Part. 13

663 83 6
                                    


.

.

Aku keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan diriku. Cukup larut, aku dan Wonwoo pulang dari rumah Soonyoung. Didepan pintu kamar mandi, aku mengerutkan kening dan menatap Wonwoo tajam. Aku kesal,  sejak tiba tadi dia hanya sibuk dengan laptopnya. 

"Nuu~ Lagi ngapain??!"

"Aisshh.. Kamjagiya!?", Wonwoo tersentak kaget saat aku memeluknya dari belakang. 

"Ahh.. Kenapa kamu mengaggetkan ku!?", lanjutnya. Lanjut juga menatap layar laptopnya. Kesel. 

Dalam hati, 'Dasar Jeon Wonwoo! Apa dia lupa kalo aku ini istrinya?'

"Isttt.. Dipeluk bukannya bales meluk malah, bentak 'kamjagiya!', dasar.", gerutu ku kesal sambil menirukan perkataannya tadi dengan nada mengejek.

"Mian, aku lagi sibuk mengecek data buat meeting besok", sambil sedikit menaikkan kacamata bulat yang biasa digunakan, dia mengatakannya tanpa menatap ku. 

"Wahh, laki-laki ini benar-benar ingin mengajak ku ribut !", gumam ku lirih yang duduk dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wahh, laki-laki ini benar-benar ingin mengajak ku ribut !", gumam ku lirih yang duduk dibelakangnya.

"Yaa ! Jeon Wonwoo !!!", teriak ku. Ditengah-tengah keheningan, itu benar-benar lantang. 

"Yaa.. Mwohae..", Wonwoo sempat menengokkan tubuhnya kearah ku. Namun tetap, kembali pada laptop kesayangannya.

"Wonu~ Wonu~ Wonu~ Wonu~~", aku terus berteriak memanggil namanya. Tentu, untuk mendapat perhatiannya. Kekanak-kanakan memang, tapi aku kesal.

Sampai akhirnya Wonwoo tak tahan dengan tingkah ku.

"Yaa.. diam kamuuu~", Wonwoo beranjak dari kursi kerjanya dan menghampiriku yang duduk di kasur sambil terus memanggil namanya.

"Eumm.. Eumm.. Emm.. Eumm..", dengan gemas dia menutup mulut ku dengan telapak tangan kanannya. Aku tetap berusaha tetap memanggil namanya.

"Sakit Nuu~", aku berusaha melepas bungkaman tangannya.

"Oo.. Mian Mian Mian..", dia melepaskan bungkaman tangannya. Mukanya terlihat khawatir. 

Kami diam untuk beberapa saat. Saling menatap.

"Jeon Won- !?", aku kembali berteriak. 

"Isssttt..", Wonwoo kembali membungkam mulutku. Kali ini sampai aku dan dia terkampar di kasur.

"Hahahaha..", aku tak kuat menahan tawa ku melihat wajahnya yang sedikit kesal.

"Tertawa? Lucu? Aigeu~", Wonwoo mengatakan itu dan mencubit pipi ku dengan begitu gemasnya. 

"Sakitt~", kata ku dengan nada yang sedikit ku ayun.

"Hilihhh.. Aku gak akan tertipu lagi.", gerutu Wonwoo sambil merentangkan tubuh dan tangannya yang digunakan sebagai bantal. Dia mengarahkan tatapannya keatas langit-langit kamar.

Keluarga Uwuu~  |  Jeon Wonwoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang