Gue terbangun pukul tiga pagi saat bel rumah gue berbunyi. Entah siapa yang datang bertamu di jam semalam ini dan juga hujan deras seperti sekarang
Dengan sedikit mengomel gue turun dari ranjang, beranjak keluar guna membukakan pintu untuk tamu yang ada di luar sana tanpa berfikiran kalau itu bisa saja orang jahat atau setan
Sebelum tangan gue bergerak untuk membuka pintu kayu berwarna putih itu, gue bergerak untuk menutup mulut gue terlebih dahulu karna gue tengah menguap lebar. Gue ngantuk banget, bahkan beberapa kali gue mengucek mata gue saat berjalan ke sini
Gue terdiam sembari berusaha menangkap wajah orang yang tengah berdiri di depan gue dengan keadaan basah kuyup ini. Bukan karna gue enggak mengenali orang itu, cuman sedikit terasa aneh saat dia datang ke sini dan bukan pulang ke rumahnya
"Dingin, hye. Gue masuk ya?" permintaan itu membawa gue langsung yakin bahwa orang yang tengah ada di depan gue itu adalah Doyoung yang tengah menggigil karena kedinginan
"Dobby, lo kenapa?" gue tau panik dan terkejut gue ini agak terlambat tapi serius gue tengah benar benar khawatir sekarang
Bfriend
Gue duduk di samping Doyoung setelah meletakan secangkir teh hangat di atas meja, meraih handuk yang ada di tangannya lalu bergerak mengeringkan rambut cowok itu dengan telaten
"Kemana lo tadi sampe basah kuyup gini tengah malem?" ucapan gue nampaknya membuat Doyoung yang sendari tadi diam sembari menatap gue dengan intens itu jadi buyar lamunanya
"Tadi sih kerkom di rumah Yedam sampe jam sepuluh tapi sama Taeyong gue di ajak main PS di rumahnya sampe lupa waktu. Tadi bunda nelfon sih tapi gue alesan ada di sini, jadi bunda udah enggak nyariin gue nyariin gue lagi. Bunda enggak nyariin gue kesini kan tapi?" jawab cowok itu yang di hadiahi usakan kasar di kepalanya dari gue, membuat cowok itu langsung tertunduk tunduk karnanya
"Enggak bunda enggak nyariin lo, Lo itu ya kebiasaan!" cowok itu meraih tangan gue yang tengah berada du atas kepalanya. Tangan gue di tarik turun bersamaan dengan handuknya yang cowok itu letakan di pangkuan. Di tatapnya gue dengan senyum yang tiba tiba terkembang
"Maaf ya" pintanya membuat gue teringat bahwa gue tengah dalam mode marah pada cowok ini. Gue menarik tangan gue dari genggamannya lalu duduk mengahdap ke arah telivisi yang tak menyala. Gue bisa dengan helaan nafas dari Doyoung dengan tangannya yang bergerak merpikan rambutnya yang tengah sangat berantakan
"Itu ada sisir, di minum tuh tehnya biar enggak kedinginan" titah gue pada Doyoung, tangan gue menunjuk dua bendua yang ada di meja. Doyoung mengangguk pelan namun tak melakukan hal yang gue suruh padanya
"Inget enggak sih dulu waktu kecil kalo lagi ujan deres gini biasanya lo ketakutan, terus suka minta peluk sama gue?" cowok itu terkekeh pelan sedangkan gue hanya bisa terdiam sbaru juga ikut memutar memori masa kecil yang cowok itu maksudkan
"Lo gemesin banget tau enggak kalo udah begitu"sambungnya lalu menatap gue masih dengan kekehan yang sama
"Gue kangen jadi anak kecil lagi" jawab gue lalu membuang muka setelah sebelumnya menangkap raut bingung Doyoung walaupun senyumnya tetap terkembang
"Kenapa?" tanyanya, gue menggeleng pelan lalu memainkan jemari jemari gue, memikirkan apakah gue akan mengucapkan kalimat yang tengaj berputar di otak gue ini atau tidak
"Kangen aja, dulu lo sama gue itu ibarat nadi. Tapi sekarang, kita udah kaya bumi sama matahari" gue tau, Doyoung tengah tertegun sekarang. Matanya menyorot gue sendu, dia sudah minta maaf tadi tapi entah kenapa gue belum puas kalau belum mengucapkan ini. Gue hanya ingin Doyoung sadar bahwa jarak gue dan dia terasa jauh sekarang
"Gue enggak pernah menjauh, hye. Gue selalu berusaha ada buat lo, bukannya lo yang sekarang lebih sering sama Jisung dari pada gue" balasannya membuat gue menoleh, menatap cowok itu dengan sorot marah yang berusaha gue redam
"Gue enggak akan menjauh kalo lo enggak mendorong gue buat menjauh, by. Lo emang enggak nyuruh gue secara langsung tapi perlakuan lo cukup bikin gue ngerti kalau lo udah bukan buat gue lagi" Doyoung menggeleng, lalu meraih kedua tangan gue untuk di genggam membuat gue mematung sejenak karna tangannya dan tatapan intensnya
"Gue gak pernah bermaksud begitu. Lo tau kan perbedaan lo dan Jina itu jauh, hye. Lo yang selalu mengerti gue, lo yang selalu peduli walaupun gue udah bikin lo marah kaya sekarang. Lo itu jauh lebih paham gue dan itu bikin gue ngerasa lo enggak akan apa apa kalau gue berusaha ngejaga perasaan pacar gue. Lagi pun lo jugakan yang selalu negur gue kalau gue enggak bilang kalau lagi sama lo ke Jina. Gue kira lo enggak akan merasa sejauh ini sama gue. Gue kira lo enggak akan merasa gue pergi dari lo atau pun gue nyuruh lo pergi. Gue sayang sama lo, dan lo tetep akan dan terus jadi cewek yang gue sayang setelah bunda. Gue janji" ucapnya. Gue terdiam menyimak semua kalimat kalimat yang terlontar dai bibir tipisnya
"Gue enggak perlu omongan lo. Lo bilang lebih sayang gue dari pada Jina tapi kemari lebih pilih Jina pada gue" gue tarik tangan gue dari genggamanya, membuang muka dari cowok itu agar manik kami tak bertemu satu sama lain
"Kapan hye? Gue selalu berusaha mentingin lo tapi lo sendiri yang selalu nolak gue dan lebih milih minta bantuan Jisung~"
"Waku itu, lo pergi ninggalin gue sama Jina tanpa pamit apa apa. Lo belain dia kan? Lo pergi dan biarin gue tanpa tau keadaan gue, giman perasaan gue setelah di hina sama cewek lo itu" gue potong kalimatnya dengan segera, menatap cowok itu marah walaupun dengan mata yang berkaca kaca. Serius, gue tengah berusah keras untuk tidak menagis sekarang. Ini masih jam setengah empat dan gue malah menangis?
"Dua hal yang lo harus tau, Jina bukan cewek gue lagi dan gue waktu itu pergi karna mau mutusin dia. Gue enggak tahan kalau harus aama cewek yang mulutnya enggak bisa di jaga sama lo. Gue enggak suka sama semua orang yang udah nyakitin lo. Termasuk Jina dan diri gue sendiri" lagi lagi gue tertegun karna ucapannya. Ada rasa terkejut dan rasa bersalah yang gue rasakan saat ini juga rasa senang yang tentu saja karna Doyoung masih sangat peduli sama gue
"Please hye, lo boleh marahin gue ngomel atau pun mukul gue juga enggak papa. Tapi jangan ngehindarin dan enggak mau ngomong sama gue kaya kemaren" Sorot cowok itu membuat gue semakin dalam jatuh dalam perasaan bersalah karna telah menjauh satu minggu ini darinya
Gue mengangguk sembari tersenyum setelah menghapus air mata gue yang jatuh tanpa izin. Gue merentangkan tangan gue lalu memeluk tubuh Doyoung dengan erat, "Maafin gue juga ya, by"
Bfriend
End of writing: 23:19 15-07-2020
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] Bfriend || Kim Doyoung ✅
Fanfiction"Jangan ngejauh gitu" Doyoung "lo sendiri yang ngedorong gue buat menjauh, by" Jihye Tanggal publiskasi: 25 Agustus, 2020 - 08 Maret, 2021 TREASURE series (4) Attantion please⚠ Semua book yang ada di series ini enggak satu universe. Yang artinya eng...