."

"Tak biasa kamu begini .."

"Entahlah .. tiba-tiba begini, aku juga tidak mengerti."

"Sudah coba tanya Jhope Sunbaenim?"

"Tidak diangkat."

***

Mata SinB mengerjap. Kepalanya masih begitu pusing dengan keadaan badan yang terikat sebuah tali yang cukup kuat. Gadis ini terduduk dilantai dingin tak beralas.

Fokusnya masih belum normal, tapi dari bayangan yang ia tangkap, seseorang sedang duduk diatas kursi memperhatikannya. Postur tubuh orang itu kecil, ah bukan, maksud SinB postur tubuh seorang wanita.

"Sudah bangun nona?"

Kelopak mata SinB ia kecilkan untuk berusaha melihat lawan bicaranya. Perlahan penglihatannya membaik. Dugaan SinB benar, dia seorang wanita.

"Apa tidurmu menyenangkan?" Tanya wanita itu sambil menopang dagunya dengan tangan yang terganjal pada paha.

Tidur dia bilang? Jelas-jelas SinB dibius oleh lelaki tadi. Apa dia yang menyuruhnya? Untuk apa?

"Sudah lama tidak bermain-main ya? Apa kamu merindukanku?"

Wanita tersebut turun dari kursinya. Dia mengambil posisi berjongkok tepat didepan SinB yang masih belum mengerti dengan apa yang terjadi.

"Apa aku kalah cantik denganmu?"

Wajah SinB berkali-kali dihadapkan ke kanan dan kiri. Tangan lembut wanita ini dengan pasti memegang kedua pipi SinB dengan satu tangan. Menganalisis dengan detail proporsi wajahnya.

"Apa maumu?" Ucap SinB yang tak terdengar jelas karena himpitan tangan wanita itu.

"Aku ingin mengalahkanmu .."

Tangannya turun dan tak lagi diam pada pipi SinB. Gadis ini melipat tangannya diatas lutut yang tertekuk. Ekspresinya berubah seketika.

"Ku akui kamu cukup kuat untuk mencapai level dua seperti kemarin." Gadis ini berdiri dan berbicara dengan memunggungi lawan bicaranya.

"Kamu?!"

"Ya! Aku .."

Badannya berbalik dan kembali duduk pada kursi didepan SinB. Ia mengeluarkan sebuah kartu hijau yang sama seperti SinB dapatkan saat itu.

"Level 2 selesai .."

Krekk ..
Kartu dalam genggamannya ia robek dengan begitu mudah. SinB masih tak mengerti? Dia yang selama ini menerornya? Kenapa tiba-tiba datang lagi?

"Sekarang kita masuk pada level 3 oke? Ah bukan level 3, tapi level 4." Jari lentiknya menunjukkan jumlah empat pada SinB.

"Karena lelaki keparat itu aku gagal membuatmu menyelesaikan game ini dalam 3 level."

Matanya memutar malas dengan acuh dan sombong. Siapa yang dia maksud? Apakah Haneul? Berarti yang menabraknya saat itu juga dia?

"Kamu yang menabraknya ha?!!!"

Setelah sekian lama bungkam, akhirnya SinB bersuara. Kaki panjangnya ia hentakkan berusaha menendang dudukan yang wanita itu gunakan. Tapi gagal, SinB tidak berhasil.

"Upss .. santai saja SinB-ya .. bukan aku, tapi orang suruhanku .."

"Apa maumu??!!!"

"Aku sudah bilang padamu tadi, kenapa masih bersikeras?"

"Lapaskan aku!!!!"

Suara SinB serak karena terlalu keras saat berteriak. Tubuhnya meronta berusaha melepaskan tali yang melilit badannya.

"Jangan buang tenagamu. Aku kasihan melihatnya."

"Tak perlu mengasihaniku!! Aku yang harusnya kasihan padamu. Dasar bodoh!!"

"Cukup bermainnya nona Hwang .. dalam situasi seperti ini kamu masih bisa mengumpatku? Punya berapa nyawa ha??"

Lagi. Pipi SinB sudah ditekan kedua sisinya oleh tangan gadis ini. Matanya begitu tersulut emosi dengan nafas yang tak teratur.

"Lihat apa yang akan terjadi setelah ini." Ucap SinB mengancam.

"Apa kamu mengancamku??!!" Tangannya menarik keras rambut SinB hingga terdangak.

"Akhhh .. lepaskan akh!!"

"Tidak akan .."

Gadis ini kembali berdiri dan mengambil ponselnya. Berbicara dan memerintahkan anak buahnya yang lain untuk melaksanakan misi selanjutnya.

"Aku masih akan membiarkanmu bernafas sampai mereka selesai. Apakah ada pesan terakhir?"

"Shitt!!!"

"Uuhh pesan yang sangat menyentuh. Sepertinya kamu tidak bisa diperlakukan dengan baik."

Tiba-tiba tercium bau minyak tanah dan sejenisnya. Apa gudang ini akan segera ia bakar? Apa maunya? Kenapa tidak menjelaskan dengan pasti?

"Kenapa tidak melakukan ini dari dulu?!!"

SinB kembali membentak. Pikirannya berkelut. Apa yang harus ia lakukan? Bau minyak ini semakin lama semakin menyengat. Apa mereka sudah membasahi setiap sisi gudang? Jujur SinB sangat takut sekarang.

"Karena aku harus menjalankan pekerjaanku. Aku terlalu sibuk untuk mengurusi idol sombong sepertimu."

"Lepaskan aku!!!"

"Terus saja memohon,, semua permintaanmu tak akan aku kabulkan."

Tak berapa lama seorang lelaki berbadan kekar masuk kedalam ruangan. Ditangannya sudah tergenggam sebuah jirigen yang bisa dipastikan bahwa itu adalah minyak tanah juga. Tentu untuk mempermudah rambatnya api.

"Aku hanya ingin membuatmu mati perlahan. Tidak harus secara mengenaskan."

Gadis ini membasahi barang-barang sekitarnya tanpa mengenai SinB. Biarlah rivalnya ini mati tanpa tergesa-gesa. Jika dia ikut mengguyur badan SinB, tentu itu akan membuatnya dengan mudah pergi dari dunia ini.

"SinB-ya .. kamu sudah kalah sekarang .."

Senyum smirknya tampak begitu menyeramkan. Berkali-kali SinB berusaha untuk melepas tali-tali sialan ini dari tubuhnya, tapi percuma. Dirinya semakin panik.

Ditambah lagi dengan korek api menyalah yang siap jatuh kelantai yang sudah tergenang akan minyak tanah itu. Riwayat hidupnya akan berakhir sebentar lagi.

Tbc ..
Kamshamida yeorobun ..
Jangan lupa like, komen, and subscribe .. azekkk
Becanda2,, jgn lupa vote dan tuangkan pendapat kalian di komentar okeh 😁😁
Putriellys

S.O.S ~ Saying of StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang