Toge

1.6K 130 68
                                    

Tik tik tik, bunyi hujan. Malam dengan rintik hujan adalah yang paling nikmat bagi para pengagumnya

"chaeng ayo dong buruan.." Mina terus menjambak rambut Chaeyoung yang kini tengah asik menciumi dadanya yang setengah terbuka

Entah naluri atau apa, lelaki selalu menyukai payudara wanita. Menurut psikologi, bahkan melihatnya saja sudah dapat membuat seorang lelaki bahagia

Chaeyoung mendongak, menatap raut wajah Mina yang terlihat begitu kesal

"sekarang banget?" tanyanya

Mina masih berada di pangkuannya. Menatap jengkel dan tak menjawab

"yodah.. mau langsung apa pelan-pelan?"

"sakitan yang mana?" tanya Mina

"hmm, kalo langsung cuma sakit bentar doang kaya digigit semut" balas Chaeyoung

Mina menimbang-nimbang resikonya

"pelan-pelan aja ya.."

"cium gue" kata Chaeyoung

Dahi Mina berkerut mendengarnya

"biar gak kerasa sakit, percaya deh"

Chaeyoung menarik Mina lebih dekat kepangkuannya. Memulai secara perlahan, dan Mina mulai mengernyit kesakitan

Ini belum seberapa. Chaeyoung terus menekan ke dalam

Mina mencengkeram bahu Chaeyoung kuat-kuat dengan mata terpejam, ia ingin berteriak. Tapi, orang tuanya akan mendengarnya. Pada akhirnya ia menurut untuk mencium bibir Chaeyoung

Chaeyoung membalasnya, memagut lembut bibir atas dan bawah Mina bergantian, lama... sampai kini masuk seluruhnya

Chaeyoung melepaskan ciuman mereka

"udah?" tanya Mina

Chaeyoung mengangguk

Mina meraba telinganya dengan jari telunjuk kanannya. Lubang baru dengan satu tindik emas yang baru saja ia beli

"ini kalo lo nindik ditempat lain pasti sakit" ucap Chaeyoung yang baru saja menunjukan keterampilan memasang tindik kepada kekasihnya dengan posisi yang cukup erotis

"hehe, sipp.. yauda turun ya abis ini makan, aku keluar dulu.." ucap Mina. Ia turun dari pangkuan Chaeyoung dan keluar dari kamar

Ya, kamar Mina

Chaeyoung baru selesai mandi dan akan menginap di sana seperti rencana sebelumnya

Tapi berbeda dengan tujuan sebelumnya. Chaeyoung menginap karena ayah Mina meminta Chaeyoung menata ulang dekorasi ruang tamunya. Tidak, bahkan seluruh ruangan, sehingga Chaeyoung harus bekerja sampai malam seperti sekarang. Ia juga menambah akuarium kecil dengan ikan cupang di dalamnya, dan diterima begitu saja oleh ayah Mina

Ayah Mina bukannya tidak menyukai Chaeyoung, tapi memang sudah cetakan dari sananya begitu. Kolot dan keras kepala

Ini baru Chaeyoung sadari ketika mengobrol dari siang sampai malam. Bahkan dengan sang istri saja, ayah Mina begitu dingin

Chaeyoung turun dari kamar Mina yang berada di lantai dua. Ia berjalan ke halaman belakang rumah Mina yang sudah seperti taman kota. Saking mewahnya rumah Mina, hujan tak menghalangi aktivitas mereka malam ini

Barbecue versi lokal dengan ikan-ikan hasil pancingan ayah dan supir Mina

Chaeyoung membantu menyiapkan piring, sesekali juga membakar ikan

Bersama dengan Mina dan kedua orang tuanya juga 5 pekerja. Amat menyenangkan bagi Chaeyoung. Rasanya ia memiliki keluarga baru

Melihat ayah Mina begitu ahli memainkan gitar, seorang pekerja wanita yang suaranya begitu merdu, dan Mina yang duduk dengan anggun bercakap dengan ibunya entah persoalan apa

Itu semua serasa new normal bagi Chaeyoung. Membuat senyumnya tak pernah luntur sedari tadi

"chaeyoung bisa main gitar nggak??" tanya ayah Mina. Nadanya saja sudah dingin

"gaterlalu bisa pak, cuma dikit-dikit" jawab Chaeyoung jujur

"masa anak seni gabisa" balas ayah Mina

Chaeyoung kehabisan kata-kata. Ini selalu ia jumpai ketika bertemu orang baru. Dipikir kuliah di seni maka ia bisa melakukan segalanya. Menari, menyanyi, bermain alat musik? tentu tidak esmeralda

"sini ah! kasih lagu buat mina, saya tantang kamu seberapa cintanya sama anak saya" ayah Mina berkata sambil menyodorkan gitar

Chaeyoung tersipu malu, benar-benar malu. Karena semua orang di sana tertawa

Ia menerima gitar. Kemudian duduk di samping Mina, memposisikan diri senyaman mungkin

Ia memutar bola matanya mencari lagu apa yang bisa ia mainkan selain Bento dan Kemesraan

"ekhemm..."

Jrengg

"Seribu wanita
Yang pernah singgah
Hanya datang dan pergi
Dan tak ada hati
Kau pun datang
Ada yang berbeda

Mengapa begini
Apa yang terjadi
Tak pernah sebelumnya
Tak pernah ku duga

Ku akui ku main hati
Ku tak bisa
Untuk memungkiri
Ku main hati

Bersamamu ku rasakan
Yang tak pernah kurasakan Sebelumnya
Pencarianku berakhir
Karna ku tlah temukan
Dirimu......hahaha" Chaeyoung tertawa dengan persembahannya sendiri membuat yang lain juga ikut tertawa, kecuali Mina yang menatap dengan mata berkaca-kaca


Suara Chaeyoung memang tidak terlalu merdu, tapi setidaknya ia bisa mengontrol nada suaranya agar tidak fals

Tapi yang membuat Mina berkaca-kaca bukanlah nyanyian Chaeyoung, tapi cara Chaeyoung menanggapi orang-orang di sana

--

Di saat yang lain sudah beristirahat. Mina dan Chaeyoung masih duduk di halaman belakang menikmati malam

Chaeyoung mendekap Mina erat, lalu mencium rambut Mina, pipi, telinga, dan leher

Mina hanya memejamkan matanya rapat-rapat. Kemudian mengangkat wajah Chaeyoung untuk mencium bibirnya

Memagut lembut, dibawah cahaya bulan purnama, seperti ciuman sebelumnya, dan tentu saja dengan jantung yang berdetak cepat

Mereka boleh menentukan kriteria pendamping seperti apapun, tapi mereka tidak tahu apa yang mereka butuhkan

Lupakan kalimat 'berbeda dengan Jeongyeon, berbeda dengan Sana, tak seperti Jeongyeon, atau tak seperti Sana'

Hanya ada mereka dan diri mereka seutuhnya, Chaeyoung dan Mina

Chaeyoung menggenggam erat tangan Mina ketika ciuman mereka terlepas

Mereka saling merebut hati satu sama lain. Tentu saja ini sudah menjadi kehendak semesta. Jadi mereka sangat mensyukurinya

Tidak ada yang bisa menjelaskan bagaimana perasaan keduanya saat ini karena mereka masing-masing dituntut untuk lebih matang. Dari segi pikiran dan perbuatan.

Dan yang membuat berdebar hati mereka saat ini adalah, bagaimana mereka menyadari bahwa roman mereka sudah berbeda. Hanya dengan hanya saling menggenggam tangan, tanpa bicara, mereka sudah tahu dari tatapan, bahwa mereka saling membutuhkan dan menguatkan

This is the real END!

terima kasih yg sudah menikmati slice of life michaeng. sesuai deskripsi ini adalah perjalanan kedekatan mina dan ceye, jadi proses selanjutnya saya ndak tahu gimana hehe

Silahkan beri pendapat kalian, aku maksa bodo amat!

karna saya gabisa nulis ya cuma gitu2 aja, nulis karena punya penyakit memory jangka pendek alias pikun

dan ganyangka ada yg baca, tpi kok semakin bikin insexcure, gatau deh. orang2 blasteran jawa korea, eh saya blasteran insecurity sama overthinking

dan apakah saya harus buat michaeng yg katanya karam? ato buat yg lain? ato gausahlah..

tapi kemungkinan tetep absurd si, tempatnya sesuai khayalan saye, gabisa saya nyebut tempat asli wkwkw

LAH MALAH BACOT! TAU AH.. DAH...

🌹🌹🌹🌹

Thank You Betta (MiChaeng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang