(5) Dorongan

1K 212 6
                                    

Gue berjalan gontai di koridor menuju kelas gue. Koridornya sepi karena termasuk terlalu pagi buat anak kelas sebelas yang sudah mulai banyak tingkah datang ke sekolah. Sebenarnya gue juga salah satu dari mereka, cuman entah kenapa mood gue lagi bagus banget dan mau berangkat pagi

"Jihye!" gue berbalik saat ada menyerukan nama gue dari belakang. Nampak Yoo Jina, cewek yang jadi penyebab mood gue yang awalnya baik jadi memburuk seketika.

Cewek itu mendekat walaupun tak gue sahuti seruannya. gue sebenernya hendak menghindar, tapi lebih baik gue dengerin dulu apa maunya

Saat tubuhnya sudah berdiri tepat di depan gue dengan wajah kesalnya juga tangan yang bersedekap, cewek itu menatap gue dari atas juga bawah. Gue yang di tatap jadi agak risih karna sorot memindai cewek itu

"Gue lebih cantik, tapi kenapa Doyoung enggak bisa lepas dari lo?" tuturnya tiba tiba. Gue mengernyit bingung, sebentar? Apa katanya?  Ya, gue akui dia memang lebij cantik dari gue, tapi bukannya Doyoung sudah selalu memilih dia dari pada gue? dalam bisa lepas dari mananya?

"Maksud lo?"

"Setiap sama gue, dia selalu kepikiran lo. Yaa, raganya emang sama gue tapi hatinya sama lo" gue tertegun sejenak, mencerna kalimat cewek itu di dalam otak gue. Bukannya kebalik? Dia yang selalu Doyoung fikirin kalo sama gue

"Jangan ngaur" sahut gue berusaha buat tidak memperdulikan ucapannya. Gue melangkah, hendak berlalu pergi meninggalkan cewek itu di koridor ini namun tangan gue malah di tahan. Jina menatap gue dengan nyalang. Astaga, ada apa lagi ini? Gue cape

"Kemaren lo jalan bareng Doyoung kan?" pertanyaannya membuat gue terkejut, bukannya Doyoung bilang Jina enggak tau?

"Hah?" hanya itu yang dapat keluar dari bibir gue. Sebenarnya gue sangat ingin berucap untuk membenarkan pertanyaannya namun gue masih memikirkan dia dan Doyoung kedepannya

Jina tersenyum miring lalu menghempas tangan gue dengan kasar, "lo gak sadar kalau Doyoung itu pacar gue!? Dasar cewek murahan!" tangan gue terkepal kuat dengan mata yang tak kalah tajam menatap manik cewek yang ada di depan gue, berusaha menahan emosi gue yang hampir memuncak, cewek mana yang enggak marah saat di sebut murahan seperti tadi? Patutnya Jina bersyukur karna gue dapat menahan diri untuk tidak menjambaknya sekarang ini

"Dia sahabat gue apa salahnya? Gue jauh lebih lama kenal Dobby dari pada lo" gue berucap dengan nada tenang walaupun gue tengah dalam fase menetralkan emosi gue. Enggak lucu kalau gue bikin botak cewek ini sekarang

"Sahabat? Mungkin sih lo bilangnya cuman sahabatan sama, tapi hati lo emang berharap lebih kan!? Dia punya gue Song Jihye!Dasar lonte!!"

Plak

Nafas gue memburu dengan Jina yang tengah tertoleh wajahnya ke arah samping setelah tangan gue melayang untuk menampar pipinya, meninggalkan bekas kemerahan di pipi putih gadis itu. Persetan dengan BK dan lainnya, gue tengah marah sekarang

Gue sudah berniat baik untuk tidak membalas semua ucapan gilanya itu dengan kekerasan, namun sepertinya dia sendiri yang memang ingin merasakan tangan gue mendarat di pipinya

"Siapa yang lo sebut lonte tadi hah!" gue tarik rambutnya kebelakang, membuat cewek itu terdongak, gue enggak akan main main kalau trngaj marah

Anehnya cewek itu malah tersenyum kemenangan saat gue menarik dengan keras rambutnya kebawah, "mau gue kasih kaca, hmm? Kalau lo emang gatel ya gatel aja. Gak usah pencitraan. Bisa di sebut apa seorang cewek yang mau jalan sama pacar orang tanpa tau pacarnya udah tau apa belum? Huh, gak tau diri" cibiran pelannya membuat gue semakin geram lalu melepaskan dengan kasar jambakan gue

" Jaga omongan lo!" gue kembali membentak, hendak melayangkan tangan gue ke wajahnya namun terhenti saat nama gue juga Jina di serukan juga sebuah tarikan pada tangan gue

"Jihye" Doyoung menarik gue menjauhi Jina, namun karna belum puas gue pun bergerak untuk berontak namun terus Doyoung tahan

"Lepasin!"

"Song Jihye!" tubuh gue termundur kebelakang saat Doyoung mendorong tubuh gue agar menjauh dari jina

"By?" seru gue lirih. Cowok itu mengusap wajahnya kasar lalu melirik Jina yang tengah tersenyum menang sebentar lalu kembali menatap gue

"Doy, dia~"

"By~"

"Diam dulu bisa!" bentak Doyoung pada gue juga Jina. Membuat gadis yang tengah berada di sampingnya itu berekspresi kesal

"Lo kenapa sih? Ini sekolah Song Jihye, lo bisa masuk bk!" tegas cowok itu saat gue baru hendak membuka mulut

"By, Lo enggak denger tadi dia bilang apa!" Sahut gue sembari menunjuk nunjuk Jina, sedangkan gadis itu malah memutar malas bola matanya

Cowok itu diam dan lebih memilih meninggalkan gue di sini sendirian sembari menarik tangan Jina menjauh secara tiba tiba

Gue terdiam di tempat, menatap kepergian dua orang itu dengan tangan yang terkepal. Gue marah, gue marah karena gue yang lagi lagi percaya kalau Doyoung akan lebih memilih gue tadi. Bodoh, sudah tahu tadi itu Jina, pastilah Doyoung bakalan lebih milih dia

Baru kemaren lo beri gue harapan, baru kemaren gue tarik dan sekarang malah lo ulur lagi. Ah mungkin guenya aja yang bego, masih bisa berharap padahal sudah jelas bahwa Doyoung sudah ada Jina

Gue menunduk saat merasakan bahwa air mata gue lolos setetes yang kemudian gue sapu dengan kasar. "Dasar Jihye cengeng" gumam gue sembari tertawa miris walaupun mata gue kini masih berkaca kaca

Setelah menarik nafas dalam dalam gue pun berbalik hendak kembali menuju ke tujuan awal gue. Namun saat gue berbalik gue malah menemukan jisung yang tengah menatap gue bingung

"Kenapa lo?" Tanyanya sembari menelisik raut wajah gue yang kini tengah gue kontrol agar tak terlihat sedih. Namun mata sembab gue bisa membuat Jisung kalau gue habis menangis

"Gue enggak papa" sahut gue sembari berjalan lalu hendak menarik cowok itu untuk segera ikut gue masuk ke kelas. Namun bukannya ikut bergerak ke kelas, cowok itu malah menarik gue mendekat. Menatap lekat wajah gue

"Lo kenapa gue tanya!?"tanya cowok itu geram. Gue yang awalnya tengah menahan agar tidak menangis pun menatap cowok itu dengan mata gue yang mulai kembali berkaca kaca dan bibir gue yang mulai melengkung ke bawah

"Jangan ngebentak gue bisa enggak sih? Lo tuh sama aja sama Dobby tau!" Gue pukul bahunya pelan dengan air mata yang kini telah berjatuhan. Membuat Jisung dengan sigap menarik gue kedalam dekapannya

"Yaelah Doyoung lagi, gue kira kucing lo koid" ucap cowok itu sembari menepuk nepuk punggung gue pelan

"Gue enggak punya kucing!"

Bfriend

End of writing: 23:04 11-0-2020

Author note

Sorry kalo aku suka ngaret updatenya, aku lagi sibuk banget:(((

[4] Bfriend || Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang