Part. 2

2K 156 18
                                    

.

.

"Makan malam udah siap ..!", menaruh lauk dan sayur ke meja makan.

Fokus Wonwoo, Eunho dan Eunbyul berubah arah menatap ku, saat sebelumnya fokus mereka mengarah pada sebuah acara kartun di televisi.

"Yeayyy..!", teriak Eunho dan Eunbyul yang langsung berlari ke arah ku disusul Wonwoo yang berjalan dibelakang mereka dengan senyuman manis melihat tingkah kedua anaknya.

"Kak .. boleh minta tolong ambilin sendok sama garpu di rak piring ya kak ..? Bunda mau ambil nasi dulu"

"Siap Bunda..", jawab Eunho yang selalu nurut saat ku mintai tolong. Sedangkan Eunbyul sudah duduk di pangkuan Daddy-nya bercada gurau di meja makan.

Eunho dan Eunbyul menyantap makanan mereka dengan lahap. Wonwoo pun juga sudah menyantap makanannya sembari sesekali melihat anak-anaknya makan dengan begitu lahapnya.

"Habis ini cuci muka, gosok gigi terus langsung tidur yaa..", celetuk Wonwoo ditengah kami menyantap makanan.

Eunho dan Eunbyul hanya menganggukan kepala dan tetap fokus pada makanan mereka.

"Bunda.. nanti tidur dikamar kakak sama adek yaa..", kata Eunho sambil mengunyah makanan di mulutnya.

"Emm.. kenapa kak? Kakak mimpi buruk semalem?", tanya ku

"Enggak kok Bun.. cuma kakak pengen tidur sama Bunda aja malem ini. Yahhh?? Yaaa Bun..?!"

Tiba-tiba Wonwoo langsung angkat bicara sebelum aku menjawab ajakan Eunho.

"Bunda tidur sama Daddy ! Iya kan Bun..??" Wonwoo yang mengkode ku dengan mata sebelah kanannya berkedip-kedip seolah meyakinkan ku kalo aku akan tidur dengan dia dan menolak permintaan Eunho. Heran, suka gak ngerti sama dia. Orang udah gede, badan besar, muka dingin, udah jadi bapak tapi kelakuannya gak mau kalah sama anaknya.

"Daddy.. aku tanya Bunda. Aku minta Bunda yang jawab. Bukan Daddy. Kenapa malah Daddy yang jawab. Kesel.", kata Eunho yang sedikit kesal dengan tingkah Daddy-nya.

"Kakak.. Daddy juga tanya sama Bunda. Bukan sama kakak..", balas Wonwoo yang juga memasang wajah kesal.

Gak ngerti lagi sama ayah dan anak satu ini. Kalau diperhatikan Eunho sangat mewarisi sifat Wonwoo. Keras kepalanya, sifat dinginnya, manjanya tak beda jauh dengan Daddy-nya. Wajar, memang anaknya *haha. Namun kata orang wajahnya lebih cenderung mirip dengan ku. 

"Daddy kan setiap hari udah tidur sama Bunda, masak semalem aja Bunda gak boleh tidur sama kakak", lagil-lagi Eunho membantah perkataan Daddy-nya.

"Yaa.. kan kakak udah tidur sama adek. Ditemenin adek. Kalau kakak tidur sama Bunda sama adek, terus Daddy tidur sama siapa? Masak Daddy tidur sendiri?!", bantah Wonwoo gak mau kalah.

Haduhh.. kalo begini terus pasti kelar besok subuh -_- Gak ada yang mau ngalah.

"Hayoo lho mau jawab apa ..laa.. ", ejek Wonwoo. Heran dah, kelakuan bayi banget nih suami ku.

"Nuu.. udah..", gerutu ku menghentikan perkataannya, memanggil Wonwoo dengan nama yang ku singkat menjadi Wonu. Nama kesayangan yang ku buat waktu sebelum menikah dulu. Dan sampai saat ini aku masih sering memanggilnya dengan nama itu.

"Udah.. udah.. kita tidur bareng aja berempat di kamar Daddy sama Bunda", mata mereka berdua melotot kearah ku secara bersamaan. Terlihat dari sorot mata mereka kalo mereka tidak suka dengan keputusan ku.

"Mau atau tidak? Kalo gak mau biar Bunda sama adek tidur dikamar tamu aja. Kakak sama Daddy tidur sendiri dikamar masing-masing."

Dengan wajah yang masih kesal Eunho menopang pipi dengan kepalan tangan kanannya dan menganggukan kepalanya. Sedangkan Wonwoo hanya menurunkan kedua matanya kebawah mengorak-arik makanannya.

Keluarga Uwuu~  |  Jeon Wonwoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang