Part 18

991 132 3
                                    

Sinar matahari yang masuk melalui celah tirai jendela kamar mengganggu indra penglihatan Jaemin. Gadis itu menggeliat pelan. Ada beban berat berada di perutnya dan hawa di sekitarnya terasa sangat hangat. Apakah Jeno menyelinap lagi ke kamarnya saat subuh? Sepupunya itu memang tidak tahan dingin apalagi pemanas di kamar Jeno belum ia perbaiki. Jaemin menyamankan posisinya untuk kembali tidur karena ia ingat ini tahun baru. Ia libur dan bisa tidur seharian.

Tunggu.. Ini bukan aroma tubuh Jeno. Dan apakah ia tidak pakai sehelai benangpun?!

Mata Jaemin otomatis terbuka kaget. Pandangannya bersibobrok dengan dada bidang yang terdapat pahatan otot sempurna.

INI BUKAN LEE JENO!

Jaemin sedikit mendongak. Memperhatikan wajah lelaki di hadapannya dengan jelas.

Seo Johnny –calon tunangannya, tidur disampingnya dengan posisi memeluk tubuhnya posesif dan mereka berdua dalam keadaan telanjang.

OH CRAP!

Jaemin panik berusaha mengingat kepingan kejadian beberapa jam lalu. Kenapa mereka bisa berada di situasi seperti ini? Berapa gelas beer yang mereka habiskan semalam? Dimana ini?!

Otak Jaemin yang sibuk mengingat tiba-tiba memerintahkan gadis itu untuk pura-pura kembali tidur karena Johnny mulai menggeliat pelan tanda akan segera sadar dari tidur lelapnya. Jaemin mengatur ekspresi serta napasnya, kemudian fokus pada pergerakan tubuh Johnny.

Tangan Johnny tiba-tiba terangkat dari tubuhnya. Jarak antara mereka juga melebar karena Johnny yang berjengit kaget. Desisan suara Johnny yang masih serak khas orang baru bangun mengucapkan sumpah serapah kepada dirinya sendiri. Jaemin merasakan Johnny bangkit dari tempat tidur, dan menyelimuti tubuh Jaemin dengan selimut tebal berwarna abu itu. Langkah Johnny terdengar menjauh. Jaemin membuka sedikit matanya dan melihat tubuh bagian belakang Johnny yang polos dan seksi.

Sialan. Jaemin cepat-cepat menutup matanya kembali. Kemudian ia mendengar suara pintu yang ditutup dan suara air yang samar-samar. Barulah Jaemin dapat membuka napasnya dan bernapas lega.

Mata Jaemin menulusuri ruangan yang bernuasa abu itu. ini tidak seperti kamar hotel. Banyak buku tertata di rak. Aroma woody chypre tercium memenuhi ruangan. Jaemin menoleh ke atas nakas dan menemukan foto keluarga Seo saat Johnny masih anak-anak.

Ini kamar Johnny. Mereka having sex di kamar Johnny. Oh God. Bunuh Jaemin sekarang.

Belum selesai dengan keterkejutannya. Pintu kamar mandi yang terbuka membuat Jaemin langsung terduduk sambil menaikkan selimut hingga lehernya. Johnny sudah memakai pakaian lengkap dan titik-titik air jatuh dari rambutnya. Johnny yang kaget mendapati Jaemin sudah bangun, menjatuhkan handuk yang ada di tanganya.

“oh… um... hai jaemin?”

What the fuck John?

Johnny menutup mulutnya menyesali mulut bodohnya yang menyapa Jaemin kikuk. Jaemin yang mendengar suara Johnny semakin menaikkan selimut abu itu sampai pipinya. Ia merasa wajahnya memerah sekarang.

“um.. kau bisa mandi dulu. Aku…. Akan membuatkan sarapan? Um.. Kau.. bisa.. pakai baju.. manapun yang.. ada di lemari. Um… karena sepertinya.. bajumu.. tidak bisa.. digunakan lagi,”

Johnny berbicara dengan terbata. Otaknya sangat susah berpikir untuk merangkai kalimat yang tepat saat ini. Ia sama sekali tidak bisa memandang Jaemin yang berada di atas tempat tidurnya. Detak jantungnya bahkan terasa sangat cepat. 

Jaemin yang melihat tingkah laku Johnny entah mengapa merasa gemas. Johnny seperti anak berumur 15 tahun yang tidak sengaja melakukan seks dengan teman sekolahnya! Jaemin berusaha menetralkan detak jantungnya dan bergumam pelan.

“Thank you Johnny,”

Gumaman Jaemin memasuki indra pendengaran Johnny lalu lelaki itu mengangguk. Kemudian berjalan dengan kaku ke luar kamar dan tanpa sengaja menutup pintu dengan sedikit keras.

Jaemin yang memastikan Johnny sudah keluar kamar lalu melangkah perlahan ke kamar mandi –melewati pakaian mereka yang masih berserakan di lantai dan meringis pelan ketika melihat kemejanya yang robek tidak berbentuk-. Ia menyalakan air. Membasuh wajahnya dan melihat dirinya di cermin. Ia terlihat sedikit pucat. Lingkaran hitam menghiasi bawah matanya. Ada beberapa bercak kemerahan di leher dan pundak putihnya, membuat wajah Jaemin kembali memerah.

Lalu kepingan adegan mereka di atas ranjang tereka ulang dengan pelan di dalam kepala Jaemin. Cumbuan panas Johnny. Ketika Johnny memanggil namanya. Ketika Johnny berada di atasnya. Ketika ia balik mendesahkan nama Johnny dan mendapati mata Johnny yang memandanginya dengan penuh nafsu.

SHIT. Semuanya terekam begitu jelas dan Jaemin rasanya ingin tenggelam saja di segitiga Bermuda.

Stupid Engagement Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang