10. Squabbling

540 58 3
                                    

"astaga kau seperti gelandangan yang sudah lama tidak makan, padahal kau seorang direktur perusahaan. Jaga citramu bung" tutur namja bantet yang baru saja datang membawa sekresek makanan untuk teman sekaligus bosnya itu.

"Astaga, makanan ini sangat lezat jika di makan ketika lapar"

Namja bernama jimin itu memutar bola matanya, ia merasa ibah sekaligus muak melihat cara makan Taehyung yang terburu-buru.

"Kau makan sepagi ini, apa istrimu tidak memasak sarapan untukmu"

Taehyung menghentikan aksi makanya kemudian melirik ke arah Jimin

"Tidak, dia keluar pagi ini" ucapnya lalu melanjutkan melahap beberapa hidangan di depanya

"Astaga, ini sebabnya aku harus berfikir dua kali sebelum menikah"

"Jangan berfikir soal menikah, kau bahkan tidak punya kekasih jim kkk" ejek Taehyung

"Brengsek kau mengejeku?"
Kini wajah Jimin memerah karena tersungut amarah. Pria bernama lengkap Park Jimin itu memang sedikit sensitif jika di singgung soal pasangan.

Tak lama ponsel Taehyung berdering dan menampakan nama seorang yang tak asing baginya

"Itu Irene, kenapa tidak mengangkatnya" tanya Jimin tepat setelah Taehyung menolak panggilan itu.

"Aku belum membutuhkanya, lagi pula dia telepon hanya untuk mengomel, seperti ibuku"

Setelah itu Jimin meninggalkan Taehyung dengan semua makananya dan melanjutkan tugasnya sebagai seorang sekertaris perusahaan pada umumnya.

Skip

Hari ini Yerin pulang agak larut, sekitar jam 11 malam ia berharap Taehyung belum pulang dan lembur malam ini.

Yerin menginjakan kakinya secara perlahan lebih tepatnya mengendap-endap di rumah suaminya seperti pencuri.

Saat sampai di ruang tamu dan sedikit lagi tangga menuju kamar mereka, ia menyadari ruangan itu sangat gelap karena lampu yang belum di nyalakan itu artinya Taehyung belum pulang dari kantor dengan begitu Yerin bisa menghembuskan nafas lega dan berjalan seperti biasa.

"Uhum" suara bedehem membuat Yerin tersentak, dan benar saja Taehyung menangkapnya lebih tepat jika itu di katakan memergokinya.

Tidak seperti yang ia duga Taehyung pulang lebih awal, pastinya begitu karena saat ia berbalik dan melihat pria itu sudah memakai piama rapi bahkan wajahnya terbungkus apik dengan masker.

"Wah bagus sekali jam berapa ini nona Yerin" tanya Taehyung

"Emm itu....aa..aku ah sudahlah urus saja urusanmu sendiri" ketus Yerin seolah tak melakukan kesalahan apapun

"Wah bagus, istri macam apa yang pergi dari pagi sampai malam begini" sindir Taehyung kali ini agak sinis pada Yerin

Memilih masa bodoh Yerin malah mengacuhkannya dan bergegas menaiki tangga, namun sebelum itu tangan Taehyung berhasil menghentikannya.

"Aku bicara padamu Yerin!" Kini nadanya tegas seolah tak ada basa basi lagi untuk Yerin

Mendengar itu Yerin berbalik wajahnya terlihat kesal dan menampis jemari Taehyung dari pergelangan tanganya "lepaskan!"

"Dengar Taehyung, kita memang menikah tapi ku harap kita masih punya privasi satu sama lain, lagi pula kita tidak menikah berdasarkan cinta jadi itu tidak membuatku terikat padamu meski cincin ini melingkar di jariku"

Ucapan Yerin benar-benar tidak bisa di percaya, gadis itu bahkan terlihat sangat angkuh sekarang.

Tak berselang lama Yerin beranjak menaiki tangga dan mengusap pelipisnya, nada tinggi benar-benar membuatnya pusing. Sedangkan Taehyung tak tinggal diam ia menyusul Yerin menuju kamar mereka dan mendapati pintu itu terkunci, ia mengetuk beberapa kali namun tidak ada jawaban dan sekarang ia bisa menyimpulkan.

Menikah bukan berarti Yerin mau membuka hati untuknya.

Karena hal itu Taehyung terpaksa harus tidur di ruang kerjanya malam ini, sebelum tidur raut muka serta kata-kata Yerin terus terngiang di kepalanya.

Padahal sebelum ini tidak ada satupun wanita yang akan menolak Kim Taehyung jika di pikir-pikir banyak wanita yang mengejarnya tapi kenapa harus Yerin yang terikat bersamanya.

"Aishh aku bisa gila kenapa mataku tidak mau tertutup kenapa memikirkannya Taehyung, kau hanya perlu terikat dan menjaganya tidak harus membuatnya jatuh cinta padamu" gerutunya pada dirinya sendiri sembari memukul kepalanya beberapa kali mencoba menghilangkan semua fikiranya

Ia menyandarkan kepalanya pada meja kerjanya dan menatap sebuah bingkai foto yang terpampang di sudut kiri meja kerjanya. "Bagaimana keadaanmu sekarang?, apa kau senang sekarang?. Kau membuatku menjadi menyedihkan dan malah tersenyum"

🌼🌼🌼

Taehyung POV

Keesokan paginya suasana masih sama, bahkan wajahnya masih terlihat ketus seperti terahir kali aku melihatnya. Padahal sudah jelas di sini aku yang di rugikan

"Ehem" sengaja aku pura-pura batuk supaya dia mulai bicara, tapi tetap saja dia mengacuhkanku seperti biasanya.

"Makanannya enak tapi terlalu pedas dan hambar aku rasa ini di buat dengan kebencian" setelah perkataanku barusan ia malah makin sebal sampai membanting sendoknya.

"Kau tidak perlu memakannya jika memang tidak enak buang saja!" Balasnya dengan nada meninggi dan meninggalkanku di meja makan, apa dia kesal?

Padahal aku hanya ingin sedikit bercanda, apa aku keterlaluan?.

Skip

"Tentu kau keterlaluan Tae, seorang wanita paling suka jika masakannya di puji oleh suaminya bagaimana kau bisa hidup tanpa rasa peka huh" ujar Jimin saat Taehyung menceritakan permasalahannya

"Kau harus memuji makanan yang di buat istrimu meski rasanya seperti air cuci piring" sambungnya

"Yakk rasanya tidak seburuk itu" sahut Taehyung tak terima karena memang faktanya masakan Yerin luar biasa, hanya saja ia selalu makan dalam suasana yang tidak enak.

"Sudah kerjakan, saja tugasmu jangan menggangguku dengan omong kosongmu dasar bulat!"

"Hei siapa yang memanggilku kemari sepagi ini dan mengoceh masalah rumah tangganya, kau pikir waktuku hanya untuk ini huh, naikan gajiku bulan depan bung"

Mendengar ocehan Jimin saat kesal adalah salah satu satisfying untuk Taehyung. Jimin memang satu-satunya teman yang selalu Taehyung butuhkan terutama saat ia membutuhkan solusi untuk mencurahkan masalahnya. Begitu juga Jimin

Meski begitu tanpa sadar mereka selalu berakhir dengan perdebatan di ahir kalimat. Dan itu sering terjadi

🍒🍒🍒

🌼05 Juli 2020🌼

𝐇𝐄𝐀𝐋𝐄𝐑 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang