2

16 10 1
                                    

#Fanna POV

Beneran tidak ada gadis sepantaranku, aku mengedarkan pandangan sekali lagi dan tetap mendapati wanita paruh baya, dan wanita dewasa berusia 21 keatas. Tidak ada gadis remaja sepantaranku sama sekali, sepertinya aku pendaftar yang paling muda berusia 17 tahun.

Disini kami dikumpulkan, tidak seperti yang aku pikirkan sebelumnya. Kukira kita akan dikumpulkan di istana untuk melakukan seleksi ini. Ternyata aku dan puluhan wanita lainnya diarahkan ke sebuah tempat terbuka beberapa ratus meter dari istana, disini didirikan beberepa tenda seperti kamp kamp pengungsian mungkin digunakan untuk tidur kami nanti malam. Semuanya itu tidak menjadi masalah untukku saat ini, yang jadi masalah saat ini adalah bagaimana aku berinteraksi ? Mungkin itu terdengar konyol, namun itu sangat sulit untuk kulakukan. Ayolah.. aku hanya ingin mempunyai teman bicara saat ini. Aku melihat sekeliling, semuanya mempunyai teman bicara mengobrol sepertinya hanya aku yang sendirian disini mengamati sekelilingku dengan tampang plonga plongo.

Dari sekian banyak orang, mataku tertuju pada dua wanita didepanku yang sedang berbincang, kulihat dari bentuk wajahnya, kelihatannya mereka adalah orang yang cukup ramah menurutku.

Aku mencoba mendekati kedua wanita itu secara perlahan siapa tahu aku bisa berkenalan dan ikut nimbrung bersama. Namun langkahku terhenti saat memikirkan kalimat apa yang akan aku ucapkan ? Mengapa perasaan ini selalu datang padaku, apakah hanya aku yang selalu memiliki rasa bimbang saat akan berkenalan? Aku tidak yakin apakah mereka akan menjawabku atau malah cuek saja padaku. Aku selalu berfikir bagaimana kalau mereka akan mendiamiku saja dan meninggalkanku begitu saja saat aku berbicara kepada mereka. Aku juga selalu berfikir kalau aku orang yang tidak asik, tidak pandai bergauk, tidak pandai mencari topik pembicaraan, dan aku terlalu malu dengan orang asing. Tapi diriku terus mendorongku untuk melakukan hal ini, ayolah Fanna kau hanya perlu berjalan kesana menyapa dan berkenalan dengan mereka. Aku menarik nafasku, bodoamat apa persepsi orang lain aku harus percaya diri.

Aku berjalan mendekat dan..
"Permisi... Um.." mereka berdua menatapku menunggu apa kalimat yang akan aku ucapkan. Ayo Fanna sekarang saatnya, carilah kalimat apapun.

"Berapa lama lagi seleksi dimulai ?" bodoh kau Fanna! Pertanyaan apa itu ?! Mereka memangnya yang mengatur acara ini ? Seharusnya kau tanya kepada penyelenggara langsung. Batinku yang terus menyalahkanku.

"Ah.. Kalau itu saya juga kurang tahu" jawab wanita pertama bersurai hitam, aku sedikit lega karena jawabnya tidak membuatku sakit hati.

"Kita juga sedang membicarakan tentang itu, berapa lama lagi kami harus berdiri disini ditengah disengat terik matahari, menyebalkan" timpal wanita bersurai kuning.

"Ayolah, ini hanya matahari pagi" ucap temannya.

"Nak, kau ikut mendaftar ? Atau sekedar menemani orang tuamu ?" tanya wanita berambut hitam kepadaku.

"A-aku ikut mendaftar" jawabanku membuat dua wanita ini menatapku terkejut.

"Sungguh kau ikut mendaftar ? Lihatlah dirimu masih muda sekali, berapa umurmu ?" tanya wanita berambut kuning.

"17 tahun"

"Yaampun, kau sepantaran anakku tua setahun, anakku 16 tahun" wanita bersurai kuning.

"Sungguh ?"

"Iya, apa yang membuatmu ingin menjadi pelayan istana ?" tanyanya lagi.

"Umm.. aku hanya ingin mencari pekerjaan dan iseng iseng aku mendaftar" ucapku asal.

"Kau sungguh anak yang hebat" ucap wanita berambut kuning kepadaku.

"Haha, memang anak remaja suka hal hal yang menantang" ucap wanita berambut hitam.

I Love You King (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang