🐾 Pet 🐾

715 62 68
                                    

⚠WARNING⚠
Harap tidak membaca cerita ini sambil makan, minum, maskeran, atau kegiatan lain yang bisa rusak karena TERTAWA!

****

"Apa maumu?"

"A-aku hanya ingin melunasi sisa hutangku, Tuan Yan An."

Pria jangkung dengan setelan jas hitam yang dipanggil Yan An itu mendecih. Mata tajam beriris legamnya menatap remeh pria dengan mantel usang yang menunduk takut-takut di hadapannya, Yang Hongseok.

(Bayangin aja dia pake baju jelek dengan muka ngenes gitu ya :v)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Bayangin aja dia pake baju jelek dengan muka ngenes gitu ya :v)

"Perlu kuingatkan sisa hutangmu padaku masih tiga ratus juta won. Dapat uang darimana kau? Menjual emas goblin yang kau temukan?" Ujar si jangkung dengan senyum miring andalannya.

Hongseok masih menunduk, tapi tanpa diketahui siapapun ia menarik kedua sudut bibirnya. Ia lalu menarik tali kekang yang sedari tadi ada di genggamannya, yang terikat pada sesuatu, hingga sesuatu itu bergerak lebih dekat padanya.

"Asetku memang sudah habis, semuanya. Tapi aku masih punya dia. Aku harap cukup untuk melunasi sisa hutangku padamu."

Yan An menatap apa yang dibawa Hongseok dengan tali kekangnya. Sekilas ia tampak seperti seorang gadis dengan perawakan mungil dan rambut panjang berwarna cokelat. Wajahnya seperti gadis asia pada umumnya dengan mata agak sipit dan kulit kuning yang halus. Yang membuatnya berbeda adalah telinga yang berada di atas kepalanya yang mirip telinga anjing, juga ekor di bagian belakang tubuhnya. Ya, ia hybrid. Manusia setengah hewan dengan kecerdasan rata-rata seperti manusia. Hanya saja mereka terlalu lemah hingga harus menjadi 'budak' manusia. Bahkan mereka diperjualbelikan layaknya hewan.

"Kau ingin melunasi hutangmu dengan hewan peliharaan tidak berguna yang justru harus kuberi makan?"

"K-kau tidak perlu memeliharanya kalau tidak ingin. Kau bisa langsung menjualnya lagi. D-dia bisa sangat mahal," jawab Hongseok takut-takut.

Yan An lalu melirik seorang wanita dengan pakaian formal serba hitam seperti dirinya yang sedari tadi berdiri di sampingnya.

"Nona Kang, berapa harga hybrid anjing di pasar gelap?"

Wanita bermarga Kang itu tampak mengotak-atik tablet di tangannya sebelum menjawab, "sekitar tiga ratus juta, Tuan."

"Hmmmm tepat seperti jumlah sisa hutangmu. Baiklah, aku terima."

Hongseok mendongak, menatap pria jangkung di hadapannya itu dengan tatapan tidak percaya. Ia tak mengira pria kejam itu mau menerima anak anjing lucu itu sebagai tebusan hutangnya.

"Terimakasih, Tuan," ujar Hongseok sembari membungkuk hormat sembilan puluh derajat.

"Ya ya ya. Sekarang pergilah. Kau juga, Nona Kang, urus tanda terimanya bersamanya."

Setelah itu, kedua orang yang Yan An suruh pergi pun segera keluar dari ruangan. Meninggalkannya bersama seorang hybrid yang masih menunduk takut-takut. Terlebih Yan An hanya menatapnya tajam sembari memutarinya tanpa mengucapkan sepatah katapun selama beberapa menit.

"Aku belum pernah melihat hybrid secara langsung sebelumnya. Ternyata seperti ini," celetuk Yan An tiba-tiba dengan nada suara yang sama sekali tidak terdengar ramah.

Puas men-scan hybrid itu dengan matanya, Yan An mulai menyentuhnya. Pertama telinganya, lalu ia menepuk-nepuk kepalanya, dan menyentuh ekornya. Tidak sampai disitu, Yan An juga menarik ekornya hingga hybrid itu bersuara.

"Wuff!"

"Eoh? Kau menggonggong seperti anak anjing?"

Sang hybrid hanya diam tak menjawab. Yan An lalu mengangkat wajah kecilnya hingga hybrid itu mendongak menatap wajah dingin Yan An. Cukup lama pria itu manatap manik cokelat sang hybrid yang berkaca-kaca, hingga fokusnya teralihkan pada sesuatu yang menggantung di choker yang menempel di leher hybrid itu. Sebuah liontin perak dengan ukiran tulisan latin yang diukir dengan apik. Tangan Yan An pun beralih dari dagu ke liontin itu untuk melihatnya lebih jelas.

Yeo1.

"Ini namamu?" tanya Yan An yang langsung diangguki hybrid itu.

"Bagaimana aku membacanya? Yeo hana?"

Gadis hybrid itu menggeleng.

"Bukan? Kalau begitu.. Yeo yi? Atau Yeo ichi? Yeo ein? Yeo satu?"

Hybrid itu masih menggeleng.

"Ah! Yeoone?"

Kali ini sang hybrid yang ternyata namanya memang Yeoone itu mengangguk. Hampir bersamaan dengan itu, Nona Kang kembali. Wanita itu agak terkejut saat melihat tuannya yang sibuk dengan sang hybrid. Terlalu sibuk hingga tidak menyadari kehadiran salah satu bawahan kepercayaannya itu.

"Ehem!"

Yan An terlonjak kaget. Namun tetap mempertahankan ekspresi datarnya saat menoleh menatap Nona Kang. Ah, mungkin lebih mudah kita sebut nama depannya saja. Kino.

"Sore ini Anda tidak memiliki jadwal lagi, Tuan. Mau langsung saya antar pulang atau ada tempat yang ingin Anda datangi dulu?" tanya Kino kemudian.

"Langsung pulang saja, aku lelah."

"Lalu bagaimana dengannya?" tanya Kino lagi sembari menunjuk Yeoone.

"Oh iya. Bawa ke rumahku juga bersama kita."

Kino sedikit terkejut dengan jawaban itu.

"Di-dibawa ke rumah Anda, Tuan? Anda mau memeliharanya? Anda serius??" tanyanya.

Yan An hanya menjawab dengan dehaman.

"M-maksud saya, apa Anda tidak mau langsung menjualnya saja? Saya sudah menemukan situs jual-beli makhluk langka yang harganya cukup bagus," kata Kino.

"Memelihara seekor anak anjing tidak akan membuatku bangkrut. Sekarang berhentilah bertanya dan siapkan saja mobilnya."

"I-iya Tuan. Maaf."

***

A/n.

Ini percobaan aku bikin cerita semi fantasi :) Semoga ga macet kayak my bat girl :)



I Wuff You [Pentagon GS : YanOne]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang