⚠WARNING⚠
Harap tidak membaca cerita ini sambil makan, minum, maskeran, atau kegiatan lain yang bisa rusak karena TERTAWA!****
"Kecelakaan itu terjadi lima tahun yang lalu. Mobil Tuan Yan An ditabrak mobil yang melaju kencang dari arah berlawanan. Saat itu tidak ada korban yang selamat kecuali Tuan Yan An sendiri. Tapi ia terluka cukup parah dan mengalami trauma psikis yang berat. Saat itu...
*flash back on*
"TIDAK! INI TIDAK MUNGKIN!"
"Yuqi! Bangunlah ini gege di sini! Jangan terlalu cepat menyusul Baba dan Mama!"
"Jane! Bangunlah konyol! Jangan seperti ini! Bagaimana dengan janji kita untuk menikah dan punya tiga belas anak?!"
Yan An yang bahkan lukanya sendiri masih belum kering menangis sembari meraung-raung di hadapan dua jenazah yang sudah siap dikremasi. Kini ia benar-benar sebatang kara.
"Tuan, Anda tidak boleh seperti ini, Anda harus kembali ke ruang perawatan Anda," ujar Kino yang saat itu ada di sana bersamanya.
"Tidak, biarkan saja aku. Kalau kau mau pulang, pulanglah. Aku bisa mengurus diriku sendiri."
"Tapi luka Anda—"
"Kubilang biarkan! Luka ini tidak lebih sakit dari saat aku harus kehilangan mereka! Biar saja kalau tidak sembuh dan aku juga mati!"
"Tuan, saya mengerti Anda masih bersedih tapi—"
"Tidak. Kau tidak akan mengerti, Nona Kang. Kita memang sama-sama sebatang kara, tapi kau masih punya Adachi."
Kino pun terdiam. Tidak ada yang bisa ia lakukan. Benar, ia tidak akan mengerti.
*flash back off*
"Setelah itu apa yang terjadi padanya, Kino?"
Kino menarik napas dalam dan menghembuskannya pelan. Ia bersiap untuk bercerita lebih panjang. Entah kenapa juga ia harus menceritakan semuanya pada hybrid itu.
"Percaya atau tidak, dulunya Tuan Yan An itu orang baik. Ia juga seorang yang ramah, bahkan saat kecil ia mau bermain bersamaku yang saat itu hanya anak dari seorang pelayan. Ia hanya menjalankan bisnis real estate dengan cara biasa untuk mencari uang. Namun, sejak kepergian dua orang tersayangnya itu, ia mulai menjadi 'gila'. Ia selalu merasa semesta tidak adil padanya, yang mengambil orang-orang yang ia sayangi darinya hingga tidak tersisa seorang pun. Maka ia mulai berlaku tidak adil pada orang-orang. Ia mulai sibuk mencari kesenangan baru, menggilas apapun atau siapapun yang menghalangi jalannya, dan menjadi sosok mafia yang ditakuti di semenanjung asia. Ia bahkan tidak segan-segan menghabisi siapapun yang punya masalah dengannya."
Yeoone masih mendengarkan. Meski masih tidak terlalu mengerti, ia bisa mengambil garis besarnya. Dibalik kekejaman seorang Yan An, ia hanyalah seorang pria menyedihkan.
"Lalu, ruangan ini? Apa ia membuatnya untuk mengenang orang-orang itu?" tanya Yeoone sembari mengelus figura foto Jane.
"Tentu saja. Lihat barang-barang yang dipajang di lemari kaca itu. Itu semua barang-barang penuh kenangan Tuan Yan An bersama Nona Yuqi dan Nona Jane."
"Setiap benda pasti punya kenangan ya makanya harus dipajang seperti ini?" tanya Yeoone.
Kino tersenyum sembari menjawab lagi, "Benar. Seperti kotak musik itu, Tuan memberikannya pada Nona Yuqi saat dia tidak mau berhenti menangis karena jatuh dari skuter. Atau boneka wortel itu, aku tidak paham ada cerita apa dibaliknya, tapi aku pernah mendengar Tuan memanggil kekasihnya Carrot, mungkin semacam panggilan sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Wuff You [Pentagon GS : YanOne]
FantasyDemi melunasi sisa hutangnya pada seorang mafia kejam yang semakin hari bunganya semakin banyak, Hongseok pun menyerahkan hybrid peliharaannya. Nasib seperti apa yang akan diterima hybrid malang yang dijual pada mafia itu? . . . Just read :) Note...