Confused

309 55 5
                                    

Good morning/afternoon/night 😉😉

Suasana ruangan yang ditempati SinB begitu sunyi. Sowon sudah tertidur lebih dulu di sofa, sedangkan Hoseok tidur dengan meletakkan kepalanya disalah satu sisi ranjang. Tepatnya dia tidur dalam kondisi duduk menunggu kesadaran sang kekasih.

Perlahan tapi pasti, mata SinB akhirnya terbuka. Hal pertama yang SinB lihat adalah ruangan yang teramat asing bagi dirinya. Pandangan ia edarkan dengan posisi badan masih tertidur.

Disebelah sana dapat ia lihat Sowon tertidur dengan balutan mantelnya. Saat ia akan menggerakkan tangan kanannya, SinB menyentuh surai seseorang.

"Hobi Oppa?" Tanya lirih hampir tak terdengar.

Gerakan tangan SinB yang lemah akhirnya berhasil ditempatkannya pada kepala Hoseok. Dielus dengan pelan seseorang yang sedang tertidur karena lelah menjaganya itu.

SinB berusaha mengingat apa yang terjadi. Terakhir yang ada dalam kepalanya sebelum benar-benar menghilang adalah ketika seseorang berhasil mendobrak pintu gudang dan membawanya keluar.

"SinB-ya .."

Mata merah Hoseok terbuka dengan otomatis begitu menyadari elusan pada kepalanya. Tangan Hoseok bergerak menggenggam tangn SinB yang terhubung pada selang infus.

"Gwenchanayo?? Ada yang terluka tidak? Sakit? Kepalanya pusing? Iya?? Kenapa,, kenapa,, bilang padaku .."

Pertanyaan bertubi dilontarkan pada gadis didepannya. Setelah sekian lama tertidur akhirnya dia bangun. Andai SinB tau, perasaan Hoseok sangat lega sekarang. Melihat SinB membuka matanya adalah suatu kebahagiaan baginya.

SinB menggeleng menandakan bahwa dia baik-baik saja. Mulutnya masih belum sanggup bersuara dengan jelas, hanya bisa menampakkan senyuman yang semoga dengan itu Hoseok tak perlu mencemaskannya lagi.

"Maafkan aku ..."

Tangannya kembali Hoseok cium dengan penuh penyesalan. Ini bukan salahnya sama sekali. SinB yang salah karena tak mendengarkan ucapan Hoseok untuk tidak pergi kemanapun sendirian.

Jelas-jelas SinB tau itu bukan Hoseok, seharusnya ia tak perlu datang dan berlagak sok berani dengan keputusannya. SinB yang membuatnya semakin rumit, bukan Hoseok.

"Kenapa kamu kesana sendiri?? Kenapa tidak mengabariku lebih awal?" Tanya Hoseok masih begitu cemas.

"Aku takut Oppa khawatir .."

Suara yang sangat kecil hingga hampir tak tertangkap pendengaran. Beruntung saja keadaan ruangan dan sekitarnya sangat sepi, jadi Hoseok masih bisa mendengarnya dengan baik.

"Kenapa tidak pulang hm? Istirahatlah Oppa .. aku baik-baik saja .."

"Andwae .. kamu baru saja sadar bagaimana bisa aku meninggalkanmu? Aku sudah menunggumu bangun sejak tadi."

"Oppa pasti lapar .."

"Tidak, harusnya aku yang bertanya begitu. Apa kamu lapar? Aku akan bangunkan Sowon dan keluar membeli makan ya??"

Lelaki didepannya sudah beranjak sebelum SinB sempat menjawab. Jarak tangannya dan tangan Hoseok tidak terlalu jauh. Dengan sigap ia menariknya dan menggeleng dengan pelan.

"Biarkan Sowon Eonni tidur. Dia juga pasti lelah. Jam berapa ini?"

Hoseok kembali mengambil posisi duduknya dan mendekat ke arah SinB. Jam pada ponselnya menunjukkan angka 03.01, terlalu pagi untuk membeli makanan.

***

Matahari semakin menampakkan eksistensi. Aeri masih terlelap dalam timbunan barang-barang empuk pada kasurnya.

Tadi malam gadis ini meminum sangat banyak alkohol. Kepalanya menjadi begitu pusing dan sulit untuk membuka mata di hari yang semakin siang ini.

Tinunittt .. tinunitt ..
Panggilan masuk begitu mengusiknya. Dengan enggan ia beruasa mengambil ponsel yang sengaja Aeri letakkan dibawah bantal.

"Hmm??" Tanya Aeri masih belum sadar.

"Aku ingin bicara .."

Suara diujung sana membuatnya terkejut. Ponsel yang awalnya tak ia perhatikan layarnya kini ia lepaskan dari telinga dan menatap monitor dengan keadaan bingung. Apa yang harus ia katakan?

"Ah eum .. aku sedang sibuk sekarang Hoseok-ah .. ba-banyak artikel yang harus aku selesaikan dalam waktu dekat."

"Hanya sebentar tidak bisa? Ini penting .."

Suaranya begitu dingin. Apa Hoseok sudah tau yang sebenarnya? Bagaimana ini? Mengelak? Iya, Aeri tak boleh bertemu dengannya apapun yang terjadi.

"A-andwenika .. atasanku sudah mengejarku untuk menyelesaikannya."

"Katakan jika jammu kosong. Kita harus bertemu .."

"N-ne .."

Ponsel itu segera ia lempar ke sisi ranjang. Bagaimana ini? Hoseok pasti sudah tau. Tapi darimana? Seingatnya, dia sudah melarikan diri dengan sangat mulus kemarin.

"Akhhh .."

Rambut hitamnya ia sibakkan kebelakang. Tangan yang menggelantung bebas ia tolakkan pada kedua pinggang. Matanya menerawah jauh keluar halaman.

Keadaan rumah begitu sepi. Ayahnya pergi keluar kota untuk urusan bisnis sejak satu minggu yang lalu. Kalaupun ayahnya ada disini, Aeri tak mungkin meminta saran atas hal yang tentu membuatnya marah.

Ini semakin memusingkan. Keadaan tak ada yang memihaknya, keberuntungan pergi menjauh. Apa yang harus ia lakukan?

***

Bitna memasukkan makanan dalam mangkuk tersebut ke mulut SinB. Baru saja Yerin pulang dan bergantian dengannya. Gadis didepan SinB ini begitu telaten, pantas saja Haneul selalu ingin bersamanya setiap saat.

"Gomawoyo Bitna-ya .."

"Jika sudah tau begitu kenapa masih mau pergi?"

"Aku hanya penasaran, aku tak menyangka dia akan selicik itu."

"Melihat wajahnya?'

"Eumh .. dia cantik. Tapi tidak dengan hatinya. Aku belum pernah bertemu ataupun melihat dia sebelumnya."

"Nado .."

"Kamu melihatnya juga?"

"Hmm .."

Tiba-tiba Haneul masuk. Lelaki itu membawakan mereka buah dan beberapa cemilan. SinB hanya perlu diam dirumah sakit sampai hari ini dan besok pagi dia sudah bisa kembali.

Tbc ..
Makasij yg udh stand by baca dari awal .. vote dan komentar kalian itu semangatku bgt ❤️❤️
Saranghae 😘😘
Putriellys

S.O.S ~ Saying of StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang