(8) Kim dobby

1.1K 184 2
                                    

Gue tersenyum samar, memperhatikan Doyoung yang tengah merapikan rambutnya sembari berkaca pada kaca sepion. Hari ini, gue dan dia lagi lagi berangkat bareng. Tapi kali ini beda, enggak akan ada rasa bersalah ke pacarnya Doyoung

Cowok itu berdiri tegak lalu menoleh ke arah gue, membuat gue refleks mengalihkan pandangan ke arah depan. Bisa gue lihat dari ekor mata gue Doyoung tengah terkikik geli

"Kenapa lo?" gue menoleh sembari mendelik, memberikan ekspresi 'apaan sih njir!' ke arah cowok itu untuk menutupi ke gugupan gue karna telah tertangkap basah menatapnya sembari tersenyum, walaupun samar tadi

"Ooo santaii mbaknya, jangan emosi" ucap Doyoung sembari tertawa tak lupa pula kedua telapak tangannya yang terangkat ke arah gue. Gue mendecak kesal

"Ck, udah ah ke kelas yuk" ajak gue sembari membenarkan posisi ransel gue. Doyoung mengangguk angguk lalu meraih tangan gue untuk di gandeng, kebiasaan kami dari kecil walaupun sebelumnya sempat berhenti karna gue yang melarang Doyoung melakukan itu di sekolah untuk menghargai Jina sebagai pacarnya, tapi itu dulu

Gue menunduk, menatap jemari gue yang tengah di genggam lembut oleh tangan Doyoung. Membuat cowok itu mengernyit bingung

"Kenapa? Ada yang salah?" pertanyaannya membuat gue mendongak guna menatap ekpresi bingung itu lebih jelas. Gue menggeleng pelan sembari terkekeh. Mengangkat tangan kami berdua untuk memperlihatkan pada cowok itu

"Kitakan lagi reekondisi, jadi kita laluin semuanya kaya dulu lagi. Semua kebiasaan kita yang sebelumnya jadi jarang kita lakuin bareng lagi. Dan langkah pertama dari ini dulu" gue terkekeh saat cowok itu menggerakan genggaman kami yang tengah gue angkat, juga menampilkan senyum manisnya pada gue

"Apaan si bahasa lo" cowok itu ikut tertawa lalu menurunkan tangan kami dan bergerak menarik gue untuk menuju ke kelas, meninggalam area parkiran dengan tangan yang saling bertaut

"Hye" seru Doyoung yang tengah melangkah beriringan dengan gue, sebelum kaki kami sama sama menyentuh lantai koridor kelas. Gue itu menoleh sebentar lalu berdehem pelan

"Hari ini mau kemana sama gue? Itung itung ganti waktu gue yang kemaren jarang afa buat lo" gue menunduk sebentar, menyembunyikan kedua sudut bibir gue yang tengah tertarik berlawanan. Cuman di tanyain gitu doang gue udah baper.

"Mager jalan, by" ucap gue sembari mendongak Perlahan yang di hadiahi jitakan pelan di dahi gue dari Doyoung

"Terus maunya apa?"

"Di rumah aja"

"Ngapain di rumah aja?"

"Social distancing" jawaban asal yang gue lontarkan berakhir dengan kepala gue yang di dorong ke samping oleh Doyoung yang nampak kesal

"Yang serius dong" geramnya, gue tertawa sebentar saat menangkap ekspresi kesalnya itu lalu mengangguk angguk pelan .

"Grabfood" pinta gue sembari tersenyum senang, menatap cowok itu dengan mata gue yang berbinar. Doyoung terkekeh lalu mengangguk dengan tangannya yang terangkat guna mengusap pelan kepala gue

"Yakin gak mau keluar aja?" gue menggeleng saat cowok itu kembali bertanya untuk meyakinkan

"Gue maless, lagian mama hari ini jadwal arisan. Rumah kosong kalo gue keluar juga" Doyoung mengangguk paham setelah mendengar alasan gye yang enggan untuk keluar bersamanya

"Yaudah" final cowok itu. Setelahnya hening, hanya ada suara langkah kaki juga suara suara pembicaraan siswa lain yang tak sengaja berpapasan dengan kami

Sampai akhirnya kami tiba di depan kelas, gue mengedarkan pandangan untuk memperhatikan teman sekelas gue yang sudah ada di dalam kelasnya. Lebih tepatnya lagi nyariin kacung kesayangan. Becanda, gitu gitu Jisung temen kesayangan gue juga

Tapi mata gue malah bertemu dengan manik Jina, membuat kami bersitatapbeberapa detik setelahnya sampai akhirnya cewek itu memutuskan kontak mata kami dan lebih memilih memperhatikan ponsel yang tengah ada di genggamannya setelah pandangannya turun ke arah tangan gue dan Doyoung yang tengah saling bertaut. Gue yang sadar pun akhirnya melepaskan genggaman cowok itu, membuatnya menatap gue bingung

"Kok di lepas?"

"Kita enggak lagi nyebrang. Udah ah gue mau duduk dulu. Lo duduk juga sana, betah banget berdiri kayanya" setelah menyelesaikan kalimat itu gue pun beranjak mendekat ke arah Jisung yang tengah asik pada ponsel dan earphone yang ada di telinganya sebelun Doyoung melayangkan protesnya seperti biasa

Doyoung menggeleng heran lalu ikut beranjak duduk di tempatnya yang cukup jauh dari gue. Kalau gue ada di pojok bagian belakang dekat jendela kelas, maka Doyoung ada di pojok depan dekat pintu kelas. Jauh

"Cung" seru gue sembari duduk menghafap jisung setrlah meletakan tas gue di atas meja. Cowok itu tetap diam, lantas tetap memperhatikan game di ponselnya

"Cungg"

"Icung"

Gue mendecak kesal lalu menarik earphone yang ada di telinga cowok itu, membuatnya terkejut lalu menatap gue dengan sorot bingungnya

"Apaan sih?" cowok itu meletakkan ponselnya juga melepaskan earphone yang ada di telinga, menatap gue dengan ekspresi kesal

"Lo tuh, gue panggilin enggak denger. Gue doain budek mampus" ucap gue tak kalah kesal. Cowok itu mendelik lalu mendorong kepala gue yang membuat gue hampir terjungkal

"Enak aja lu!"

"Park Jisung!" gue memekik tertahan saat tubuh gue hampir terjungkal kebelakang, bersyukur karna cengkraman gue yang cukup kuat pada meja juga sandaran kursi yang tengah gue duduki sehingga tubuh gue tak jadi jatuh ke lantai

"Lu tuh ya!" tunjum gue saat setelah membenarkan posisi gue di kursi itu

"Lo sih, sembarangan banget bertutur kata. Lo secara enggak sadar menyakiti hati gue yang lembut ini" cowok itu memegangi dadanya sembari memperlihatkan wajah tersakitinya ke arah gue. Gue diam, menatap cowok itu aneh lalu memukul kepalanya

"Tobat gue punya chingu kaya lo jis, asli"

"Hala, sok tobat tobat padahal apa apa juga ke gue" gue terbahak sembari memukul bahu cowok yang tengah memasang rsut wkaah yang di buat buat

"Paling tau emang lu" cowok itu mencibir lalu menelaah wajah gue dengan intens. Membuat gue jadi merasa risih karenanya

"Gak usah sok natap intens lu, punya mata emang?" ucap gue sembari mendorong wajahnya menjauh

"Mentang mentang gue sipit, di katain gak punya mata sembarangan, ngajak berantem?" gue menatap datar cowok itu setelah ingat bahwa nada dna dialog itu pernah gue dengar di iklan permen susu yang ada di tv

"Bacottttt"

"Bahagia bener lo hari ini? Kenapa sih?" gue tersenyum lebar laku mencolek dagu Jisung yang membuat cowok itu menepis tangan gue sembari menatap gue dengan jijik

"Tau banget sih kamu"

"Jijik njir"

"Gue sama Doyoung dah baekan dungs, lu kapan nih baikan sama mba yang php in kemaren" gue terbahak setelah puas mengejek Jisung. Cowok itu mendecak lalu menarik rambut gue dengan kencang sebentar. Gue menjerit lalu balas mencubit paha cowok itu

Sebenarnya, menempatkan gue juga Jisung di meja yang sama hanya akan membuat keributan akhirnya

Bfriend


Author note

Hiiii, hehe lupa kalo ada book ini soalnya baru selesai PAS. Btw covernya ganti wkwk, aku emang hobi ganti cover jadi jangan kaget ya🤣

[4] Bfriend || Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang