(2) Dia milih lo

1.2K 241 16
                                    

Gue menatap lurus ke arah depan, di mana Doyoung juga jina tengah berbincang sembari tertawa sesekali. Sahabat gue itu nampak senang saat sama jina. Apa gue bisa di bilang egois kalau gue gue enggak bahagia liat Doyoung sama Jina?

Gue yang tengah duduk diam di sudut lapangan pun tiba tiba di senggol seseorang. gue mendecak saat mengetahui siapa yang menyenggol bahu gue

"Apaan si jis? Ganggu" protes gue kesal. Jisung tiba tiba terkekeh sembari ikut menatap dua orang yang tengah gue pandangi

"Kasian aja gue sama lo, ngenes banget liatin orang pacaran" jawabannya membawa gue untuk memukul bahunya dengan kencang. Menimbulkan bunyi yang membuat semua siswa siswi sekelas gue yang tengah bersantai untuk menunggu guru olah raga kami datang itu beralih etensinya. Termasuk Doyoung juga Jina

"Sakit anjir, lo mah" rengeknya sebal, gue tertawa puas membuat Jisung mencubit kencang pipi gue dengam kesal. Alhasil jeritanlah yang keluar dari bibir gue

"Pipi gue melar kampret, ah" kali ini giliran gue yang merengek dan jisung yang tertawa. Gue mendengus lalu memukuli kaki cowok yang tengah menertawakan gue. Dan entah dorongan dari mana gue mulai melirik Doyoung dari ekor mata gue. Cowok itu nampak kesal walaupun detik berikutnya kembali berbincang dengan Jina

"Biar kiwoyo" jawab jisung. Gue mengernyit bingung, berusaha mengerti dengan ucapan Jisung. Soalnya nih bocah kalo ngomong suka aneh

"Kiwoyo apaan?"

"Itu loh imut"

"Itu mah kiyowo, malihh" gue menampar pelan pipinya sembari terbahak. Menertawakan kebodohan teman gue yang satu ini

"Salah dikit doang, kagak usah ketawa gitu lo kaya nenek lampir" usapan kasar di wajah gue terima dari telapak tangan besar milik Jisung

"Bau bensin tangan lo" geram gue. Belum sempat Jisung mengucapkan pembelaan yang sudah ada di ujung lidahnya, guru olah raga kami datang dan kemudian menyuruh kami berbaris untuk pemanasan. Dan dengan setengah hati gue mulai bergerak untuk melakukan pemanasan

Akhirnya materi di mulai, kali ini adalah test ketahanan di mana kami di suruh berlari mengelilingi lapangan untuk memgecek seberapa jauhkah kami untuk berlari. di lakukan secara bergantian sesuai absen, sepuluh orang satu kali putaran. Berhubung absen gue hampir terakhir, jadi tanpa di suruh guue langsung kepinggir lapangan untuk kembali duduk dan menatap ke arah teman teman gue yang tengah berlari di tengah sana. Sesekali memguap karna bosan yang tengah melanda. Kalau kalian nanya mana Jisung, cowok itu lagi asim nontonin temen temen gue lari lari. Emang kurang kerjaan

Gue mengedarkan pandangan, menatap Doyoung yang tengah tertawa di pojok lapangan lainnya. Pandangan gue tak beralih bahkan sampai cowok itu namanya di panggil dan langsung menyelesaikan tugasnya. Ah sudahlah Song Jihye, sudah sepantasnya gue coba buat menghapus perasaan gue ini dari pada semakin nyakitin gue nantinya

Gue bangkit dari duduk gue saat nama gue di panggil untuk mengambil giliran. Siap pada posisi lalu berlari saat peluit di tiup kencang oleh guru olah raga gue. Sekitar lima putaran sudah gue lakukan tanpa kelelahan yang serius padahal sudah ada beberapa teman gue yang loyo di pinggir lapangan. lapangan ini sangat besar jadi wajar kalau mereka sudah kelelahan

Sampa akhirnya gue juga ikut kelelahan dan jadi kurang fokus pada lari gue sendiri. Tiba tiba bahu gue di tubruk, tidak keras namun mampu membuat tubuh gue kurang seimbang dan gue tersandung kaki gue sendiri. Bisa gue rasakan tubuh gue sedikit terguling. Gue duduk dari posisi gue sebelumnya, meringis kecil saat di rasa pergelangan kaki gue yang terasa nyeri

"Bawa Jihye ke uks" titah guru olah raga gue pada siswa siswi yang tengah mengerumuni gue setelah memberikan pertolongan pertama pada kaki gue yang tengah terkilir

Doyoung maju lebih dahulu, bergerak membantu gue berdiri yang membuat gue refleks menatap ke arah Jina yang tengah menekuk wajahnya kesal

"Makanya kalo udah cape tuh jangan di paksain" omel Doyoung lalu melingkarkan sebelah tamgannya di pinggang gue setelah tangan kiri gue di rangkulkan di bahunya

"Kaki gue lagi sakit, lo gak usah ngomel" jawab gue sebal setelah mendecak kesal. Cowok itu hanya mengangguk malas lalu membawa gue membelah kerumunan

Namun belum jauh kami berdua pergi tiba tiba Jina berlari mendekat, menghadang gue juga Doyoung sembari berkacak pinggang saat guru olah raga gue sudah pergi dari lapangan karna jam pelajaran memang sudah habis sekarang

"Kamu ngapain!?" tanyanya dengan kesal, menatap sengit gue juga Doyoung secara bergantian. Gue yang sudah tau akan bagaimana akhirnya pun berusaha melepas rangkulan Doyoung yang ada di pinggang gue, namun langsung di respon dengan pelototan mata dari Doyoung. Gue mendengus lalu kembali pada posisi semula

"Aku bantuin Jihye lah, kakinya kan sakit" jawab Doyoung berusaha lembut. Jina mendengus

"Kamu enggak ngehargain perasaan aku" jawabnya. Kalau begini gue jadi kesel sendiri sama cewek ini

"Enggak ngeharagian gimana sih na? Ini aku cuman sebentar, sampai UKS aja kok" jawab Doyoung berusaha membujuk Jina. Gue mendecak kesal, berharap ada malaikat penolong yang datang untuk gue saat ini

"Kamu pilih aku atau Jihye!?" Mata gue membelalak, mantap Jina dengan sorot terkejut gue. Begitu pula dengan Doyoung yang tengah berusah mencerna pertanyaan kekasihnya itu

"Kamu apa apaan sih!?" geram Doyoung. Gue kali ini benar benar bergerak melepaskan diri dari rangkulan Doyoung, mengabaikan cowok itu yang kini tengah memelototi gue lagi. Gue malas kalau harus membuat Doyoung juga Jina lagi lagi bertengkar. Terlalu cape melihat Doyoung harus pusing pada mau gadis itu setiap kali mereka bertengkar

"Udah ya na. Doyoung milih lo kok, lagian gue bisa jalan sendiri gak usah di tolongin" ucap gue menenangkan Jina lalu berjalan dengan kaki gue yang pincang setelah menepuk bahu Jina pelan juga menatap Doyoung berusaha meyakinkan

Langkah pincang gue tiba tiba terhenti saat kaki gue berhenti berpijak pada tanah. Bukan, bukan karena gue jatuh atau hal lainnya. Tapi karna gue di gendong secara tiba tiba

Gue membelalak saat sadar siap dan dimana gue tengah di gendong. Kalau kalian ingin tahu, gue di lapangaan dengan Jisung yang tengah menggendong gue

"J-jis?" cowok itu menunduk sebentar lalu terkekeh. Melangkah ke arah UKS tanpa menguraukan tatapan orang lain

Gue juga sedikir menilik kebelakang lewat bahu Jisung di mana Doyoung dan jina masih berdiri menatap kepergian gue. Tangan Doyoung mengepal kuat bersamaan dengan senyum kemenangan Jina yang terpantri di wajah cantiknya

"Kaki pincang gitu sok mau jalan sendiri. Makin parah tau rasa lo" ucapnya meledek saat sudah mendudukan gue di salah satu brangkar yang ada di dalam UKS sekolah gue

"Hmmm, thank you Jisungie" ucap gue sembari tersenyum sok terpaksa lalu menepuk nepuk bahu Jisung pelan sampai akhirnya kencang

"Sakit! Udah di tolongin juga!"

Bfriend

End of writing: 23:03 05-07-2020

Author Note

Are you ready for ch 2?

Kalo aku antara ready dan tidak ready😭

[4] Bfriend || Kim Doyoung ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang