Krist

352 29 0
                                    

Pembawa sial ya? Gue sendiri bahkan gak yakin udah ngomong hal sekeji itu sama orang lain. Kemana Krist dengan akhlak yang baik? Kemana Krist yang manis dan bertutur santun serta penuh hormat ke orang yang lebih tua? Kemana diri gue yang dulu? Bahkan gue sendiri nggak tau siapa yang tadi ngomong ke P'Kong. Gue? Atau jangan jangan alter ego gue? 

Gue terus jalan buat pulang, mata gue emang ke depan, kaki gue emang dengan tegas melangkah, tapi pikiran gue sekarang entah ada dimana. Gue terus jalan tapi langkah orang narik gue ke dunia nyata. Gue ngepalin tangan gue.

Setelah peringatan itu, lo masih berani ngusik hidup gue P'?

Dengan kesal gue balik badan gue. 

Fak!

"Hei, manis. Santai saja, tidak perlu terlalu bersemangat seperti itu, ini masih cukup sore untuk bermain" kata seorang dari tiga pria di hadapan gue. gue nelen ludah kasar. Jujur, gue takut. Gue emang bisa bela diri tapi kalo satu lawan tiga, kayaknya gak adil deh. Ditambah pikiran gue yang kalut, gue kira berantem bukan cara yang bagus. 

Dengan segera gue balik badan dan lari sekuat tenaga.

Shit! Kenapa ngejarnya cepet banget sih.

Gue terus lari sekuat tenaga. Gue masuk ke salah satu lorong gelap.

Semoga ini bisa jadi tempat sembunyi gue.

"Wah..wah. Liat mangsa kita ini cukup tau diri ternyata"

Mata gue membola ngeliat beberapa orang lain yang udah berdiri di bawah lampu remang gang sempit itu. Gue mundur tapi suara nafas berat dan langkah kaki diseret bikin gue menggagalkan rencana gue.

Shit! Gue dikepung dan jumlah mereka.. satu dua tiga.. Lima orang. Fak! Ini namanya penculikan.

"Hei, manis. Kenapa takut begitum padahal tadi kamu tampak sangat bersemangat" katanya salah seorang yang tadi ngejar gue.

"Benarkah? Wah selain manis, ternyata kau binal juga" kata salah satu dari dua orang yang tadi menunggu. Mereka mulai mendekat.

" Bagaimana kalau kami mencobamu. Sepertinya kau sangat enak untuk dinikmati" kata salah satu dari mereka yang sepertinya pimpinan. Mereka semakin dekat.

" Apa mau kalian" kata gue agak teriak.

" Ou...santai manis. Kau tidak perlu tau" ia menarik tanganku " kau hanya perlu menikmatinya" katanya.

Pria yang sepertinya pimpinan itu megang kedua lengan gue. Gue udah  memberontak tapi gak cukup kuat.

"Lepas Bangsat!"

"Siapa yang kau bilang bangsat?" Teriaknya.

" Tentusaja kau!" Balas gue.

BUGH

Gue jatuh gara-gara pukulan keras dia. Pipi gue perih dan kayak gak bisa balik. Shit! Gur gak nangis tapi mata gue berair. Fak!

Dia naik seragam gue. Kancing baju gue mulai mereka buka paksa. Gue nyilangin tangan gue panik sambil terus berontak.

"LEPAS!" Teriak gue.

"DIAM!" Bentak dia. Anjing! Seumur hidup, gue gak pernah dibentak dan dia yang bukan siapa-siapa berani bentak gue. Bangsat!

"LEPASIN GUE BANGSAT! TOLONG! TOLONG!" Gue mulai capek nahan mereka. Gue gak bisa kalo nanganin mereka, gue butuh bantuan.

Let's Making Sin : Somebody Unseen [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang