(3) Ada apa?

1.1K 226 8
                                    

"Lo sebenernya ada apa sih sama Jisung?" gue menoleh sebentar, menatap Doyoung yang lagi duduk bersila di sofa dan menghadap ke arah gue yang awalnya tengah fokus pada acara telivisi sebelum cowok itu melontarkan pertanyaan tadi

"Kenapa?" tanya gue bingung. Doyoung menghela nafas lalu menyandarkan kepalanya di sandaran sofa rumah gue

"Enggak, lo cuman keliatan makin deket aja sama dia belakangan ini" jawab cowok itu sambil menatap gue dengan posisi yang masih sama

"Ya kan gue sebangku sama dia semenjak duduk kita di acak. Lagian kan gue juga perlu temen kalau lo lagi sibuk sama Jina" jawab seperlunya. Lagi pun gue enggak merasa punya hubungan atau perasaan spesial sama Jisung. Dia pure temen buat gue

"Bukan deket yang itu, hye. Maksud gue tuh lo kaya orang yang lagi pdkt an gitu, lo suka sama dia?" gue menggeleng heran saat ucapan dengan nada penasarannya terdengar

"Kalo gue suka emangnya kenapa?" tanya gue kesal. Cowok itu bangkit dari posisi bersandarnya lalu menatap gue dengan sorot terkejutnya

"Serius lo!?"

"Ck, belum lah!" jawab gue setelah mendecak kesal. Mata gue menyorot Doyoung malas saat cowok itu malah berganti menatap gue dengan sorot menyelidik

"Belum berarti dalam proses? Lo ada niatan suka sam dia ya?" gue pukul pahanya cukup kencang membuat cowok itu mengaduh kesakitan sembari mengusap pahanya

"Enggak ish. Lagian apaan sih masalahnya kalau gue suka sama dia?" gue yakin cowok itu pasti bisa menangkap kalau gue lagi kesel sama dia. Ya memangnya ada masalah kalo suatu saat nanti gue suka Jisung? Lagian apa urusannya, toh dia udah punya Jina

"Gue enggak suka aja" jawabnya enteng setelah sakit di pahanya mulai berkurang. Gue membelalak kesal, tangan gue jadi gatal pengen mukul bibirnya yang seenaknya itu

"Enggak suka apanya sih? Apa masalahnya, lagian Jisung baik enggak macem macem tingkahnya" Doyoung mendengus kesal saat gue malah memuji Jisung di depannya

"Masalahnya tuh lo jadi lebih deket ke dia dari pada gue" gue menatap aneh cowok yang ada di depan gue ini. Lagian tanpa gue sama Jisung ada sesuatu pun gue sama Doyoung udah jarang bareng lagi. Dia terlalu sibuk dengan Jina, cewek pujaanya itu

"Jangan aneh aneh deh lo, lagiankan kita emang enggak sesering dulu lagi bareng bareng. Ngantinnya aja masing masing sekarang, kalau gue ke rumah lo lonya lebih sering lagi jalan sama Jina" jawab gue lalu menyandarkan tubuh gue pada sandaran sofa. Membiarkan Doyoung yang tengah mengusap tengkuknya sembari tersenyum canggung. Mampuskan tuh udah enggak ada bahan buat debat

Dia yang lebih dulu asik sama Jina, jadi apa salahnya buat gue kalau juga sibuk sama Jisung? Jisung asik kok orangnya, gak ada alasan buat gue untuk enggak temenan sama dia

"Yaudah kalau gitu" ucap cowok itu masih dengan tersenyum canggung. Nada bicaranya pun kedengaran enggak ikhlas. Gue udah tau lama sih kalau Doyoung kurang suka kalau gue dekat sama cowok melebihi gue dekat sama dia

"Yaudah" jawab gue acuh lalu kembali sok asik pada tayangan televisi di depan gue, memgabaikan Doyoung yang mendengus kesal karna jawaban singkat gue

Cowok itu tiba tiba membenarkan posisinya dan ikut bersandar di samping gue. Menonton acara tv yang tengah gue tonton dan membiarkan hening menyapa. Gara gara di larang tadi gue jadi bad mood sama dia walaupun sebenarnya ada rasa senang karna dia yang masih peduli sama gue

"Gue negur doang, kok. Lo enggak nurut juga enggak papa, gue enggak maksa" celetuknya tiba tiba. Gue menoleh sebentar lalu kembali fokus ke depan. Memangnya apa haknya memaksa gue? Gue aja enggak pernah memaksa dia menjauhi Jina

"Yaudah, terserah gue kan berarti" jawab gue ketus tanpa menatap cowok itu. Bisa gue libat di ekor mata gue cowok itu tengah menatap gue jengkel, memangnya ada yang salah sama jawaban gue?

"Kok lo marah sih?" ucapnya kesal sembari bangkit dari bersandarnya kembali. Gue menghela mafas kasar, kalau sudah kumat childishnya dia bakalan kaya anak kecil begini. Kadang gue bisa cape sendiri sama tingkahnya

"Marah? Enggak gue biasa aja" jawab gue sembari memainkam kuku jari gue. Berusaha tak menatap wajah kesalnya saat ini

"Kalo biasa aja kenapa gitu ngejawabnya?" gue duduk dengan tegap, bangun dari posisi bersandar gue tadi. Belakangan ini gue memang sering bertengkar dengan sahabat gue yang satu ini, bahkan cuman karna hal sepele kaya sekarang ini

"Terus lo mau gue ngapain? Ngejauhin Jisung? Ogah!" gue hendak bangkit dari sofa setelah selesai dengan kalimat gue. Terlalu cape cuman biat sekedar ngeributin suatu hal yang enggak oemtimg kaya begini

"Mau kemana?" pergelangan tangan gue di tarik, membuat gue jatuh kembali terduduk di atas sofa tadi menghadap Doyoung

"Kekamar, gue cape" sahut gue berusaha melepaskan tangan Doyoung dari pergelangan tangan gue

"Gue kesini buat ketemu sama lo. Kita udah jarang main padahal rumah kita sebelahan, jadi jamgan kemana mana" titahannya membiat gue memutar bola mata malas walaupun jantung gue berdebar saat cowok itu menyebutkan bahwa gue lah alasan cowok itu ke sini

"Ya kan lo yang sering jalan sama Jina. Gue mah di rumah terus, enggak kemana mana" sahut gue sesuai realita. Doyoung menghela nafas kasar

"Lo itu kenpaa sih? Gue cuman bilang enggak suka lo terlalu deket sama Jisung tapi lo malah semarah ini. Lo jujur deh ada apa sebenernya di antara kalian" cowok itu menodong gue menggunakan jari telunjunknya dengan sorot menyelidik yang gue terima

"Kan gue udah bilang kalau gue enggak ada apa apa sama dia Kim Doyoung!!" bentak gue pada cowok itu. Dia terdiam benerapa detik sampai akhirnya tiba tiab menatap gue kesal

"Ya kalo enggak ada apa apa kenapa ko belain dia terus? Lo selalu aja lebih mikih dia dari pada gue. Lebih mau minta bantuan dia dari pada bantuan gue. Bahkan dia selalu lebih dulu tau tentang lo dari pada gue. Gue ngerasa enggak ada gunanya lagi jadi sahabat lo, hye" jelas cowk itu, gue terdiam. Bukan, gue diam tidak untuk mencerna ucapannya namun karena gue jadi merasa bersalah sama cowok ini. Gue begitu karna agak tidak enak sama pacarnya. Kalian liat sendiri kan kemarin waktu kaki gue terkilir gimana hebohnya cewek itu saat gue di rangkul Doyoung? Gue risih

"Gue enggak suak dia gantiin posisi gue" sambungnya sembari mengacak rambutnya lalu menarik gue kedalam rengkuhan cowok itu. Membuat gue berusaha menetralkan jantung gue agar cowok itu tak mendengar debaran kencangnya

"Lo satu satunya orang yang paling ngerti gue, hye"

Dan lagi lagi, gue luluh karna cowok yang sama saat gue padahal sudah berniat melupakannya. Gue terlalu lemah kalau menyangkut seorang kim Doyoung

Bfriend

End of writing: 23:13 07-07-2020

Author note

"Semangat streamingnya sayang" Doyoung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Semangat streamingnya sayang" Doyoung

[4] Bfriend || Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang