▪︎07

220 38 11
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang pojok bawah bagian kiri ya guys!😉

Sorry for typo(s)🥰












Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Setelah selama tiga puluh menit gue tersiksa diam-diam, akhirnya nyokap sadar juga kalau gue gak nyaman ada di ruangan itu.

"Maaf ya sayangg, tadi mamah keasikan soalnya jarang-jarang kumpul begitu." Ucapnya yang hanya gue balas dengan anggukan maklum.

Terus kita ke lantai dimana isinya bayi-bayi kecil yang baru lahir, "iiih ya Allah itu lucu banget, mah~" komentar gue yang di-iyakan nyokap. Gak lama sih disitu soalnya kita ke sana udah mepet jam tutup.

"Menurut kamu gimana kalau bimbingan sama Rendy?" Tadi kita bahas hal random tapi tiba-tiba nyokap bahas beginian bikin gue sedikit males(?)

"Ya gak gimana-gimana, aku males banget mah sama dia."

"Kenapa? Dia baik kok." Mendengar pujian nyokap untuk lelaki itu membuat gue mendecih.

Baik apanya, mulutnya aja kek gapunya akhlak.

"Mamah belum kenal Rendy sih," gumam gue tapi tetep nyokap kedengeran, terus beliau ketawa.

"Yaudah sih, gausah gitu banget dong."
"Di coba aja ya? Gini loh kamu mikir benefitnya aja kalau les pasti bayar kan, nah tapi sama Rendy ini di bantu secara cuma-cuma loh. Dia gimana sama kamu itu pikir nanti-nanti aja." Entah ucapan nyokap gue sedikit membuat gue terpikirkan kembali. Jujur aja sih, gue agak kurang nyaman kalau ikut les karena pastinya nilai gue yang ada malah anjlok dan guenya kadang males gitu.

Gue tipe orang yang lebih suka belajar sendiri dan sesuai mood, kalau ada yang gak bisa baru gue minta ajarin.

Ada yang sama gak?

"Pikir nanti aja deh."


+++



Sorenya ruangan gue dipenuhi oleh para manusia gak tau diri. Siapa lagi kalau bukan Yeni, Lia, Haekal, Felix, Hans, Juno, Hendy, dan Jeno ㅡeits pengecualian dia gak termasuk.

"HAHAHA GILA KALI YA LO?" suara Felix menggelegar, dia gak sadar ya kalau suaranya tuh kek bapak-bapak?

"Lix, suara lo kecilin anjir!" Dan udah kesekian kalinya gue memperingati dia yang tetep di ulangin sama Felix.

Tutor | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang