Jaemin mendapati dirinya terbangun di atas ranjang Johnny lagi pagi ini. Hanya saja pakaiannya masih lengkap. Gadis itu mencari sosok Johnny di kamar itu tetapi nihil. Apakah lelaki itu sudah sembuh?
Jaemin melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 9. Dia sudah telat ke kantor. Dan entah mengapa selama 4 tahun bekerja, ini pertama kalinya Jaemin malas berkutat dengan kertas yang ada di mejanya. Ia akhirnya menelpon Sekretaris Park untuk mengatakan bahwa ia tidak masuk hari ini. Sekali-sekali ia ingin menggunakan hari cutinya yang selalu hangus tidak terpakai.
Jaemin mendapati Johnny yang sudah sibuk di dapur, entah membuat apa. Ia duduk di kursi pantry sambil memperhatikan punggung belakang Johnny yang lebar. Johnny hampir menjatuhkan piring yang berisi scrambled egg ketika melihat Jaemin yang sudah duduk manis di area pantrynya.
“Sudah merasa lebih baik?” Johnny hanya menganggukkan kepalanya ketika berdiri di hadapan Jaemin. Jaemin tersenyum tulus. Membuat dada Johnny bergetar aneh. Gadis itu tiba tiba berdiri dan memegang dahi Johnny dengan telapak tangannya. Mengukur apakah lelaki itu masih demam apa tidak.
“Sudah tidak demam. Tapi lebih baik kau istirahat lagi untuk hari ini, professor” Jaemin berkata dengan nada keibuan lalu melepas plaster penurun panas yang masih menempel di dahi Johnny. Johnny hanya memperhatikan wajah Jaemin dari dekat. Sudah dua kali ia melihat wajah bangun tidur Jaemin dan kenapa gadis ini masih terlihat begitu cantik? Oke Mr. Seo ini bukan saatnya untuk berpikiran hentai.
Johnny berdeham pelan untuk menetralkan pikirannya.
“Aku sudah meng-cancel kelasku untuk hari ini. Bagaimana denganmu, ini sudah pukul 9 CEO Na” Jaemin tersenyum geli ketika Johnny memanggilnya dengan sebutan ‘CEO Na’.
“Aku juga sudah menghubungi sekretarisku untuk meng-cancel hariku,”
“Wah memang wewenang seorang CEO”
Keduanya tertawa mendengar balasan Johnny. Suasana canggung selama 3 minggu ini tiba-tiba menguap entah kemana.“Duduklah. Aku akan menyiapkan jus lalu kita bisa sarapan”. Jaemin mengangguk patuh. Kemudian bersenandung kecil menyanyikan lirik lagu Adele yang terlintas di otaknya. Senandung Jaemin terhenti karena ia mendengarkan pintu apartement yang terbuka dan sosok yang dikenalnya di masa lalu berdiri di depan ruang makan. Mata Jaemin membulat kaget, ia tanpa sadar langsung berdiri dari kursinya menciptakan suara yang ribut.
“Minhyung?” itu bukan suara Jaemin, melainkan suara Johnny yang juga kaget mendapati adik satu-satunya sudah berada di apartemennya. Kapan adiknya itu pulang dari Canada?
“Brother,” Mata Minhyung masih menatap lekat Jaemin walaupun ia membalas panggilan Johnny. Beribu pertanyaan muncul di benak lelaki itu.
Johnny yang menyadari suasana canggung ini langsung berjalan menghampiri Jaemin. Jelas Minhyung tidak mengetahui Jaemin, karena saat pertemuan keluarga Minhyung masih berada di Canada. Johnny bahkan tidak membahas acara pertungannya ketika ia berkomunikasi dengan adiknya itu.“Minhyung, ini Jaemin. Calon tunanganku. Jaemin ini Minhyung, adikku satu-satunya. Kalian seumuran ngomong-ngomong,” Johnny masih tidak meyadari tubuh Jaemin yang berdiri tegang di sampingnya. Minhyung lalu tersenyum kearah 2 orang di hadapannya ini.
“Sudah lama ya tidak bertemu, Nana” ekspresi berbeda didapatkan Minhyung dari kedua orang dihadapannya. Kakaknya yang mengernyit bingung dan Jaemin yang menatapnya horror seperti melihat hantu.
“Kalian saling mengenal?” Johnny tidak bisa menahan rasa penasarannya dengan fakta baru yang didapatnya pagi ini.
“Tentu saja. Kita bahkan tidak hanya sekedar saling kenal kan Na?”
Cukup. Jaemin tidak suka mendengar nama kecilnya dipanggil oleh lelaki ini. Ia langsung membalikkan badannya menuju kamar Johnny. Mengambil tasnya tergesa. Berada satu ruangan dengan lelaki yang menyakitinya 6 tahun lalu membuatnya sesak. Johnny yang melihat tingkat laku Jaemin mengikuti gadis itu ke kamarnya. Ada yang salah dengan Jaemin. Apakah ia malu ditemukan sepagi ini berada di apartment Johnny oleh Minhyung?
“Jaemin ada apa?” suara lembut Johnny menyapu pendengaran Jaemin.
‘Orang yang menyakitiku 6 tahun lalu adalah adikmu satu-satunya. Mark. Atau kau memanggilnya Minhyung aku tidak peduli!’
Jaemin ingin berteriak saat ini karena panik. Tapi tidak mungkin ia melakukan hal itu kepada Johnny yang tidak tahu apapun. Jaemin menghitung sampai tiga untuk menenangkan dirinya.
“Tiba-tiba aku teringat ada rapat penting hari ini. Aku harus pergi. Kau bisa sarapan dengan adikmu. Jangan lupa beristirahat,” Jaemin berucap dengan cepat dan langsung pergi tanpa menunggu balasan Johnny.
Ia melewati Mark –atau Minhyung- yang memandangnya keluar dari kamar. Panggilan ‘Nana’ diacuhkan oleh Jaemin. Rasanya saat ini, ia ingin cepat-cepat sampai di kamarnya dan menangisi dirinya yang masih merasakan sakit bahkan 6 tahun sudah berlalu sejak kejadian menyakitkan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Engagement
FanfictionNa Jaemin terjebak dengan Seo Johnny yang terpaut usia 8 tahun lebih tua darinya dalam ikatan pertunangan! Dan tentu saja ia tidak bisa menerima hal itu. Segala cara mereka lakukan untuk menggagalkan perjodohan itu. - Johnny x Jaemin (gs) - Crack p...