Part. 4

1K 112 6
                                    

.

.

Hening.

Hanya terdengar suara sendok, garpu dan piring saling beradu pagi ini. Eunho dan Eunbyul sibuk menikmati makanan dihadapan mereka. Suami ku? Jangan ditanya, dia masih diam dari semalam setelah Soonyoung mengirim pesan kepada ku. 

"Nuu.. ", aku masih mencoba memanggil namanya.

Tak ada jawaban.

Eunho yang melihat situasi itu, dengan polosnya, "Daddy.. !? Dipanggil Bunda.. ".

"Eung.. ", respon Wonwoo

"Bunda-nya manggil Daddy.. Kok Daddy diem aja.", lanjut Eunho.

"Iya.. Udah selesai belum makannya, kalau udah ayo buruan berangkat, nanti kakak sama adek telat.", Wonwoo malah mengalihkan pertanyaan Eunho. Terlihat wajah Eunho masih kebingungan membaca situasi yang terjadi antara aku dan Wonwoo. Namun kembali lagi, dia masih terlalu kecil untuk bisa membaca situasi ini.

Tanpa sapaan, tanpa pamitan, tanpa kecupan Wonwoo memasuki mobilnya bersiap untuk berangkat bersama anak-anak.


>< >< >< >< >< 


Aku bersiap membuka cafe, dibantu oleh karyawan-karyawan ku. Lonceng pintu cafe berbunyi, tanda ada seseorang yang membuka pintu.

"Maaf kak, kami masih belum bu--ka..", aku yang sedang sibuk menata uang di mesin kasir, spontan mengatakan hal itu saat mendengar lonceng. Aku mendongakkan kepala ku kearah orang itu yang berdiri didepan pintu.

"Soonyoung .. !"

.

_flashback

Sebelum aku mengenal Wonwoo, aku lebih dulu mengenal Soonyoung saat kami masih kuliah. Satu universitas, tapi beda fakultas. Wonwoo satu fakultas dengan Soonyoung, karena itulah mereka juga berteman. Iya, bisa dibilang dia sahabat ku, karena aku mengenal Soonyoung sejak SMA. Karena pertemanan inilah, aku dan Wonwoo bertemu. 

Cafe yang letaknya tak jauh dari kampus adalah tempat pertama kali aku bertemu dengan Wonwoo. Sampai pada akhirnya Soonyoung, aku dan Wonwoo jadi sering meluangkan waktu untuk hangout bareng. Ada satu lagi teman mereka yang juga aku kenal. Mingyu. Kim Mingyu namanya. Tak ada, yang tak kenal mereka bertiga di kampus. Tak ada, wanita yang tak mengincar mereka di kampus. Aku akui, perpaduan visual mereka yang membentuk situasi ini. Selain itu, kolaborasi kepintaran otak Wonwoo, kepandaian berbicara Mingyu, dan keramahan Soonyoung juga jadi salah satu alasannya.

 Selain itu, kolaborasi kepintaran otak Wonwoo, kepandaian berbicara Mingyu, dan keramahan Soonyoung juga jadi salah satu alasannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

_masih flashback

Seiring berjalannya waktu, pertemanan kami berempat semakin erat. Aku dan Mingyu semakin dekat karena hobi fotografi menyatukan kami. Sampai akhirnya Mingyu mengikuti satu kontes fotografi yang diadakan kampus dan dia meminta ku untuk menjadi modelnya. Tentu, awalnya aku menolak. Sadar diri saja, bagaimana mungkin dia bisa menang jika yang menjadi modelnya adalah aku. Namun dia tetap memaksa ku. Akhirnya aku mengiyakan ajakannya.

Keluarga Uwuu~  |  Jeon Wonwoo [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang