(1) Yasudah

1.8K 246 15
                                    

"Kemaren lo kenapa? Kesurupan? Sampe ngebentak gue segala" tanya gue pada Doyoung yang tengah duduk di depan gue. Cowok itu tersenyum bodoh, membuat gue menggelemg heran sembari menghela nafas. Kalau begini pasti karna dia

"Kemaren gue pusing, Jina ngambek sama gue terus lonya ngerusuh mulu kan gue jadi emosi" ucapnya. Sepersekian detik wajah gue berubah suram sampai akhirnya gue bisa kembali mengontrol raut gue sendiri

Gue hanya agak kesel saat tahu alasan kenapa kemarin Doyoung membentak gue adalah Yoo Jina, gadis pujaannya. Sebenarnya Doyoung enggak bisa di bilang membentak karna nadanya hanya di pertegas tanpa di tinggikan. Cuman hati gue terasa jadi nyeri waktu mendengarnya

"Gara gara jina gue yang jadi korban. Lo tuh ya, bukannya cerita sama gue guenya malah di bentak. Masih untung gue masih mau jadi sahabat lo kalo enggak udah pasti gue enggak mau lo ajak kesini" omel gue sembari menusuk nusuk ayam gue menggunakan garpu yang tengah gue pegang. Doyoung meringis. seakan merasa bersalah, cowok itu tiba tiba menghentikan pergerakan gue dengan menggenggam tangan gue yang bebas, menyorot gue dengan sorot menyesal sembari tersenyum lebar

"Maaf yaa, janji enggak bentak bentak lo lagi. Gue kemaren kelepasan doang, maaf ya" gue terdiam beberapa detik saat terpaku pada senyum lebarnya yang nampak manis di pandangan. Gue mengangguk pelan sembari menarik tangan gue dari genggamannya dengan canggung

"Hmmm" gumam gue sembari mengedarkan pandangan ke segala arah, menghindari bersitatap dengan cowok yang ada di depan. Ini gue yang berlebihan atau bagaimana, kenapa senyumnya jadi terlihat sangat manis

"Di maafin ga?" tanyanya lagi untuk memastilam sekali lagi

"Iyaa Kim Doyoung" ucap gue gemas sbari terkekeh. "Emangnya kemaren si Jina ngambek kenapa?" sambung gue, Doyoung mengusap tengkuknya sembari meringis

"Gue telat ngejemput dia. Jadi kemaren tuh gue pergi nganterin Bunda dulu baru jemput dia. Jadi agak telat, eh dianya marah. Tapi udah enggak ngambek lagi kok" ucap cowok itu ragu ragu dengan kalimat menenangkam di akhir saat melihat gue yang tengah melotot hendak marah. Ya gimana gue enggak marah, telat sebentar karena Bundanya Doyoung malah bikin cewek itu ngambek. Harusnya dia bisa lebih mengerti kalau Doyoung itu nganterin bundanya sebentar

"Bucin banget sih lo? Kesel gue dengernya" sahut gue sembari menyandarkan tubuh di sandaran kursi yang tengah gue duduki. Menatap Doyoung dengan sorot lelah gue

"Ya gak papa bucin, yang penting enggak jomblo" ledeknya sembari tertawa renyah, seakan memgalihkam perhatian gue yang tengah kesal. Sebuah gumpalan tisu gue lemparkan pada cowok itu, membuatnya terbahak

"Bodo amat" sahut gue kesal. Lagi pula yang bikin gue bertahan jadi jomblo kan dia, kalau aja dia enggak bikin gue jatuh cinta sampai gagal move on mungkin gue sudah punya banyak mantan sekarang. Sayangnya, cinta pertama gue malah si Kim Doyoung ini, masa masa SMP dan SMA gue jadi terbuang sia sia buat sakit hati karna dia. Di terbangkan lalu di hempas tiba tiba, bahkan itu terus berlanjut sampai dia sekarang jadi kekasih dari seorang Yoo Jina

Coba kalian jadi gue, di tarik dan di ulur sesukanya. mungkin dia enggak bermaksud demikian, tapi perlakuannya tanpa sadar membuat gue jadi terbawa perasaan. Ah mungkin itu memang karna guenya yang terlalu baperan

Dering ponsel Doyoung terdengar, lalu detik berikutnya terdengar Doyoung yang berbicara dengan lembut pada penelfon yang ada di seberang sana. Dari caranya biacara gue sudah tau itu siapa. Gak usah gue sebut kalian pasti sudah bisa tau itu siapa. Yoo jina

"Hye gue jemput Jina dulu ya bentar, lo jangan balik dulu nanti gue ke sini lagi. Rumah sama tempat kerkomnya Jina deket kok, gue enggak akan lama" ucapnya di akhiri dengan elusan lembut di kepala gue seiring dengan persensinya menghilang dari pandangan. Gue sudah biasa begini, tapi kenapa tetap terasa sakit walaupun sudah di rasa berkali kali

Gue hela nafas berat, selalu Jina yang lebih utama. Gue tau dia pacarnya, tapi apakah gue sebagai sahabatnya dari kecil juga enggak bisa di utamakan? Ah ayolah Song Jihye, sadar diri

Tangan gue terangkat guna memeriksa jam di ponsel gue saat di rasa sudah cukup lama Doyoung pergi tadi. Dan benar aja, empat puluh menit udah berlalu. Gue menghela nafas saat sebuah chat masuk di ponsel gue yang tengah gue genggam. Dari Doyoung

D💙

| Sorry hye gue lama, Jina sama mamanya
  nyuruh gue mampir di sini
| gue enggak enak nolak mamanya
| tungguin bentar lagi ya? Mau kan?

Gak usah, gue pulang sendiri |

"Ck, bodoh. Udah tau bakalan gini endingmya masih aja nungguin" gumam gue sembari merutuki kebodohan gue sendiri. Seharusnya gue pulang setelah Doyoung pergi tadi, bukannya malah menunggu seseorang yang enggak pasti kedatangannya

Gue bangkit lalu berjalan gontai keluar dari restoran ini dengan wajah masam sembari menunduk dalam. Sampai akhirnya tanpa sadar gue sudah sampai di area parkiran

Beberapa krikil kecil gue tendang karna kesal. Palimg enggak gue bisa ngomel begini saat Doyoung enggak ada, karna kalau sudah di depannya gue akan susah untuk marah. Dasar bucin lemah

"Heh kutil, ngapain lo di sini? Habis ngamen?" gue mendongak saat suara berat yang gue kenal menyapa indra. Gue mendecak kesal saat tebakan gue benar. Setiap hari denger suaranya mana mungkin gue salah tebak

"Gimana caranya gue bisa ngamen disini Park Jisunggg!" ucap gue kesal setelah memukul bahunya kencang. Park Jisung, cowok yang hampir setahun ini lumayam akrab sama gue. Sejauh Doyoung sama Jina gue memang jadi lebuh sering bareng Jisung . dia juga yang bilang kalau gue itu sadgirl tersad yang pernah dia temui. Memang pada dasarnya cowok yang bernama Park Jisung ini selebay itu

"Kekerasa lo. Lagian lesu banget gitu mukanya, kenapa? Di tinggal pacaran lagi ya? Ututu kasian deh lo" setelah terbahak karna merasa lucu dengan ucapannya cowok itu pun kembali meringis saat tangan gue mendarat mulus di punggungnya

"Bukannya nawarin boncengan sama temennya malah di katain, si kampret. Minta di santet banget ya lu" geram gue. Cowok itu mendesis kesal lalu meraih pergelangan tangan gue

"Ayok ikut gue. Najis lu minta di ajakin dulu, biasanya juga asal naik aja ke motor gue kalo pengen numpang" gue menyengir lebar lalu mencubit kencang pipi Jisung

"Utututu tau banget sih lo sama gue"

"Akhhh sakit anjir"

Bfriend

End of writing: 23:13 02-07-2020

Author note

Tau ah, chapter ini maksain banget kayanya:(

Btwww

Jisung from NCT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisung from NCT

(Park Jisung)

Gemes bangetttt

Jisungnya di sini aku bikin bobrok plus nyebelin ya. Sorry kalo beda sama dia di real

[4] Bfriend || Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang