▪︎09

192 33 3
                                    

Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang pojok bawah bagian kiri ya guys!😉

Sorry for typo(s)🥰

















•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
















Guys, kalian tau gak kenapa Rendy sama Om Chandra kesini?

Soalnya Om Chandra mau nitipin anaknya buat tinggal disini sementara sampai dengan waktu yang tidak di tentukan dengan alasan Tante Wendy mau berobat di Kanada.

Oke, bukan alasan sih tapi emang beneran kok. Tante Wendy butuh peralatan medis yang lebih lengkap ㅡpastinya belum ada di negara ini makannya itu Om Chandra membawa Tante Wendy keluar negeri dengan bantuan dokter yang sudah merawat nyokapnya Rendy selama bertahun-tahun.

"Suwon pol lho, rek. Sorry nek ngerepotno." Ucap Om Chandra entah itu udah berapa kali dan bonyok juga udah jawab dengan balasan yang sama juga do'a untuk kesehatan Tante Wendy yang jelas kita semua aamiin-kan.

(Makasih banyak ya, guys. Maaf kalau ngerepotin.)

"Aku titip Wendy yo!" Dan nyokap udah netesin air mata sejak mendengar penjelasan Om Chandra setelah kelar makan malam tadi.

"Pasti, matur suwun seng akeh yo rek! ㅡRendy, jaga diri baik-baik. Belajar yang rajin dan jangan tinggalkan sholat, oke? Ayah sama ibuk gak bakal lama kok." Setelah pamitan sama anaknya dan memeluknya, kali ini beliau ganti menatap gue tak lupa memberi senyuman tulusnya.

(Terima kasih banyak ya guys!)

"Aya, terima kasih ya. Om titip Rendy, kalau dia sedih tolong ajak main ya? Kamu bisa kan pegang janji om?" Dan gue langsung menerima tanpa pikir panjang. Beliau mengucapkan terima kasih lagi. Sebenci-bencinya gue sama Rendy, gue masih sadar diri sama keadaan.

"Yad," Om Chandra mengeluarkan beberapa lembar dari dompetnya. Bonyok yang melihat itu langsung menolak karena mengerti maksud sahabatnya itu mau ngapain.

"Terima aja, Yad. Anggep buat ongkos ajak main mas Rendy ya?" Setelah meminta ijin bonyok yang diangguki pasrah oleh mereka, akhirnya Jiyad menerima dengan ragu-ragu tak lupa mengucapkan terima kasih.

Gue mengamati Rendy yang berada di sebelah Om Chandra, wajahnya sedikit murung tapi itu gak mengurangi kadar ketampanannya.

IYA NIH GUE JUJUR AJA DAH KALO DIA CAKEP.

Skip, gak penting.

"Wes-wes ojok sedih ngene talah. Ngkok lak kon iso nelpon Wendy, tapi ojok nangis yo? Ngkok de'e dadi sedih dan jarene gak apik gae kesehatan e. Iso kan, Lis?"

(Udah-udah jangan sedih gini. Nanti kan lo bisa telpon Wendy, tapi jangan nangis ya? Nanti dia jadi sedih dan katanya gak bagus buat kesehatannya. Bisa kan, Lis?)

Tutor | Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang